Jam 05.00 am, Razita terbangun dari tidurnya dan pergi ke kamar mandi untuk bersiap pergi ke sekolah.
Skip sampai sekolah ▶▶
Dikelas Razita melihat kedua sahabatnya yaitu, Tansy dan Dea.
"Hallo, kawan-kawan ku... " teiak Razita, orang-orang yang ada di kelas sudah terbiasa dengan teriakan Razita.
"Ish, lo tuh bisa gak sih gak usah tereak-tereak" Tansy."Lo kan tau si Razita gimana" ucap Dea.
(Jadi posisi tempat duduknya tuh, Tansy sama Dea didepan dan dibelakangnya Razita sama Hava).Tapi Razita itu kurang akrab sama Hava, karna si Hava itu orangnya pendiam. Padahal sekolah sudah dimulai 3 bulan yang lalu, Razita gak diem aja kok, Razita sering ngajak Hava ke kantin tapi selalu di tolak.
"Ra, gue mau nanya, " Tansy merubah posisinya menghadap ke belakang.
"Tanya apa? " Razita.
"Kapan sih lo berubah, lo tuh kayak kanak-kanak banget" ucap Tansy.
"Ck, biarin lah. Lo kira lo gak ke kanak-kanak an apa? " Balas Razita sambil memutarkan matanya."Emang gue kekanak-kanak an gitu? Perasaan nggak deh" Tansy
"Itu kata lo" Razita menoyor kepala Tansy.
"Ih, lo ra... " Tansy kesal."Kalian tuh bisa gak sih sehari... Aja gak ribut, giliran ngomongin BTS akur" Dea.
"Iya ya, tan. Gue juga heran sama kita berdua kenapa pas kita ngomongin BTS kita gak berantem, ya? " tanya Razita kepada Tansy.
"Gak tau" Tansy."Oh iya ngomong-ngomong, BTS vakum dulu selama 2 bulan, loh" ucap Razita.
"Masa? " tanya Tansy.
"Bisakah kalian gak ngomongin BTS sehari aja? " ucap Dea."Gak bisa lah" jawab Razita bareng Tansy.
"Kalau gak ngomongin BTS sehari aja, hidup tuh kayak, " ucap Tansy.
"Iya-iya gue udah tau jawaban kalian berdua. Udah, bentar lagi guru dateng" potong Dea.
"Hmmm" Tansy membenarkan posisinya.Hava yang melihat mereka hanya tersenyum, Razita melirik ke arah Hava, Hava pun mengendurkan senyuman-nya dan mengambil bukunya di tas. Razita tersenyum penuh arti mengetahui Hava tersenyum, tadinya Razita ingin menggoda Hava tapi keburu ada guru.
Skip...
Waktunya istirahat ▶▶"Ah... Akhirnya istirahat juga, ayolah kantin cacing di perut gue udah pada manggil nih" ucap Razita.
"Lo mah kebiasaan, Ra. Makanan terus di pikiran lo" Tansy.
"Udahlah gak usah ribut, ayo kantin" ucap Dea sambil menarik tangan Tansy dan meninggalkan Razita.
"Eh, dasar eeq biawak gue di tinggalin, ayo" Razita narik tangan Hava, yang ditarik kaget mau nolak tapi gak enak, yaudah Hava ikut aja.Disaat perjalanan ke kantin banyak orang-orang yang melihat Razita, laki-laki melihatnya dengan tatapan kagum dan wanita dengan tatapan sinis ada pun dengan tatapan kagum.
*kantin*
Seperti biasa Razita menemukan dua sosok kuntilanak (gak ding). Menemukan dua sahabatnya itu di pojokan kantin.
"Heh kok lo berdua ninggalin gue sih? " kesal Razita.
"Habisnya lo kelamaan" jawab Dea sambil memakan makanannya.
"Gue risih banget dah sama orang-orang yang ada di kantin ini, pada merhatiin kita" Tansy.
"Iya sih risih, tapi gak usah ke pedean kali. Mereka tuh liatnya bukan ke kita tapi ke Razita" Dea menoyor kepala Tansy.
"Biasa aja kaleee" Tansy mengelus-elus kepalanya."Gue mah gak peduli yang penting makan, pesenin gih, Tan" suruh Razita.
"Ye... Pesenlah sendiri" sewot Tansy.
"Iya-iya, eh iya gue hampir lupa. Sini Hava" Razita menepuk-nepuk kursi yang di sebelahnya.
"Eh akhirnya ada keajaiban, si Hava bisa diajak ke kantin" teriak Tansy sambil sujud syukur (gak).
"Gak usah lebay kali" Dea.
"Biarin lah" Tansy.
"Eh Ra, cepetan geh pesen keburu masuk" suruh Dea.
"Eh iya.. Ya" Razita ngangguk-ngangguk "Hava lo mau pesen apa gue pesenin tapi gak dibayarin" Razita nyengir kuda."Gue kira bakalan dibayarin" Tansy.
