1.0

18 1 0
                                    

Denting jam seolah melambat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Denting jam seolah melambat. Mata sayu itu tak henti menatap keluar jendela. Berharap ada seseorang yang mengajak dia pergi dari rumah bak istana yang sekarang dia tinggali. Menyelamatkan dia dari neraka.

Kesepian, seperti tak bisa dia lepaskan dari hidupnya yang makin tersiksa.

Dia ingin pulang.

Dia rindu panti asuhan tempat ia dibesarkan.
























"Tau Yeji gak?"

"Kenapa emangnya? Cewek itu kenapa?"

"Yeji itu makhluk menjijikkan. Dia simpenan sugar daddy. Jangan sampe ketipu muka manisnya"

"Hey! Dia di sini bodoh"

"Biar aja, biar telinga busuknya itu dengar kenyataan kalo dia simpanan sugar daddy"

Eunji yang kebetulan mendengar gosip teman sekelasnya langsung mencari-cari sosok yang baru saja mereka bicarakan.

Oh, itu.

Hwang Yeji. Gadis yang benar-benar tangguh di mata Eunji. Tak jarang dia digosipkan ke sana ke mari. Dan sedihnya, Eunji selalu dengar tentang reputasi Yeji yang super buruk.

Dengan sedikit mempercepat langkah, Eunji menghampiri Yeji. Gadis yang selama ini ingin ia rangkul. Ingin ia selamatkan dari berita yang mungkin saja dibuat-buat.

"Halo, Yeji"

Yang dipanggil mendongak. Dia menatap Eunji bingung.

"Apa aku kenal kamu?" suara Yeji lirih, hampir tak di dengar lalat sekalipun.

"Eum, kita baru omong-omongan hari ini. Apa pagi ini menyenangkan? Boleh gak aku nanti gabung sama kamu di kantin?"

Yeji menoleh ke sekitar. Murid-murid berbisik melihat dia berbicara dengan orang asing yang baru dia temui hari ini. Yeji kembali menunduk, "Apa kamu sadar kalo kita dilihat orang banyak? Aku takut kamu jadi kayak aku"

Eunji terkejut mendengar jawaban Yeji yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan Eunji tadi.

"Han Eunji!"

Eunji terkejut. Teriakan 7 oktaf milik adiknya berhasil membuat seluruh pasang mata yang tadi terfokus pada Eunji beralih ke si pembuat onar, Han Jisung. Dan jangan lupakan bagaimana gerombolan geng adiknya berjalan memenuhi koridor hanya untuk menemui Eunji.

"Jangan ngeliat kakakku sinis gitu. Apa kalian mau ku buat babak belur di gudang sekolah?!"

Lagi-lagi teriakan Jisung menggema ke sekitar. Eunji hanya memutar bola mata malas melihat perlakuan adiknya yang berlebihan. Berbeda dengan Yeji yang makin menundukkan kepala sampai Eunji tak tega.

"Maafin adikku yang berlebihan" tangannya mengusap pundak Yeji. Eunji kembali terkejut karna yang di dapat hanyalah tulang.

Yeji perlahan mendongak. Dia menatap Eunji dengan berkaca-kaca, orang asing di depannya terasa sangat tulus.

Di saat orang lain mencemooh, Eunji malah datang dengan senyuman yang mana bisa Yeji lupakan. Eunji juga tak merasa risih ketika orang-orang melihat Eunji dan mulai berbisik. Dia tidak peduli omong kosong yang selama ini menjadikan Yeji makin tertekan.

Yeji kagum.

Akhirnya ada seseorang yang mau menolong.























Hyunjin membolak-balikkan badannya. Tidur siang kali ini tak senikmat biasanya. Matanya masih jernih. Tak ada acara menguap semacam beberapa jam yang lalu.

"Dasar boncel! Kembaliin stick ps nya!"

"Gak mau. Nanti aku dikacangin lagi"

"Salah sendiri ngapain sih ke sini? Udah tau aku mau ps an sama temen-temen"

"Sung, kasih aja. Siapa tau kakakmu lebih jago dari kamu"

"Kak Woo, plis deh. Si boncel ini gak mungkin bisa main fifa. Dia kalo di rumah mainnya harvest moon"

Mata Hyunjin memutar malas. Di sini terlalu ramai semenjak Eunji bergabung dengan geng mereka. Tubuh jangkung itu memutuskan untuk ke dapur, menyiram kerongkongannya yang begitu kering.

"Hyun"

Entah bagaimana tiba-tiba Eunji ada di depannya. Hyunjin yang selesai minum langsung memasang senyum tipis. Meskipun Eunji membuat keramaian di basecamp gengnya, dia tak punya alasan untuk bersikap ketus kepada gadis yang setahun lebih tua darinya. Apalagi senyum Eunji yang tulus itu.

"Iya, kenapa kak?"

"Apa kamu gak merasa aneh sama Yeji?"

"Yeji siapa?" tentu Hyunjin tidak pura-pura lupa. Dia memang tak mengerti Yeji siapa yang dimaksud Eunji.

Eunji menyodorkan sebuah foto.

"Ini Hwang Yeji. Seangkatan sama kamu, Jisung pernah satu kelas sama dia"

Hyunjin mengernyit tak mengerti, "Terus maksud Kak Eunji apa?"

"Aku ngerasa, kalo sebenernya kamu punya saudara kembar. Dan saudara kembarmu itu Yeji"

"Gak lucu" Hyunjin tanpa sadar menggebrak meja pantry. Eunji tidak terkejut sama sekali. Dia sudah memprediksikan jika reaksi Hyunjin akan seperti ini.

"Menurut analisaku, Tuan Hwang mutusin buat naruh Yeji di panti asuhan karena beliau gak suka kalo punya anak cewek. Beliau beranggapan kalo anak cewek itu lemah, gak punya arti apa-apa buat hidup beliau. Dan tanpa sepengetahuan Nyonya Hwang, beliau buang Yeji ke tempat itu"

Meski tak terlihat jelas, Hyunjin sebenarnya sangat terkejut mendengar berita ini. Tubuhnya bergetar saat mengingat bagaimana wajah ayahnya yang tersenyum.

"Aku gak yakin sama analisamu, Kak. Maaf kalo aku gak sopan, tapi kakak gak seharusnya jelek-jelekin ayahku di depan aku sendiri. Aku bisa marah besar loh kalo kakak terus-terusan begini"

Tanpa membuang waktu lagi, Hyunjin meninggalkan Eunji. Berharap kalau apa yang dikatakan Eunji adalah salah besar.

La Nostra StoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang