Bunyi klakson terdengar saling menyahut di sepanjang jalan raya, solah-olah mereka mengatakan merekalah orang yang paling sibuk, sehingga harus melajukan kendaraan mereka dengan cepat.
Lampu lalulintas yang sudah berwarna merah melanya, membuat pengendara harus berhenti. Tak jarang pula ditemui beberapa orang yang menerobos lampu merah begitu saja. Tetapi, tidak dengan lelaki yang satu ini, walaupun penampilannya yang urak-urakan seperti anak brandal yang akan melanggar semua aturan yang ada.
Tangannya bergerak untuk membuka kaca helem dan terlihat tatapan teduh yang terpancar darinya, alis tebal hingga akhirnya menungkik kebawah, hidungn yang mancung, rahang kokoh dan kulit putih.
Hari ini, Ia memakai celana jeans panjang, tetapi terdapat robek-robek dari lutut kebahawah, kaus hitam oblong dan dilapis dengan kemeja kotak berwarna hitam dan merah. Baju kemejanya sengaja tak Ia kancing, dan tas hitam yang Ia sandang di pundaknya.
Bunyi nontifikasi pertanda ada yang mengirimkan pesan untuknya, dengan malas Ia merogoh saku celana dan mengambil benda persegi pipih. Tertera bahwa Akmal yang mengirimkan pesan.
Aditt
|Akmal, lu udah sampai dimana?
|Dosen uda masukMasi di jalan|
|Cepetan! Lu, harus presentasi
Otw|
|Yaelah
|motor luh butut amat😂Ngomong sekali lagi|
gua tampol, luh||Idihhh😕
|Skiplah
|Baperan🙄Akmal hannya melihat pesan itu tanpa sedikitpun berniat untuk membalasnya, ia memasukkan handphone kedalam saku celana.
Aku gk tahu ini prolog apa bukan wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Halaqah Cinta
Teen Fiction"Aku mau kita putus!" teriak Karla dengan wajah keras. "Emang kapan kita jadian?" Akmal bertanya dengan begitu santai. "Eh ...." Karla melotot. "Bukannya waktu itu ...." "Gue cuman jadiin lo bahan taruhan! Baperan amat." tegas Akmal diselingi tawaan.