Amour

Chapter 1 - Siapa Dia?

Rintik  hujan masih terdengar samar-samar di telinga seorang gadis yang masih terlelap. Hawa dingin di pagi hari mulai menjalar ke tubuh mungilnya, cahaya matahari yang sudah muncul mulai masuk melalui celah gorden yang terbuka sedikit.

KRING!!!...

Bunyi jam weker yang terdengar nyaring membuat gadis itu mengerjapkan matanya, gadis itu mulai menggeliat dan membuka matanya perlahan untuk menyesuaikan cahaya saat ini.
Dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, gadis itu beranjak duduk di ranjangnya, ia menoleh kesamping nakas tuk melihat jam wekernya.

07.00 WIB...

Apa? Jam 07.00 WIB? Bagaimana dia bisa bangun kesiangan? Apalagi ini hari pertama dia masuk sekolah setelah MOS selesai. Bisa gawat kalo dia telat nanti. Ah, bahkan saat ini dia sudah terlambat...

Dengan cepat gadis itu segera masuk ke dalam kamar mandinya untuk melakukan rutinitasnya. Bukan Mandi, tidak Ada waktu untuk mandi saat ini, dia hanya menggosok gigi dan cuci muka saja, lalu memakai seragamnya dengan cepat, tak memperdulikan penampilannya yang masih acak-acak kan. Gadis itu segera keluar dari kamarnya dan turun kebawah untuk pergi ke sekolah.

Baru menginjakkan kakinya di tangga paling bawah, seseorang telah memanggilnya.
"Alicia! Sarapan dulu."

"Nggak ada waktu ma, Aku udah telat,"  kata Alicia yang sedang duduk di sofa untuk memakai sepatu.

Mamanya menghapiri gadis itu, dan membelai rambutnya dengan kasih sayang. "Nanti kamu sakit sayang. Sarapan sebentar yuk," ajak mamanya lagi.
"Aku bakal baik-baik aja Ma, mama tenang aja ya, ucap gadis itu.  "Alicia berangkat dulu ya ma, assalamualaikum," lanjutnya.
"Waalaikumsalam... Hati-hati ya sayang."
"Iya," jawab Alicia, kemudian ia meminta supirnya untuk mengantarnya ke sekolah.

"Pak, ke SMA Bakti Praja. Tolong ngebut dikit ya Pak, udah telat soalnya," pinta Alicia kepada supirnya. Gadis itu kemudian masuk ke dalam mobil.
"Iya non."

Kemudian mobil itu melaju ke arah jalan raya, dan berkumpul dengan mobil lainnya.

°×°

SMA BAKTI PRAJA...

Jam menunjukkan pukul delapan lebih empat puluh lima menit, dan Alicia baru sampai di sekolah, entah hukuman apa yang akan dia dapatkan nanti. Alicia turun dari mobil, dan mengucapkan terima kasih kepada supirnya.

Sial! Sepertinya nasib baik sedang tidak berpihak dengan Alicia, gerbang sekolahnya telah ditutup, gimana dia bisa masuk nanti? Alicia menengok ke pos satpam, sudah lengkap pula nasib sialnya hari ini. Sudah telat, gerbang ditutup, dan satpam sekolah sedang tidak ada di tempatnya.

"Gimana caranya masuk?" gumam Alicia menatap gerbang sekolahnya yang menjulang tinggi.
"Manjat? Tapi kan aku bawa rok, tapi kalo nggak manjat mau lewat mana lagi?" Alicia semakin bingung, jalan satu-satunya saat ini adalah memanjat pagar.

Sekali lagi gadis itu melihat jam yang melingkar di tangannya. Sudah tidak ada banyak waktu, Alicia harus memutuskan sekarang juga, memanjat pagar atau tidak sama sekali? Kemudian ia memutuskan untuk memanjat pagar.

Baru menginjakkan kaki kanannya di pagar, ia dikagetkan dengan suara seseorang dari belakang.
"Lo mau ngapain?!"

Jantung Alicia seakan berhenti berdetak, dia membelalakkan matanya saat mendengar suara laki-laki dari belakangnya.
"Lo punya telinga apa nggak?!"

Lagi-lagi Alicia dikagetkan dengan suara bentakan dari belakangnya.  Gadis itu memberanikan diri untuk berbalik badan, Alicia berbalik badan.

Dia menatap laki-laki yang ada didepannya dengan takut. Yang ada didepan Alicia sekarang adalah seorang cowok yang memakai seragam resmi OSIS,  Alicia berfikir mungkin itu adalah kakak kelasnya.
"A... Aku... Emm... Itu kak---" Alicia kebingungan harus menjawab apa, belum selesai dia mengatakan alasannya. Ucapannya tadi dipotong oleh laki-laki itu.
"Ngomong yang jelas! Lo telat?!"  Alicia menelan salivanya dengan susah payah saat mendengar bentakan kakak kelasnya itu. Gadis itu lalu mengangguk pasrah.