Berulang kali Taeil berusaha memejamkan mata.
Namun hasilnya selalu gagal, kelopak matanya tak kunjung menutup.
Setiap kali hendak terbuai ke alam mimpi, pemuda itu selalu teringat kenangannya bersama gadisnya yang kini telah pergi.
Tidak.
Dia tidak pernah menyesali pertemuan dan cerita indahnya bersama yang tercinta.
Ia hanya bertanya dalam hati, kapan Tuhan membalas setumpuk doanya? Doanya selama ini hanya satu.
Meminta gadisnya untuk mampir di mimpinya.
Apakah balasan doanya itu terlalu sulit untuk dikabulkan?
YOU ARE READING
Perihal Rasa✓
FanfictionAksaramu dan sang Bulan soal rasa. (Random. Kinda plotless)