3

13 5 0
                                    

Razita pun keluar kelas, keadaan disekolah sudah sepi, dia pun melanjutkan perjalanannya.

Waldan pov
Saat gue anter tansy, gue mau tanya sesuatu sama dia.

Skip ▶▶▶
"Makasih ya Kak" ucap Tansy.
"Iya sama-sama, eh Tan, Kakak mau tanya"
"Iya Kak, tanya apa? " Tansy.
"Mau tanya soal Razita" ucap gue gugup.
"Razita?!" kaget Tansy.
"Bisa kan? " tanya gue.
"Bisalah Kak, ya udah ayo masuk dulu Kak. Maaf kalo rumahnya kecil"
"Gak apa-apa kok" ucap gue sambil turun dari motor, dan masuk ke rumahnya Tansy.

*Ruang Tamu*
"Diminum dulu Kak" Tansy.
"Iya, makasih" ucap gue sambil meminumnya.
"Jadi Kak mau tanya apa soal Razita? " Tansy.
"Kamu sama Razita udah lama temenan? " tanya gue.
"Lama kak, udah... 3 tahun" Tansy.
Oh pantes aja Razita ngebela Tansy, dan berani sama Asya. Setahu gue, gak ada yang berani sama Asya.

"Kakak mau tanya apa lagi? " ucap Tansy membuyarkan lamunan gue.
"Ah, emm... Emang sifat Razita dingin ya? " gue.
"Dia emang kayak gitu Kak kalo sama cowok, tapi kalo udah kenal pasti asik" Tansy.
"Oh" ucap gue sambil melihat ke sekeliling rumah Tansy "Dimana orang tuamu? Ini sangat sepi".
"Mereka mungkin keluar" jawab Tansy.
"Oh ya udah, Kak boleh minta nomor kamu gak? " pinta gue.
"Boleh Kak, ini" jawab Tansy sambil memberikan nomornya.
"Makasih ya, Kakak harus pulan. Thanks" ucap gue sambil keluar rumah Tansy.

End pov Waldan

Razita berjalan kearah gerbang, dia menelpon mamah nya.

"Hallo, mah" Razita.
"..." Mamah.
"Iya, aku tunggu" Razita memutuskan sambungan.

Razita menunggu selama 5 menit Papanya sudah datang, Razita pun menaiki motor.
"Katanya rapat osis, tapi kok sebentar? " ucap Papa melajukan motornya.
"Gak jadi" ucap Razita singkat.
"Kenapa? " Papa.
"Gak tahu" Razita.

Razita pov
Akhirnya gue udah ada dirumah, huh... Rasanya cape banget dah, gak biasanya juga gue debat sama Kakak kelas, ngomong-ngomong ini wangi masakan... (Ngendus-ngendus sampe ke dapur).

"Wih, masak apa mah? " tanya gue.
"Masak apa aja, yang penting bisa dimakan" ketus Mamah.
"Semua masakan ya bisa dimakan, mah" ucap gue.
"Udah gak usah banyak ngomong, sekarang kamu cuci piring gih" suruh Mamah.
"Ck, elah mah Rara baru aja dateng sekolah, bukannya disuruh makan atau dimanja-manjain. Ini malah disuruh cuci piring" ucap gue sebel.
"Udah gak usah banyak alasan, sana cuci piring. Lagian kamu tuh udah gede juga, udah kelas 10" Mamah.
"Iya-iya" ucap gue males.

Skip selesai cuci piring ▶▶▶
Gue menghampiri Mamah gue
"Mah, kapan kakak kesini? "
"Gak tahu, udah sana gak usah ganggu Mamah lagi kerja. Katanya laper buruan sana makan" Mamah.
"Iya" ucap gue sebel, tapi setelah mengingat ada makanan gue langsung lari ke dapur.

Jam 15.30
Rasanya gue pengen dance deh, dance apa ya?
Ah gimana kalo Don't Know What To Do Blackpink? Ya udah deh.

Gue pun dance, kira-kira 20 menit. Setelah itu gue mandi.

