Punishment

9 1 0
                                    


"Jesiee ibu boleh minta tolong sama kamu?"Tanya bu Mala pada jesie. Jesie mengangguk lalu berdiri menghampiri bu mala.

Bu mala tersenyum lalu memberikkan buku paket yang ada di atas meja. "Tolong bawa ke perpustakaan yah, Makasih sebelumnya"Ujar bu Mala lembut.

"Iya bu tenang aja. Ngga harus ngucapin terima kasih juga bu"Ujar jesie halus. Bu mala mengangguk lalu meninggalkan kelas, karena jam pelajaran sudah berganti.

"Nih buku banyak juga, cara bawanya gimana yak?"Batin jesie. Jesie memutar kepalanya menatap ketiga temannya. Mereka yang menyadari tatapan jesie berpura-pura tidak tahu.

"Aii tangan gue pegel banget. Bu mala doyannya nyuruh nulis, untung ibunya baik"Ucap Naura sengaja di kencangkan dan di angguki mika dan Aileen secara bersamaan.

"Teman laknat"Ucap Jesie.

Seseorang mengambil sebagian buku paket yang di suruh bu mala pada jesie tanpa berkata Apapun. Jesie kembali menatap ketiga temannya yang sekarang tengah menatap lelaki tadi tidak percaya.

"Boleh juga tuh jes"Teriak Aileen.

Jesie menggeleng pelan. Lalu mengambil sebagian buku yang sudah terbilang sedikit. Jesie mengejar teman sekelasnya tadi lalu mensejajarkan langkah mereka. "Lo kenapa bantuin gue?"Tanya jesie.

"Lo ngga mau di bantu?"Tanya Lelaki tersebut dan sudah mengambil ancang-ancang untuk mengembalikan buku-buku itu di tangan jesie.

"Eh, enak aja"Jesie menatap tidak percaya.

Lelaki tersebut menatap datar jesie lalu berjalan kembali. "Bayu!"Panggil jesie saat jarak mereka sudah mulai jauh. "Tungguin napa"Teriak jesie kembali.

"Brisik banget lo"Ucar lelaki itu atau biasa di sapa dengan sebutan Bayu.

"Bayu, ini pertama kali gue dengar lo ngomong semenjak kita masuk loh"Ujar jesie.

Bayu hanya menatap jesie dengan ekor matanya.

"Lo kenapa jarang banget ngobrol sama teman-teman lo?"Tanya jesie.
"Padahal tadi suara lo sexy juga menurut gue"Ujar jesie.

"Bacot banget lo"Ucap Bayu. Lalu membuka pintu perpustakaan tak lupa dengan salamnya karena di dalam pasti ada bu Tika penjaga perpus.

Jesie dan bayu memberikan buku-buku itu pada bu Tika. "Makasih bu"Ucap bayu lalu meninggalkan jesie begitu saja.

Jesie juga bersikap bodoh amat.
"Iya yah. Kenapa gue bisa jadi bawel kayak tadi? Sejak kapan gue bawel sama cowok?"jesie menggeleng kuat lalu bergiding ngeri sendiri dengan sikapnya sekarang.

Jesie keluar dari perpus lalu menuju taman belakang sekolah. Tempat biasa ia jumpai. Jesie menutup mulutnya saat ia melihat asap. "Wahh permainan bagus nih"jesie tersenyum puas dan tak lupa menyalakan ponselnya agar bisa merekam orang itu.

Jesie melebarkan matanya tidak percaya dengan orang yang melakukan hal yang sangat di larang disekolah. Namun kekagetannya itu hilang dan di ganti dengan wajah sumringah seperti mendapat lotre. "Sekarang lo bisa tau siapa gue Kenzo"Batin jesie. Kenzo belum sadar dengan kedatangan jesie mungkim karena terlalu menikmati suasana.

Jesie menyimpan ponselnya ke dalam saku dan berniat mengangetkan Sang ketua Osis. "Wah, gila yah lo"Tariak Jesie sok kaget.

Kenzo membuka matanya dengan perlahan lalu membuang sisa rokok miliknya dengan santai. "Udah selesai ngerekam?"Tanya Kenzo membuat jesie bingung.

"Maksud lo?"

"Siniin hp lo"Ujar Kenzo.

"Enak aja, privasi gue"Jesie menatap sinis kenzo lalu berniat pergi namun tangannya langsung di di tarik oleh kenzo. Jesie yang memang tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya hampir oleng. Kalau bukan kenzo menarik pinggang jesie mungkin sekarang jesie sudah asik selonjoran di rerumputan itu.

MaYnOrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang