Kisah ini bermula dari aku memasuki Sekolah Menengah Atas. Tempat yang sangat berbeda dari SMP ku dulu. Alasanku masuk ke sekolah ini karena "katanya" ini sekolah favorit, islami, dan kebanyakan alumninya lolos PTN favorit. Tapi kenyataannya, ekspetasi memang tak seindah realita. Sekolah ini memang favorit, dan terlihat islami dimata orang luar yang tak tau dalamnya.
Di awal masuk sekolah, masih biasa-biasa saja, seperti sekolah pada umumnya. Perkenalan, MPLS, tapi ada juga pesantren kilat. Namun, lama kelamaan, saat ulangan harian tiba, mulai lah terlihat bagaimana aslinya. Mereka mendapatkan bocoran soal dari kelas lain, dan mengerjakannya sebelum ulangan tiba. Alhasil, mereka bisa mengerjakan soal dengan lancar. Rata rata yang seperti itu adalah mereka yang SMP nya di satu yayasan yang sama dengan SMA ini. Namun, bagi kami yang berbeda SMP , hal ini terasa asing dan tidak mengikuti cara ini. Namun, mungkin karena mereka iri dengan "mereka yang nilainya bagus hasil curang", mereka mulai mengikuti cara curang itu juga. Saat ulangan semester tiba, mereka mendapatkan kunci jawaban ataupun soal entah darimana. Yang jelas itu membuat nilai mereka bagus.
Terkadang aku heran dengan mereka yang otaknya memang pandai. Kenapa mereka tetap menggunakan cara curang itu. Padahal jika dipikir-pikir, walaupun mereka tidak menggunakannya, nilai mereka tetap besar. Entahlah aku tak tau jalan pikiran mereka.
Pelajarannya, "Jangan menilai sesuatu dari luarnya saja, kamu harus meneliti lebih jauh didalamnya seperti apa."

KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Putri
RandomCurahan hati seorang putri. Ini bisa disebut diari atau buku harianku.