Jam 19.00
Karena ini malam minggu jadi gue free, gue langsung ke rumah Nenek.
"Ra, ini ada makanan, ma-" ucap Nenek terpotong.
"Makanan apa, Nek? " tanya gue gercep.
"Liat aja" Nenek.
"Wih, martabak... Dari siapa Nek? " antusias gue.
"Dari tante Wily" Nenek.
"Oh" ucap gue lalu langsung serbu deh martabaknya.

Setelah selesai makan gue langsung cek hp gue, ternyata ada beberapa notivikasi yaitu dari grup, Kakak, dan Waldan. Gue terlebih dahulu membuka chat dari Kakak.

Kakak💗

16.00
|P
|Ra

19.25
Paan? |

Gue pun membuka pesan dari Waldan.

Waldan

18.05
|Ra
|P
|P

19.27
Paan ya, kak? |

|Besok ada waktu gak?
(Anjay langsung dibales)

Gak ada emang ada apa kak? |

|Kakak mau ajak kamu lari pagi bisa gak?
(Udah lama juga sih gue gak lari pagi, iya in aja kali ya?)

Bisa kak, jam berapa? |

|Beneran? Kira-kira jam 5

Oke, tapi janjian dimana? |

|Aku ke rumah kamu aja

Eh kak, kan rumah aku jauh. Lagian kan| kalo lari pasti ke jalan raya harusnya aku |aja yang ke rumah kakak|

|Kakak lagi ada di kampung kamu

Ngapain, kak? |

|nginep dirumah paman

Oh, ya udah aku mau tidur|

|oke, good night

____________________________________

Author pov
Skip ▶▶▶
"Razita, itu ada temen" ucap Nenek.
"Aduh Nek ini masih pagi, gak mungkin ada yang nyariin aku jam segini" ucap Razita masih memejamkan matanya.
"Anak ini, katanya dia mau ajak kamu lari" ucap Nenek menarik selimbut yang dipake Razita.
"Lari ya... " ucap Razita masih tidur "lari! Ih Nenek kok gak bangunin Rara" Razita bangun dan berlari kerumahnya.

Razita tidak menyadari bahwa Waldan menatapnya dan tertawa kecil.
"Maaf ya nak Waldan, Rara emang kayak gitu" Mamah Razita.
"Gak apa-apa kok, tante" ucap Waldan.

"Maaf ya kak, jadi siang larinya" ucap Razita sambil menggaruk tengkuknya, karena malu.
"Gak apa-apa, ayo katanya lari" Waldan.

Waldan berlari disamping Razita.

Skip ▶▶▶
*sampai pasar*
"Huh... Cape" ucap Razita.
"Kamu mau minum? " tanya Waldan.
"Ah, iya aku lupa gak bawa uang" Razita.
"Kakak beliin aja" ucap Waldan pergi ke warung.
"Eh" Razita.

"Ini" ucap Waldan sambil menyodorkan air.
"Makasih kak, padahal aku gak minta" ucap Razita langsung meneguk air.

Waldan melihat wajah Razita lalu tersenyum.
"Kamu cantik ya" ucap Waldan.
"Apa kak? " tanya Razita.
"Ah, nggak. Mau lanjut atau pulang? " Waldan.
"Em, langsung pulang aja kak" Razita.

"Ra" Waldan.
"Iya? " Razita menengok ke arah Waldan.
"Aku boleh kan jadi temen kamu? " ucap Waldan berharap.
"Hm... Sejujurnya kak, aku bakalan sulit menganggap teman pada laki-laki. Tapi karena kakak baik, sekarang aku anggap kakak temen" Razita tersenyum "Tapi awas aja kalo kakak suka sama aku" ucap Razita sambil menunjuk ke arah Waldan.
"Kenapa? " Waldan ingin tahu tapi dia juga sedikit sedih.
"Aku... Takut temen aku jadi berkurang" ucap Razita melihat jalanan, terlihat dari wajah Razita sangat sedih.
"Oh baiklah, kakak akan menjadi teman mu" ucap Waldan.
"Kakak berjanji? " tanya Razita sambil memberi jari kelingkingnya.
"Aku berjanji" Waldan pun melakukan hal yang sama dengan Razita (meskipun ini membuatku sedih, tapi aku akan berjanji demi kamu Razita).

Dream💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang