"Apakah senja akan secepat ini berlalu?" tanya Nadya dalam hati.
Nadya duduk menikmati senja di pinggir pantai. Disaat semua orang bersenda gurau dengan teman, sahabat, keluarga. Namun berbeda dengannya, Gadis berumur 17 tahun itu seakan menikmati kesendiriannya. Dengan memandang hamparan laut dan awan dengan jingganya.
Ketika senjanya sudah hilang, Ia baru beranjak dari duduknya. Ia mengayuh sepedanya menuju tempat ia tinggal.
"Assalamualaikum..." Kata Nadya saat memasuki garasi rumah nya.
"Walaikumsalam, Anak Gadis taunya main saja tiap hari." Kata Riri, ibu Nadya.
Hanya hela nafas yang bisa Nadya lakukuan. Ia berjalan menaiki tangga tanpa ingin menjawab perkataan dari ibunya. Hanya Cacian dan Umpatan yang selalu Nadya terima saat ia berada di rumah.
Nadya masuk ke kamar dan mengambil handuk biru yang tergantung disamping lemari, lalu ia masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri.
Langit mulai menghitam menandakan akan turun hujan, Nadya memandang langit dengan pikiran yang terus dipenuhi akan kasih sayang yang tidak pernah ia rasakan lagi. Bahkan ia hampir lupa kapan Ibunya membelai rambutnya.
Nadya ingin sekali orang tuanya menganggapnya ada, tanpa ada Cacian dan Umpatan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Teen FictionCerita yang menggambarkan kehidupan seorang gadis remaja. Dia tinggal dengan kedua orang tua dan satu adik laki-lakinya. Akan tetapi ia masih merasa hampa dan sendiri, seakan tidak dianggap ada oleh orang terdekatnya.