daughter

1.1K 246 7
                                    

"Momo, mukamu terlihat pucat. Ada sesuatu yang mengganggu?"

Yaoyorozu Momo tersentak dari lamunan. Sang kakak yang kelahirannya hanya berbeda beberapa bulan tiba-tiba sudah muncul di depan wajahnya.

"Tidak apa-apa. Aku hanya memiliki hari buruk sejak siang."

Sang kakak, [Name], meraih tangan adiknya. Seberkas cahaya hijau berpendar hangat.

"Bagaimana? Harimu menjadi lebih baik?"

Momo tersenyum lebar. "Ya!"

.

Usia tiga belas tahun.

[Name] telat sampai di rumah karena ada kerja kelompok. Sore ini dia tidak memikirkan nilai yang akan didapat dari tugas tersebut. [Name] hanya ingin segera sampai di depan manor, melihat sebuah mobil sebagai tanda-tanda orangtuanya pulang, dan menyentuh tangan mereka.

"Otou-sama ... Okaa-sama ... Aku punya sesuatu untuk ditunjukkan~"

[Name] sampai di ruang tengah.

"Sudah pulang, Nak? Untuk sebentar, bisa ke kamar dulu? Kami sedang mendiskusikan quirk Momo."

"Okaa-sama, [Name]-nee ingin meunjukkan sesuatu yang sudah ia persiapkan sejak lama," bujuk Momo.

Namun Ayahanda tersenyum, "[Name] bisa menunggu, Sayang. Pembicaraan quirk saat ini sangat penting."

Itu hanya salah satu contoh dari tahun-tahun sejak Yaoyorozu Momo mendapatkan quirk-nya. Bakat Momo terlalu jauh jika dibandingkan dengan [Name].

.

"Otou-sama, aku memiliki permintaan untuk tinggal sendiri."

Sejak saat itu [Name] tidak pernah menggunakan uang dari keluarga, kecuali untuk finansial sekolah.

Momo berlari mengerjar.

"Ini pilihanku, Momo," [Name] memegang pundak adiknya, "Mulai sekarang, kalau ada yang bertanya atau sedang memperkenalkan diri, bilang; Yaoyorozu Momo adalah anak tunggal."

Selain Momo, secara internal tidak ada bedanya hidup sendiri di apartment kecil dengan hidup di manor. Paling cara bertahan hidup yang berubah drastis.

[Name] menjadi sangat irit, tapi tidak lupa tentang gizi makanan. Pertama-tama ia melamar kerja paruh waktu di kafe Atlanta. Butuh satu bulan untuk membuat [Name] terbiasa. Ketika menatap tangannya dan berpikir sejenak, ia melamar ke rumah sakit.

.

Sore ini [Name] datang dan berharap kegundahannya sirna dengan melayani para pelanggan.

"[Name]-chan, bisa antarkan ini ke alamat berikut?"

Di depan manajer [Name] melirik Inso. Mengapa tidak dia?

"Ah ... Pembeli ini request untuk diantar oleh karyawan bernama Yaoyorozu [Name]."

"Maaf?"

Sang manajer menyeringai, "Wah, ada apa nih?" Bahu [Name] ditepuk, "Setelah transaksi, ingat, pacarannya setelah kerja."

Apa yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi membuat [Name] jengkel.

.

Kirishima sudah menunggu di depan pintu masuk UA. Tersenyum lebar, bagus, tidak ada orang lain.

"Dengan Kirishima Eijiro?"

"Wah, Mbak, masa sudah lupa? Kan kemarin baru ketemu."

[Name] merasakan perempatan di pelipisnya.

"Iya, Mas, formalitas saja."

Kirishima tertawa. [Name] ingin menyelesaikan ini secepatnya sebelum orang di depannya ini membawanya ke topik yang tidak ingin ia bahas.

"Mbak, bisa minta waktunya sebentar?"

"Maaf Mas, saya masih ada pekerjaan—"

"[NAME]-NEE!!!"

Pemilik dari suara itu datang dan menghambur memeluk [Name]. Mereka hampir jatuh ke trotoar.

"Momo…?"

"Jangan menghindar terus, Baka!"

[Name] merasakan matanya panas.

"Bahasamu, Momo...."

Kirishima di belakang mereka, beserta beberapa teman yang lain, ikut dalam suasana haru.

tbc.

𝐢𝐧𝐝𝐞𝐩𝐞𝐧𝐝𝐞𝐧𝐭 𝐝𝐚𝐮𝐠𝐡𝐭𝐞𝐫 ↯ kirishima eijiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang