Hujan.
Sekali lagi ia torehkan pandangannya pada selasar rumah bergaya tradisional itu. Titik-titik hujan masihlah betah turun menemaninya menyesap larutan keruh hangat kesukaannya. Jemarinya menelusuri permukaan cangkir, ia bosan menunggu.
Sebenarnya pemuda itu sudah tahu, gadis itu tak akan datang. Tak akan pernah datang tepatnya. Sudah tak terhitung berapa kali ia menghela napas, berharap menuntaskan segara rindu yang menyesakkan di rongga dadanya.
Gelisah, ia kembali meraih cangkir di hadapannya, menandaskan isinya dalam satu kali tegukan.
Sebuah gelengan dilayangkannya kali ini ia benar-benar menyerah.
Ia sengaja menyimpan hujan di sudut kenangan, berharap kelak dihadapan gadis itu, akan ditunjukannya seperti apa seharusnya rindu itu digerimiskan.
YOU ARE READING
Perihal Rasa✓
FanfictionAksaramu dan sang Bulan soal rasa. (Random. Kinda plotless)