Entah apa yang merasuki kedua putri kembar keluarg Mahardika. Mereka sibuk berkemas dan berbedah rumah. Rencana apa yang sedang mereka buat, tidak ada yang tahu termasuk pembuat cerita ini karna isi kepala anak-anak Bapak Reza sangat diluar nalar jadi wajar saja terkadang penulis pun ikut pusing menulis cerita ini.
Setibanya pulang dari kantor Bapak Reza biasanya sambut dengan senyuman hangat dan antusias ketiga putri cantik nan jelita pun harus menelan pil pahit. Berasa tidak seperti biasanya hanya ada kesunyian yang terasa kental menyelimuti suasana rumah mereka.
Mencoba melirik kearah sang putri kembar. Bapak Reza mahardika agak heran karena tidak melihat Kunea .biasanya sibungsu akan berlari dan mengikuti setiap langkah sang Bapak setibanya dirumah. Si manja Kunea akan menekori sang bapak bagaikan bayangan. Jadi tidak heran apa bila Bapak Reza agak bingung dengan situasi rumah yang lain seperti biasa.
Mencoba mengabaikan dengan perasaan kesal Bapak Reza memasuki kamar dan beristirahat sejenak.
Sesampainya dikamar, bukannya beristirahat bapak Reza malah dipenuhin dengan spekulasi yang berputar mengenai siatuasi yang aneh tersebut.
Apa yang sedang mereka rencanakan.
Bagaikan mantra sebuah pernyataan yang selalu terlontar diotak pintar sang bapak duda tersebut.
Ingin rasanya Bapak Reza mahardika menanyakan prihal yang terjadi, akan tetapi merasa hanya akan membuang waktu karena Bapak Reza paham betul tabiat putri cantiknya sehingga ia pun menahan hasrat yang menggebu-gebu tersebut dan hanya melihat sebagai penonton baik
Bapak Reza Mahardika pun keluar kamar setelah selesai berganti pakaian santai. Dengan kaos dan celana boxer andalannya Bapak Reza mengarah ke dapur mengambil air putih dingin yang berada didalam kulksa dan meneguknya sampai habis.
Bapak Reza sempat melirik sikembar sambil melangkahkan kakinya ke rungan tengah. Ia menduduki sopa tersebut dan menyalakan televisi
Berpura-pura asik dengan tanyangan yang sedang ditampilkan dan tidak terpengaruh dengan kesibukkan yang dibuat oleh kedua putri kembarnya.Tapi tak bertahan lama Bapak Reza pun terusik dengan tingkah yang memancing tanya. Tingkah sikembar yang aneh dan si bungsu nan manja yang tak menampakkan diri.
Sudah cukup.
Bapak Reza Mahardika lelah bermain kucing-kucingan dengan anak-anaknya.
Ia menyerah dan akhirnya menyuarakan rasa penasaran yang sempat tertahan.
Beranjak dari duduk santainya Bapak Reza Mahardika menghentikan langkah si sulung.
Mendongkak dagu sambil mengangkat pingang Bapak Reza Mahardika bagaikan batarion yang sedang mengeksekusi tahanannya.
Sebenarnya Bapak Duda tersebut hanya ingin meminta penjelasan prihal semua ini.
Sisulung yang terlihat terburu-buru mencoba mengabaikan tingkah sang ayah yang hanya menghalangi pergerakkannya. Mengacuhkan Bapak tercinta Manea berlalu bergitu saja.
Terpaku.
Bapak Reza sungguh tak bisa berkata apa-apa!
"Selamat malam," sapaan halus mengkagetkan si Bapak Duda dari lamunannya.
"Siapa gerangan yang memiliki suara indah tersebut," pikir hati sang Bapak duda. Melangkahkan kaki menuju pintu depan melihat si empunya suara indah.
Tampak Manea sedang mengobrol dengan sosok tersebut. Bapak Reza ingin sekali melihat sosok tersebut tapi pandangannya terhalang oleh si sulung.
Sambil menghela nafas, Bapak Reza mencoba mengabaikan sosok yang sempat mencuri perhatiannya.
Ketika akan melangkahkan kakinya kekamar, Bapak Reza mahardika dihalangin oleh sosok Lenea. Tiba tiba saja si tengah Lenea mengapit manja ke arah sang ayah dan mengarahkan Bapak tercinta keruang tamu.
Alangkah kaget Bapak Reza ketika melihat hidangan lengkap tertata rapi di meja makan mereka. Apakah ada acara spesial atau ada salah satu dianggota keluarga mereka yang sedang merayakan sesuatu. Berbagai spekulasi memenuhi isi kepala pintar sang bapak duda. Asik dengan pikirannya membuat Bapak Reza mahardika sedikit melamun.
"Ayo Pak duduk, tak malu dengan tamu kita" suara Manea menyadarkan Bapak duda tersebut dari lamunannya.
Saat akan duduk Bapak Reza terpaku. Sungguh ia terpukau.
Cantik.
Sosok itu
Sosok yang baru ia liat.
Dan
Sedang bercengrama dengan Lenea.
Siapakah dia? Apakah dia malaikat? Mengapa ia bisa ada diantara anak-anaknya.
Sungguh hari ini sang Bapak duda dibuat pusing dengan berbagai kejadian ganjil yang menghampirinya.
Sepertinya ia harus memeriksa kesehatan. Karna kejadian-kejadian tersebut bisa saja menganggu kesehatannya. Terlebih suara merdu oleh sosok baru tersebut hanya akan membuat penyakitnya tuanya menjadi lebih dekat.
Bayangkan saja. Detak jantungnya tak berhenti berkomandan dan malah semakin kencang ketika melihat dan mendengar suara indah itu.
Ingatkan sang Bapak duda untuk memerika jantungnya, mungkin saja ia sekarang lagi terkena penyakit jantung dadakan.
Suasana makan pun terjadi dengan suasana canggung. Sungguh Bapak Reza mahardika merasa grogi.
What! Grogi, Sang idola kompleks merasa canggung hanya dengan sosok yang terlihat akrab dengan si kembar.
Ada apa ini!
Ingin rasanya Bapak duda berteriak dan menyeruarakan isi hati.
Sungguh semua ini menganggu konsenteasinya.Sambil terus sekali-kali melirik sosok tersebut Bapak Reza mahardika berpura-pura tenang.
Akhirnya makan malam yang menegangkan tersebut dapat terselesaikan dengan hikmat.
"Terimah kasih atas undangan makan malamnya," ucap sosok baru tersebut dan ia pun pamit untuk pulang.
"Ayo liatinnya biasa aja," ujar Lenea ketika melihat melihat sang Bapak duda masih saja terpesona dengan sosok tersebut.
"Aaa... Paan sih," Bapak Reza tergagap. Ia bagaikan maling kebakaran jengot.
"Itu Pak liurnya sampai netes," Gurau Manea.
Otomatis sang bapak duda reflek membersihkan mulutnya.
"Hahahahahahah," gelak tawa sikembar memenuhi kediaman Mahardika.
Tanpa banyak pembelaan Bapak Reza mahardika pun berlalu meninggalkan sikembar dengan muka yang merah padam.
Tbc~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Kucing
De Todo"Original Character" Sebuah keluarga Aneh penuh dengan rumput rindang serta para tetangga yang unik. Dipenuhi berbagai drama dan hiru ara karakter lucu setiap cast didalamnya. Semoga terhibur dengan story khusus ini.