Saat ini, Sakura tengah memakan camilan yang sempat dibelinya di minimarket tadi. Menikmati suasana malam hari ini. Setelah acara keliling nya, opsi terakhirnya adalah di Taman ini. Tempat dimana dia dulu mengukir kenangan.
Bukan kenangan pahit.
Kenangan indah yang tengah Sakura nostalgia kan bersama sebungkus keripik kentang. Dia bahkan melupakan acara makan malam keluarganya, saking asyiknya bernostalgia.
Taman ini mulai sepi, karena hari semakin larut. Namun tak ada tanda-tanda Sakura akan beranjak dari sana. Mungkin dia akan tidur disana malam ini.
Drrt.
Ponsel Sakura bergetar, membuat empu nya tersadar. Dengan malas dia membuka ponselnya.
Kak Karin is calling...
"Halo kak,"
"Hei bocah laknat, kau dimana? Ini sudah larut! Kau ingin membuat bunda masuk rumah sakit lagi karna kelakuanmu?"
Sakura menghela nafas, suara Karin terdengar emosi. Sakura menjauhkan sedikit ponselnya dari telinga, kala suara Karin cukup memekakkan telinganya.
"Aku segera pulang!" ucap Sakura lalu memutuskan panggilan sepihak. Karna jika diteruskan, telinganya akan panas mendengar omelan Karin yang lurus tak berbelok seperti jalan kenangan itu.
Sakura berdiri akan pulang, jika saja---
Grep.
Seseorang tidak memeluknya dari belakang. Sakura terkejut. Dia berusaha melepaskan diri namun pelukan itu semakin erat.
Orang itu mengendus-endus tengkuk nya, membuat Sakura merinding. Tak hanya itu, pria itu juga menjilat lehernya. Sakura semakin berontak dibuatnya.
"L-leppash!"
"Kau sangat cantik malam ini nona!"
'Apa-apaan pria ini!?!' batin Sakura menjerit mendengar suara yang diyakini pria dari orang asing yang tengah memeluknya itu.
Nafas berat pria itu kian menyapu seluruh tengkuknya. Bau alkohol begitu menyengat dari nafasnya. Tangannya bahkan telah bergerilya ditubuh Sakura, membuat tubuh Sakura ikut berdesir.
"Aw!" jerit Sakura kala pria itu menggigit lehernya.
'Ini orang atau vampire sih?! Main gigit-gigit aja! bilang dulu kan bisa, biar aku gak kaget!' batin Sakura
Tangan pria itu semakin lancang memegang salah satu payudaranya, membuat tubuh Sakura menegang.
"Aku suka aroma mu nona.."
"Ughh--"
Sakura melenguh karna sentuhan pria itu pada tubuhnya, bagaimanapun tak bisa dipungkiri dia merasakan keanehan pada tubuhnya karna ulah pria itu. Sakura yang sudah tak tahan lagi dengan kelakuan pria kurang ajar itu, sontak dia berbalik berniat memberi pelajaran pada pria brengsek yang lancang menyentuhnya.
Deg.
Sakura menatap orang itu kesal. 'Kenapa harus pria ini lagi?!' Pikirnya.
Plakk.
Satu tamparan keras yang cukup kuat dari Sakura tepat mengenai pipi pria itu hingga tubuhnya oleng dan jatuh terjerembab diatas tanah.
"Dasar pria kurang belaian!!" teriak Sakura
Sakura segera pergi meninggalkan pria itu yang kini pingsan di taman sendirian. Sakura tak peduli, karena pikir Sakura pria itu mungkin buronan Rumah Sakit Jiwa yang mempunyai riwayat penyakit kurang belaian.
"Dia pikir aku jalang apa, ck?!!"
Emosi Sakura telah menguasai dirinya. Bahkan Sakura mengendarai mobilnya dengan kebut-kebutan. Dia ingin segera melampiaskan kekesalan nya pada kasurnya.
Sampai dirumahnya, ada Karin yang kini berdiri dengan tatapan tajam terarah padanya.
"Darimana saja kau, bocah tengik?" Karin memandang sengit adiknya itu
Namun tatapan Karin jutru jatuh tertuju pada sesuatu di leher jenjang adiknya yang tampak karna rambutnya digelung asal.
"Aku jalan-jalan kak," jawab Sakura
Karin mendengus, adiknya hari ini pulang larut dengan kissmark tertinggal di leher putihnya. Satu kesimpulan yang terpikir oleh Karin, 'Bertemu Kekasih'.
Sakura terbingung, kenapa kakaknya justru menatapnya dengan senyum aneh seperti itu.
"Ada apa?"
Karin menggeleng, "Tidak, harusnya kau jujur saja jika sehabis melepas rindu Saku. Ah, adik kecilku sudah dewasa!"
Karin melenggang masuk meninggalkan Sakura yang masih kebingungan. Sakura menyusul Karin hendak menanyakan maksud ucapannya tadi, tapi saat akan naik tangga langkahnya terhenti. Sakura melihat pantulan dirinya dicermin pada lemari samping tangga.
Dia kini tahu alasan senyum aneh Karin tadi. Pasti kakaknya itu akan mengira yang tidak-tidak padanya. Segera dia menuju kamarnya, dan membanting pintunya keras.
"Argghh!! Pria itu!!!"
Sakura berteriak melampiaskan kekesalannya. Mungkin saat ini Karin akan salah paham padanya, dan itu semua gara-gara pria itu. Sakura berjanji akan membalas perbuatan pria itu.
"Awas kau,, pria bokong songong!!" teriaknya
Ah, Sakura membenci kepulangannya hari ini. Baru pulang sudah diberi masalah, harusnya dia tinggal selamanya di London.
Berakhirlah malam itu Sakura habiskan dengan membuat kamarnya seperti terkena badai topan. Dan Sakura yang tertidur dilantai tergulung selimut layaknya sebuah kepompong.
Kepompong bersurai pink.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chocolate
FantasíaBerawal dari Kafe Coklat. Pertemuan yang menyebalkan. Bahkan Sakura tak terfikir untuk bertemu dengannya. . . . . "Kau tahu, aku tak menyukai manis.. Tapi berkat bibir sexy mu itu, aku sekarang ingin mencicipi nya lagi.." Sakura benci kalimat yang d...