"Gak lah, gue juga bokek" Razita.
"Emang gak apa-apa? " tanya Hava.
"Gak lah, cepetan lo mau pesen apa? " Razita.
"Emm... Samain aja sama Razita" jawab Have.
"Yaudah" balas Razita langsung pergi pesen makanan dan minuman nya.Skip pulang sekolah ▶▶
Semua murid sedang membereskan peralatan belajar mereka dan langsung pergi, tinggal 4 wanita ini.
"Eh, va lo pulang sama siapa? " tanya Razita.
"Naik angkot" jawab Hava.
"Oh... " Razita."Ra, lo dijemput? " Tansy.
"Iya kayak nya, tapi, " Razita menggantungkan perkataannya.
"Tapi apa? " heran Dea.
Ketiga wanita itu melihat ke arah Razita dengan tatapan ingin tahu."Tapi apa, Ra? " kesal Tansy karena belum dijawab.
"Tapi, gue gak punya kuota buat bilang ke papa gue. Hehe" Razita menyengir kuda.
"Ck, dasar gak modal" Tansy.
"Aku kira apaan, " Hava kesal "yaudah, aku duluan ya, takutnya gak ada angkot" Hava pergi."Sekarang lo mau gimana? " tanya Dea.
"Gue pinjem HP lo, Tan. Kan ada nomber mamah gue disitu" Razita.
"Mwehehe... Sebenernya gue juga gak punya kuota" Tansy menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dan dibalas jitakan oleh Razita.
"Yeh gue kira lo ngolok-ngolok gue karna lo punya kuota, taunya sama" Razita.
"Udahlah, mana nomber mamah lo? " Dea.
"Ini nih" Razita sambil menunjukan nombernya."Nih, telpon aja. Tapi jangan kelamaan keburu ada yang jemput nih" Dea.
"Iya-iya" Razita."Hallo, mah" Razita.
"... " Mamah.
"Oh iya,yaudah" Razita menutup teleponnya sambil cemberut."Gimana?" Tansy.
"Katanya gak bisa jemput, katanya naik ojek aja" Razita.
"Gak usah di imut-imutin, orang masih imutan gue" Tansy.
"Haleh" Razita memutarkan bola matanya."Udah, Tan. Lo mau bareng sama gue? " Dea.
"Yaudah, gue ikut. Itung-itung irit ni duit" Tansy.
"Ra, kita duluan ya" Dea.
"Dadah Rara qu... " Tansy lebay.
"Jijiq" Razita.(Tansy dan Dea pun pergi menaiki motor bibinya yang jemput, bayangin aja dempet tiga gak pake helm lagi *oke jangan ditiru*)
5 menit Razita menunggu tukang ojek, tapi gak ada yang lewat, dan tiba-tiba ada motor yang berhenti didepannya. Razita pun melihat ke arah pemilik motor ternyata dia kakak kelas nya Razita, dia juga seorang ketua OSIS yaitu Waldan.
Razita hanya menatap waldan dengan tatapan datar."Butuh tumpangan? " tanya Waldan sambil membuka kaca helm nya.
"Gak usah, kak" jawab Razita dengan senyuman terpaksa.
"Gak apa-apa" ajak Waldan.*Razita pov*
Ni orang maksa banget dah, udah dibilangin gak mau. Tapi irit duit, terima aja lah.
*End pov Razita *"Ya udah kak, aku ikut" Razita.
"Naik gih" suruh Waldan.
"Iya" Razita.
Selama diperjalanan Gak ada obrolan.Skip sampai ▶▶
"Makasih ya kak atas tumpangan nya" Razita.
"Iya sama-sama, eh besok ada kumpulan osis. Kamu ikutan kan? " tanya Waldan.
"Oh iya kak, jam berapa? " Razita.
"Habis pulang sekolah aja, yaudah kakak pulang ya! " Waldan.
"Eh kak gak mau kerumah dulu gitu? " tanya Razita *tolak-tolak gue mohon* (dalam hati Razita).
"Ah gak usah, lagian ini udah kesorean" Waldan.
"Oh iya, sekali lagi makasih ya kak" Razita *syukurlah*.
"Iya, yaudah, dah" Waldan pergi.
"Dah" Razita melambaikan tangan nya.*Razita pov*
Males banget sama tu orang, udahlah gue pengen istirahat sambil dengerinlagu BTS.
*End pov Razita*____________________________________
Jangan lupa vote & coment💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream💕
FanficHallo, guys! Aku bikin cerita lagi, yang menceritakan seorang gadis yang sangat menyukai BTS. Kalau ada yang sama ceritanya, aku gak tau. Tapi ini berdasarkan yang aku buat sendiri, bukan meng-copy dari orang lain. Pokoknya baca ya, jangan lupa v...