Author's POV
Faith barus saja bangun dari tidurnya. Beruntung hari ini ia tidak bangun karena terjatuh dari tempat tidurnya seperti biasanya. Faith segera merapikan tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi. Setelah selesai mandi ia memakan sepotong sandwich untuk sarapan paginya. "Faith, seragammu sudah ibu gantung di belakang pintu kamarmu, ayah akan mengantarkanmu ke sekolah barumu" suara ibu Faith terdengar dari belakang dapur. Faith ingat baru seminggu yang lalu ia pindah dari Virginia ke New Jersey. Keluarganya pindah ke New Jersey karena rumahnya dulu bermasalah karena hutang ayah Faith. Akhirnya mereka pindah ke New Jersey dengan rumah yang tidak besar atau bisa dibilang lumayan kecil dengan hanya sedikit perantara didalamnya. Mereka hidup dengan ekonomi yang bisa dibilang sulit.
Faith sudah berada didepan gedung sekolahnya dan masih heran dengan suasana sekolah barunya. Sekolah lamanya sangat berbeda dengan sekolah barunya yang sangat besar. Belum lagi dengan seragam yang sangat formal dan khas yang dimiliki sekolah baru Faith ini. Padahal disekolah lamanya ia tidak diharuskan untuk memakai seragam. Faith melangkah masuk kedalam kelasnya. Kelas 4 yang ada diujung kiri lorong itu sepertinya adalah kelas Faith. "Silahkan masuk, ayo tidak usah malu-malu" suara seorang wanita terdengar dari dalam kelas tsb saat Faith sampai didepan pintu kelas tsb. "Kamu pasti anak baru itu, mari masuk dan perkenalkan dirimu" katanya lagi sambil menggandeng Faith masuk kedalam kelas.
Sudah 6 bulan Faith bersekolah di sekolah barunya. Ia berteman dekat dengan Adam, seorang anak biasa yang sangat suka dengan alam. Faith sedang berpikir dengan apa yang sudah terjadi tadi malam. Nyonya Payton, ibu Faith tiba-tiba jatuh didapur. Ia jatuh dan tergeletak lemas dilantai dengan wajah yang pucat. Faith sangat terkejut dan khawatir, terlebih lagi saat itu ayah Faith belum pulang bekerja. Faith membawa ibunya ke atas tempat tidur ibunya dan menyelimutinya dengan selimut.
Sudah 3 hari ini ibu Faith sakit. Ayah Faith sangat khawatir dengan keadaan istrinya hingga ia sering tidak fokus dalam pekerjaannya. Sejak Nyonya Payton sakit, Tuan Jakko selalu berusaha untuk pulang lebih awal untul mengurus Ny. Payton yang sedang sakit. Tiga bulan sudah ibu Faith terbaring ditempat tidurnya dengan keadaan yang lemah. Karena ibu Faith sakit, Faithlah yang melakukan pekerjaan rumah tangga. Ayahnya yang mengurus ibu Faith dan melakukan kegiatan belanja keperluan sehari-hari. Semakin hari kehidupan keluarga Thrussell semakin sulit.
Pada suatu Sabtu pagi Faith pergi ke sebuah taman. Di perjalanan ia bertabrakan dengan seorang pria dewasa yang tinggi dengan mengenakan jas hitam. "maaf pak, tadi saya tidak melihat anda" ucap Faith meminta maaf. "Benarkah?" suara pria itu terdengar. "ya pak, maafkan saya" jawab Faith. "Tidak usah terlalu formal nak, hmmm, bagaimana kalau kutraktir kau secangkir cokelat dan croissant di café kecil itu?" pria itu tiba-tiba tersenyum kearah Faith. Faith jadi bingung. Bagaimana tidak?, orang yang baru saja ia tabrak langsung mengajaknya sarapan?. Belum lagi Faith hanyalah anak kecil. "Tapi tidak ada ruginya juga menerima tawaran pria ini" pikir Faith.
"Sebaiknya kau meminum cokelat panas itu, cuaca diluar sangat dingin" pria besar itu berkata kepada Faith. Faith hanya menjawab pria itu dengan anggukan kepala dan segera meminum cokelat panas itu sampai habis. "Mimpi" pria itu bergumam. "Maaf Pak, apa kata bapak tadi?". Pria itu hanya menggelengkan kepalanya dengan keras. Setelah itu keadaan menjadi hening. "Berapa umurmu sekarang nak?, apakah umurmu adalah 12 tahun?" Tanya pria itu membuka percakapan. "Bukan Pak, aku berumur 9 tahun saat ini" jawab Faith. "Tapi tubuhmu sebesar anak 12 tahun ya?, eh maafkan saya sebelumnya, nama saya Felix A" ucap pria itu sambil berjabatan tangan dengan Faith. "Tuan Felix, saya", "Saya sudah tahu siapa namamu nak, saya izin pergi" Felix memotong kalimat Faith dan pergi keluar dari café dengan langkah yang cepat. Faith benar-benar bingung dengan perkataan pria tinggi itu. Kejanggalan pertamanya adalah saat ia menyebutkan nama belakangnya, terlihat sangat jelas ia menutupi nama belakangnya kepada Faith. Kemudian yang kedua adalah, pria itu berkata bahwa ia sudah mengetahui nama Faith. Faith mencoba untuk tidak memikirkan kejanggalan pria tersebut karena itu tidak penting bagi Faith. Dalam perjalanannya pulang ke rumahnya sekarang ia hanya ingin memikirkan ibunya yang sedang sakit.
