Kalo bosen bacanya, skip aja
...
Kenalin, namaku Putri. Aku berasal dari ujung Pulau Sumatra, yaitu Lampung. Aku baru saja memasuki dunia perkuliahan di tahun ini. Tahun 2020 dengan segala suka dukanya, Alhamdulillah Allah masih memberikanku kesempatan untuk bisa berkuliah di salah satu universitas terbaik di Indonesia.
***
Ketika masa kanak-kanak, aku ingin segera dewasa. Aku melihat orang dewasa di televisi dan di lingkungan sekitarku, sepertinya enak ya jadi orang dewasa. Dan sekarang inilah aku, apa yang dulu aku inginkan sudah terkabul.
Saat masih kecil, jika aku ditanya oleh orang lain ingin menjadi apa cita-citanya, aku selalu bilang "putri mau jadi dokter". Dan cita-cita itu masih tertanam dalam diriku sampai akhir kelas 11 SMA. Tetapi, ketika sudah kelas 12, aku bertanya keoada orang tuaku apakah boleh mengambil kedokteran, mereka berkata"jangan, dokter udah banyak. Bapak sama ibu juga belom tentu sanggup biayain kamu sampai lulus klo ngambil kedokteran. Biayanya juga gak kecil loh." Begitulah jawaban mereka. Ya sudahlah aku mengikutin saja kata mereka. Aku tidak jadi mengambil FK.
***
Malam itu, ada tamu datang. Teman bapakku + promosi asuransi. Dengan gaya bahasanya untuk menarik konsumen produknya, beliau berkata yang intinya bapakku itu kan mempunya peternakan, sayang jika suatu saat tidak ada yang meneruskan, padahal sudah lumayan berkembang. Lalu, resiko apa yang mungkin terjadi, seperti sewaktu waktu bangkrut atau kecelakaan lain (Na'udzubillah jangan sampai), walaupun semua orang pasti tidak menginginkannya. Aku tahu itu hanya promosi produk mereka, asuransi. Namun, dari situ aku juga berpikir, benar juga ya, kalau tidak ada yang melanjutkan bagaimana, dan kapan pun resiko itu biasa datang. Nah dari situ akhirnya aku memutuskan ingin berkuliah tentang bisnis manajemen atau kewirausahaan. Kenapa bukan peternakan? Tidak tahu juga ya, aku sudah lupa.
Disini aku sadar kalau aku akan linjur (lintas jurusan) karena aku ipa dan jurusan itu adanya d ips. Sebenernya bisa IPA, tapi d IPB. Dan aku pengennya ke UGM. Karena UGM Universitas impianku sejak SMP. Jadi, sejak saat itu aku memutuskan untuk linjur.
***
Ketika mulai tahun ajaran baru, aku mulai membeli buku SBMPTN SOSHUM dan belajar mandiri karena aku tidak mengikuti bimbingan belajar intensif untuk SBMPTN hanya menggunakan platform bimbel online. Aku tidak mengikuti bimbel offline karena awalnya ada sedikit miss-comunication dengan keluarga.
Lalu, aku disuruh bimbel offline ketika semester dua. Aku mencari tempat bimbel di sekitar sekolahku bersama seorang temanku dan akhirnya mendapatkan tempat yang cocok dengan harga yang cocok juga. Dan mulai mengikuti bimbel disitu dengan pertemuan tiga kali seminggu.
banyak manfaat sih, dari un dihapus, utbk mundur plus gaada materi tka cuma tps. Yaa seneng banget sih. Tapi dirumah aku tambah males gak sesemangat kaya di asrama. Dan akhirnya hari tes utbk, aku mengerjakan soal- soal utbk yang jujur itu beda jauh dari utbk tahun lalu, aku ngerasa gak bisa bangey, aku ngeblok lah disitu. Dan pas keluar Temen-temen ku pada bilang kalo soalnya itu mudah, disitu aku udah kecewa sih, udahlah gimana hasilnya terserah yang diatas. Akhirnya pas pengumuman sbm tiba, muncullah kata kata "tetap semangat dan jangan menyerah" well aku ditolak sbm. Disitu aku udah daftar jalur mandiri, cuma 1 sebenernya mandiri yang aku Daftarin, yaitu ugm (univ impianku dari dulu). Sebenernya disitu pikiranku yaudahlah mau diterima apa enggak aku udah pasrah sama yang diatas (mungkin karena aku udah ada cadangan juga sebenernya, dan udah lumayan nyaman disana sama temennya) jadi yaudah pasrah.
Dan pengumuman jalur mandiri tiba itu awalnya bilang jam 10 malem. Aku udah nungguin sampe jam 10, ternyata pengumuman diundur jadi jam 12. Akhirnya aku tinggal tidur deh.
Pas tidur aku tengah malam tu kebangun, sekitar setengah 2an. Aku coba buka webnya Alhamdulillah lancar. Dan aku liat pengumumannya, hasilnyaaa "selamat anda diterima di universitas gadjah mada jurusan S- 1 ilmu dan industri peternakan". Ya Allah itu aku seneng banget gak bohong. Aku pengen nangis malem-malem itu, aku kabarin ke ortu, ke Temen-temenku jam 2 malem itu. Terus aku gak bisa tidur jadi aku mutusin buat solat malem terus masih gak bisa tidur sampe sahur (waktu itu puasa Muharom kalo gak salah). Dan aku sahur, abis sahur baru bisa tidur lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Putri
Ngẫu nhiênCurahan hati seorang putri. Ini bisa disebut diari atau buku harianku.