16.30 pm
Kelopak mata seorang gadis dalam ruangan nuansa pastel itu tengah mengerjab pelan. Tangan nya terulur mengambil ponsel di nakas samping ranjang.
"Ah, sudah sore.."
Sakura menguap. Mengumpulkan segenap nyawanya sebelum beranjak mengguyur tubuh lelahnya yang terasa lengket akibat peluh keringat. Mungkin air hangat akan jadi pilihannya. Bahkan dia berjalan ke arah kamar mandi dengan sempoyongan.
"Aw.." ringisnya kala kakinya tak sengaja tersandung karpet bulu di lantai.
"Ah siapa yang menaruh benda ini disini!"
Sakura masih mendumel hingga--
Duk.
Jidat lebarnya menubruk pintu kamar mandi.
"Huh, sepertinya aku tidak perlu pintu lagi untuk kamar mandi! Merepotkan.."
Hell? Jika tak ada pintu, bagaimana jika ada maling masuk saat kau sedang mandi nona?
Dan benar. Sakura mandi tanpa menutup pintunya. Menggelamkan tubuh telanjangnya dalam busa di bath up. Gila memang.
Kriett.
Pintu kamar Sakura terbuka. Seorang pria memasuki kamar itu, mengedarkan pandangan mencari si pemilik kamar. Saat matanya menatap kamar mandi yang terbuka, sontak wajahnya memerah. Memalingkan wajahnya, pria itu pergi meninggalkan kamar Sakura dan menutupnya pintu kamar Sakura rapat.
Ah, bodoh sekali Sakura.
Sekitar lima belas menit. Usai sudah acara mandi Sakura. Sakura keluar dari kamar mandi tanpa sehelai handuk sama sekali. Lekuk tubuh yang masih terbasahi air menambah kesan sexy untuknya.
"Nanana~ baby i am dancing in the dark~"
Sakura bersenandung ria sambil mengeringkan tubuhnya dengan handuk yang dia ambil di lemarinya.
"Ah, bosan!" keluhnya
"Mungkin jalan-jalan sebentar.."
Sakura bergumam seraya memakai pakaiannya. Setelah dirasa puas dengan penampilannya, dia beranjak mengambil tas nya. Lalu keluar dari kamar menuju ruang utama di lantai bawah.
Di ruang tamu, Sakura mengernyit heran. Namun sedetik kemudian senyum terpatri indah diwajahnya. Langkah Sakura mengendap-endap menghampiri sosok yang tengah membaca buku di sofa yang membelakanginya.
"Gaara!"
Sakura memeluk leher pria itu. Gaara terkejut kemudian dia berbalik menatap sosok makhluk yang tengah memeluk lehernya.
"Saku,,, apa yang kau lakukan?"
Sakura memberengutkan wajahnya mendengar pertanyaan dongkol Gaara. Lalu dia melepas pelukan itu dengan ketus.
"Dasar! Kau tak merindukanku? Ah harusnya aku tak kembali saja!"
Gaara tersenyum tipis, "Yayaya maaf,, aku merindukanmu jika saja kau tak memelukku erat seperti tadi.. Kau tau tenaga mu masih seperti badak dan itu hampir membunuhku,"
"Ah, hehe.."
"Dasar!" Gaara mengacak surai pink Sakura sembari tersenyum simpul.
"Kau rapi sekali, mau kemana?"
"Ah aku ingin jalan-jalan saja, bosan dirumah.."
"Mau ku antar?" tawar Gaara
Sakura menggeleng pelan, "Berikan saja kunci mobilmu, itu sudah cukup!"
Gaara hanya mengangguk, gengsi Sakura masih sama seperti dulu. Tidak berubah.
Gaara mengambilkan kunci mobilnya lalu memberikannya pada Sakura. Sakura menerima kunci itu dan beranjak pergi.
"Saku!"
Sakura berhenti, menoleh kearah belakang pada Gaara yang memanggilnya.
"Hati-hati, dan--
Sakura mengerutkan dahinya saat Gaara memenggal ucapannya.
" Lain kali gunakanlah pintu kamar mandi dengan benar," lanjut Gaara yang langsung memalingkan wajahnya
Sakura tersentak, wajahnya memanas mengetahui maksud ucapan Gaara padanya. "A-ah y-ya," lalu dengan secepat kilat Sakura pergi menghindari rasa malu nya.
"Ah ku tarik ucapanku,, aku membutuhkanmu pintu kamar mandiku tersayang!" ketus Sakura lalu menjalankan lamborgini hitam milik Gaara keluar pekarangan rumah.
Ah, malu nya!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chocolate
FantasíaBerawal dari Kafe Coklat. Pertemuan yang menyebalkan. Bahkan Sakura tak terfikir untuk bertemu dengannya. . . . . "Kau tahu, aku tak menyukai manis.. Tapi berkat bibir sexy mu itu, aku sekarang ingin mencicipi nya lagi.." Sakura benci kalimat yang d...