Kakiku melangkah di padang gurun yang gersang tanpa adanya tanda-tanda kehidupan. Mataku melirik sekeliling melihat rentan nya tanah yang tampak mengenaskan tanpa air yang menguatkan. Menyedihkan. Itulah nasibku dan keluarga ku sekarang. Terjebak dalam situasi membingungkan dan penyesalan tempo hari yang berujung perpecahan tanpa pertengkaran.
Ketika semua orang mengatakan itu adalah cobaan, mendefinisikan takdir, membiarkan takdir itu berjalan sendiri diatas kertas dengan gelombang samar untuk menguji seberapa kuat garis itu untuk bertahan. Garis itu memiliki kesempatan untuk menciptakan dunia dan membuat semua kagum terhadap nya. Tetapi takdir selalu mempermainkan ku dengan pujian manis yang hanya membuatku mengenal kata mengapa, kenapa dan andai.
Sungguh kata-kata yang memuakkan pikiran ku. Ketika semua kenangan terlihat di langit fajar, biarkan aku membuka keindahan gurun hatiku yang tandus akan kebahagiaan seperti jika ia kembali menjadi rintik hujan kebahagiaan alam semesta. Menjinakkan kegelapan dan permainan bumi dengan aliran cinta. Bermimpi untuk membuka masa depan indah sendirian. Apakah bisa?
Ketika takdir dicatat, dan tak diketahui sebagian besar. Ia datang ke kota dengan suara dari surga dan ia begitu populer dengan pecahan lolipop nya. Ketika semua orang memilih bergunjing tentang mitos, aku memilih menunduk menjauh dari dunia yang baru terbentuk. Mengambil langkah pertama untuk pergi dari mimpi sialan yang sayangnya sangat indah.
Kepalaku mendongak melihat hamparan langit fajar yang terlihat suram, sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Ada apa dengan fajar? Kenapa ia sedih? Apa karena ada yang menangis dikala pagi? Atau pagi kehilangan malamnya? Kehilangan seseorang yang menghampiri nya walaupun harus menghilang. Sungguh baik sekali hati malam yang mau menghampiri pagi walaupun ia harus menghilang.
Berdiri di tengah-tengah gurun pasir yang gersang membuatku sadar. Seperti moonwalk yang membentang dari ketinggian memerintah cakrawala. Mengamati pagi yang yang menjemput siang yang senang telah di perhatikan oleh pagi walaupun nantinya ia akan menyerahkan diri kepada senja dan senja yang akan menemui malam untuk menggantikannya di horizon. Selau seperti itu.
Sangat puitis.
Aku terkekeh pelan menanggapi pemikiran puitis ku yang menurutku menggelikan. Bayangkan saja seorang yang petakilan, kurang ajar, dan tidak tau diri seperti Park Chanyeol berpikir puitis, waww kalian harus bersorak gembira karena aku sedikit normal, tidak seperti biasanya dengan tingkah absurd yang memuakkan.
Saking bahagia nya aku memikirkan nya, aku sampai lupa dengan si kecil yang lebih mengenaskan dibanding diriku. Tentang bagaimana keadaannya? Apakah ia sudah seperti dulu lagi. Sikecil yang lucu dan menggemaskan namun mematikan. Aku tidak pernah bertemu dengan nya. Karena aku selalu pergi ke gurun ini saat pagi buta dan akan kembali saat malam gelap gulita. Bahkan aku tak terlihat saat pemakaman sepupu eomma Yana yaitu imo chaeyoung. Sangat durhaka.
Aku terduduk di batu besar yang selalu aku duduki setiap kesini selama 3 jam. Kalian pasti berpikir apa yang aku lakukan di bawah teriknya matahari, dan di gurun yang gersang dan panas? Aku hanya berdiam diri melihat kelangit yang tampak menertawakan kesedihan ku. Karena aku sendiri pun tak tau kenapa aku sedih! Aneh memang.
Aku menghembuskan nafasku dari mulut ku. Sebenarnya tidak ada yg menarik di gurun ini. Tetapi gurun ini selalu menarik perhatian ku, kemegahan matahari, cahaya bulan psychedelic dan lantunan biola yang selalu mengalun saat tengah malam walau hanya singkat tetapi itu menenangkan. Aku ingin sekali mencari sumber suara itu, berharap menemukan peri gurun yang cantik yang ingin menghibur hatiku.
Hingga saat angin gurun yang menyejukkan berhembus bersamaan dengan kibaran selendang coklat caramel yang indah membelai wajah tampan ku. Aku memang tampan sungguh. Aku memejamkan mataku menikmati harum bunga Chocolate Cosmos yang memikat. Sungguh aroma yang sangat memabukkan. Aku merasakan ada tangan lembut yang berusaha mengambil selendang coklat caramel ini dari wajahku. Ku cekal tangannya dan ku buka mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend Of Vampire 2 [End]
Vampirebaca dulu the legend of vampire 1. wajib ☝☝☝ kisah ini diambil dari sudut pandang lain. sudut pandang dari 2 orang remaja yang mencari identitasnya. Sang matahari yang takut akan gelapnya malam. dan Sang bulan yang takut akan redupnya Siang. dia y...