8

21 3 0
                                    

Jangan lupa untuk vote & coment...
Ayo lah...
Da baik...
Makasih kalau sudah vote... Hatur nuhun pisan💞

______________

Keadaan meja kantin yang di tempati tujuh murid sangat lah ribut ulah Tansy, Dea, Raka, dan Resky. Yang mengundang tawa teman-teman nya.

"Ekhem... Kita gak mau jadi kambing congek ya" sindir Tansy kepada Hava dan Jiwa.
Yang disindir malah cengengesan. Berbeda dengan Razita dan Waldan, interaksi keduanya sangat berbeda.

"Ini lagi, dua orang. Diem mulu gak kayak biasanya" protes Tansy.

"Gak papa. Gak mood aja" ucap Razita bohong. Sebenarnya dia gugup untuk berinteraksi dengan Waldan, hal yang samapun di alami Waldan.

Tiba-tiba hp Razita bergetar, saat Razita melihat layar nama mamah nya lah yang tertera.
"Hallo mah. Ada apa? Tumben nelpon"
"... "
"Oh iya udah Razita pulang sekarang"

Waldan yang sedari tadi melihat gerak gerik Razita, mulai bertanya karena penasaran.

"Ada apa Ra? " Waldan.
"Aku harus pulang" ucap Razita sambil berdiri tergesa-gesa.

"Kalau gitu kakak antar, jam segini ojek belum ada. Sekalian dimintain surat izin" tawar Waldan.
"Ya udah."

"Kamu tunggu aja di parkiran" ucap Waldan hanya dijawab anggukan saja oleh Razita. Tanpa bicara lagi Razita langsung berjalan setengah lari ke kelas.

"Woy Ra lo mau kemana?! " teriak Tansy. Karena tidak ada sautan ia pun melihat ke arah Waldan.

"Nanti saja jelasinnya, gue juga mau anter dulu Razita" pamit Waldan.

"Lah, Razita sama kak Waldan kemana Tan? " tanya Hava.

"Kemana aja lo tadi? Baru nanya sekarang. Makanya inget di dunia itu banyak orang. Lo malah ngerasa dunia hanya ada lo sama kak Jiwa" jawab Tansy kesal.

"De, Razita kemana? " tanya Hava kepada Dea. Rasa keponya menjalar di tubuhnya.

"Gak tau, gue denger sih dia mau pulang" jelas Dea.

"Iya udah, yu Va ke kelas. Kakak anter" ucap Jiwa sambil merangkul bahu Hava. Hava hanya mengangguk dengan pipi yang memerah.

"Masih gue liatin" sinis Tansy.

"Eh... Ayo kita bareng" ajak Hava.

"Gak usah. Gue gak mau jadi kambing congek" ucap Tansy.

"Gak usah jadi kambing congek. Kan ada abang Raka yang ganteng ini" ucap Raka.

"Ih amit-amit gue sama lo. Lo kan buaya berkepala monyet" ucap Tansy membuat teman-teman nya tertawa, berbeda dengan Raka yang memasang muka asem.

***

Razita hanya sibuk dengan hp nya, tidak menghiraukan sekitarnya. Dia hanya malas melihat interaksi mamah dan kakak nya. Razita kira kakak nya sakit parah ternyata kakak nya hanya demam biasa. Mamah nya saja yang terlalu berlebihan sampai mereka berdua pergi ke luar kota.

"Mah Razita mau keluar ah, mau jajan" ucap Razita.

"Iya udah ini uang nya" ucap mamah nya sambil memberikan uang.

"Ini udah malem Ra. Emang gak takut? " tanya Icha.

"Gak" singkat Razita.

Setelah membeli roti bakar. Razita berjalan ke arah taman yang masih rame malam ini. Ia duduk dibangku yang masih kosong. Ia melihat orang-orang yang berlalu lalang sambil memakan rotinya.

Dream💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang