6. Bukit Sekolah

179 23 0
                                    

"Mau bawa bekal? Di sekolah kan ada kantin bukannya?" Tanya nenek saat Ara sibuk mengepak makanan di dapur setelah pagi membantu pekerjaan rumah.

"Mau makan di bukit, Nek. Malas di kantin ramai sekali." Balas Ara. 

Ara dengan sumringah berangkat ke sekokah hari itu berniat ingin bertemu dengan teman barunya, Choi Soobin.

Bangun pagi hari sekali membuat Ara tertidur di kelas selama pelajaran. Kepalanya yang penuh dengan Choi Soobin membuatnya memimpikan tentang sang wira di tidurnya yang singkat membuatnya tak kuasa tersenyum dalam tidur sambil sesekali memonyongkan bibirnya.

Ia bermimpi Soobin mengenakan pakaian tuxedo serba putih mengenakan kuda putih di belakang bukit. Ara mengejar Soobin dengan gaun putihnya tak lama kuda tersebut pergi ke langit dengan asap-asap rainbow. Hal yang konyol dan tidak masuk akal karena hanya sebuah mimpi, namun membuat Ara sedikit bahagia.

Tak lama sesuatu masuk ke hidung Ara. Ternyata Yeonjun dan kawan-kawan menjahili Ara dengan memasukan tisu yang digulung kecil masuk ke lubang hidung Ara saat Ara tertidur. Ara sontak bangun dari tidurnya kesal.

"WOY!" Teriak Ara kesal diiringi tawa teman-temannya.

"Kau mimpiin hal mesum ya? Daritadi senyum-senyum terus." Ucap Yeonjun.

"Enak saja kalau ngomong!" Ara menepuk pantat Yeonjun dengan penggaris. 

"Ayo makan. Sudah jam istirahat." Ajak Taehyun menarik pergelangan Ara yang duduk.

"Nope! Aku sudah ada janji." Ara melepas tarikan dari Taehyun dan membawa tas isi bekal makanannya.

Ia bergegas jalan menuju ke atas bukit dan hendak makan siang di atas sana. 

Ia mencari kesana kemari sesorang yang dicarinya, tidak lain adalah Choi Soobin lelaki yang ditemuinya kemarin. 

Lelaki yang dicarinya sedang duduk di ujung bukit sambil mengamati seekor kelinci yang sedang memakan sayur. Ia menggambar setiap hal yang dilihatnya diatas sketchbook dengan hanya menggunakan pensil.

Setiap guratan dari pensil ia buat dengan teliti dengan memerhatikan setiap detail. Situasi yang amat tenang tanpa suara selain gemerisik angin. Ara semakin penasaran melihat betapa tenangnya lelaki itu dalam menggambar. 

Perlahan ia menghampiri punggung Soobin dan mengamati gambarnya dari belakang.

Bagus sekali. Gambarannya benar-benar artistik dan melebihi ekspektasi Ara. Detail namun tetap memiliki ciri khas. Selama beberapa detik Ara hanya memerhatikan punggung Soobin tanpa sang wira menyadari.

Gemas. Ara mengejutkan Soobin dari belakang.

"Hei!" Ara menepuk punggung Soobin membuat lelaki itu berbalik. Ara bertemu mata coklat soobin berwarna kokoa yang hangat seperti mata anjing kecil. 

"Apa?" Balas Soobin tetap tenang. 

"Makan bareng yuk!" Ucap Ara duduk di sebelah Soobin. 

Soobin mengernyitkan dahinya. Masih memandang Ara.

"Kenapa?" Tanya Ara yang bingung dengan pandangan Soobin.

"Kamu siapa?" Tanyanya lagi. Membuat Ara sedikit tersedak.

"Kau bercanda ya?" Ara tertawa kecil sambil memukul punggung Soobin pelan. "Aku yang kemarin di sini lho! Yang jatuh, lalu kau mengantarkanku pulang."

"Tidak aku hanya di sini." Balas Soobin lagi bingung.

"Ayo lah. Bercandaanmu itu tidak lucu. Aku harus ulang kah kejadian konyol saat aku jatuh kemarin?" Ucal Ara tidak percaya. Setelah itu ia terus mengingatkan sang wira tentang kejadian kemarin.

"Berhentilah." Ucap Soobin kesal memotong Ara yang masih menjelaskan. 

"Berhentilah memaksaku untuk mengingat-ingat hal yang bahkan tidak aku kerjakan." Intonasi Soobin semakin tinggi dan ia bangkit dari duduknya sambil membawa sketchbooknya pergi meninggalkan Ara.

Ara tidak memercayai yang baru saja ia lihat.

"Wah benar-benar. Dia benar-benar melihatku sebagai orang asing. Apa aku ini transparan ya?" 

Remember me? || Choi Soobin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang