Sore

210 8 1
                                    

Angin musim gugur berhembus sore itu. Menghembuskan hawa dingin pertanda musim gugur kan berganti salju. 

Gadis berkaca mata itu merapatkan mantelnya, berharap ada di rumahnya sekarang untuk menghangatkan diri depan perapian ditemani kopi favoritnya. 

Kedua kaki yang berbalut buts beludru itu menyusuri trotoar, berjalan menuju stasiun. 

Sebisa mungkin ia ingin cepat sampai ke kediamannya lalu tidur sepanjang musim dingin layaknya hibernasi lantas memimpikan dia dalam perjalanan sunyinya; setidaknya membantu membekukan puing-puing rindu dihati yang dipungutinya satu-persatu lantas disatukannya lagi tiap-tiap kepingan itu menjadi potret masa lalu. 

Di mana ia berjanji pada pemuda itu untuk tak lagi kembali ke hadapannya. 

Perihal Rasa✓Where stories live. Discover now