Keadaan Ibu Faith semakin hari semakin parah. Hari ini Faith menemani adiknya Zilqa bermain dengan bonekanya. Sedangkan Jakko, Ayah Faith menunggu Ibu Faith di rumah sakit. Faith memang sering bertengkar dengan Zilqa yang berbeda 4 tahun dengannya. Namun karena keadaan keluarga Faith sedang sulit, Faith berusaha untuk bersikap sabar saat menghadapi adiknya yang mudah menangis.
Waktu liburan sekolah sudah berakhir. Faith kembali masuk ke sekolahnya. Sebenarnya ia tidak suka pergi ke sekolah, walaupun Faith adalah murid yang rajin dan pintar disekolahnya. Temannya hanyalah Adam yang nasibnya sama dengan Faith, yaitu sama-sama tidak memiliki banyak teman. Adam dijauhi temannya karena ia berpenampilan aneh seperti anak yang tidak mengerti fashion. Adam terlihat sangat cupu dengan kacamata besarnya. Setelah pulang sekolah Faith berkunjung ke rumah Adam. Faith sudah terlebih dahulu izin dengan ayahnya. Hari ini Ibu Faith sudah berada dirumah. Ayah Faith dan Zilqa lah yang menemani Ibu Faith yang masih sakit. Baru saja Faith dan Adam membuka pintu rumah Adam, adik adam yang kedua sudah ada didepan pintu sambil mengucapkan ucapan selamat datang. "Jeanne!, kau mengagetkanku tahukah kamu?" Teriak Adam ke arah adiknya Jeanne. Jeanne malah terkikik dan lari naik ke atas tangga. "Richard!, apakah kau menggambar dibuku lagi?" Teriak Adam sambil membuka bukunya yang sudah dicoret-corat dengan krayon. "Kak Adam, kakak tidak boleh memarahi calon seniman terkenal" jawab Richard dari ruang keluarga. Melihat suasana rumah Adam yang ramai Faith menjadi bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi anak kedua dari empat bersaudara.
"Adam, dimana papa?" Tanya seorang laki-laki remaja kepada Adam. "Papa masih di kantor kak" sahut Adam. Kakak Adam segera pergi keluar rumah dengan pakaian olah raganya. "Itu Kakakku, Archie, ia adalah bintang di tim bola basket disekolahnya, umurnya memang 16 tapi perilakunya seperti anak usia 7 tahun" kata Adam sambil melihat ke luar rumah. Saat Faith dan Adam memasuki kamar Adam, mereka dikejutkan dengan Richard yang sedang melukis dirinya sendiri yang sesang memakai kacamata hitam dan tuxedo. "Tidak lagi, apakah kacamata dan baju itu milik papa?" Tanya Adam lemas. Richard mengangguk. Akhirnya Adam meminta Richard pergi dari kamarnya. Adam berjalan dan berhenti tepat didepan kanvas Richard. "Lihatlah ini Faith!, karyanya memang menakjubkan" ucap Adam sambil menunjukkan muka masamnya. "Sangat memukau" sahut Faith yang hanya melihat garis hitam yang berbentuk lingkaran dengan titik-titik putih ditengahnya. "Usia Richard hanya terpaut satu tahun denganku, sedangkan Jeanne 2 tahun lebih muda dariku, dan mereka yang membuat rumah ini berantakan" kata Adam kesal. Faith menemukan buku yang tergeletak dilantai kamar Adam. Adam pun menoleh ke arah Faith dan mempersilahkan Faith membuka buku tersebut. "Archie Reynald Hill 3 Oktober 1990, Adam Antonie Hill 19 September 1997, Richard Simon Hill 27 Maret 1998, Jeanne Bilqist Hill 6 Juli 1999" Faith membaca lembar pertama buku itu dan meletakkannya kembali.
Di ruang tengah rumah Adam, Faith melihat Jeanne sedang bermain dengan temannya yang sepertinya lebih tua darinya. "Nicole, kamu disini, tidakkah kamu lelah berteman dengan Jeanne yang menyebalkan itu" kata Adam ke arah teman Jeanne tersebut. Nicole hanya menggelengkan kepalanya dan kembali bermain dengan Jeanne. Faith mendekati Nicole yang sepertinya wajah Nicole itu tidak asing dengannya. "Siapa nama panjangmu Nicole" tanya Faith. "Nicole Tatum Abbey, memangnya kenapa?" Jawabnya agak kasar. "Nicki?, kau adik dari Samantha Jasmine Abbey bukan?, Nicki ini aku Faith saudara sepupumu!" Teriak Faith kegirangan. "Faith?, oh ya, dari Keluarga Thrussell?, kalau begitu ikut aku sebentar" jawab Nicole sambil menarik lengan Faith dan membawanya ke teras rumah Adam. Faith benar-benar heran dengan sikap Nicole dan membiarkannya menatap tajam ke arah dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Obscurity
Science FictionSebuah kisah tentang seorang anak laki-laki yang dilema karena ia selalu tidak bisa membedakan antara mimpi dan kenyataan. Faith Skylar Alden Thrussell adalah anak tunggal dari Jakko Wilcox Thrussell yang hanya bekerja sebagai pegawai biasa dan Payt...