06. save me

35 2 0
                                    

Kurasa tidak ada yang perlu ku ceritakan tentang kejadian yang ada di sekolah tadi. Karena itu hanya akan membuatku kesal.

Sesampainya di rumah, tidak ada orang sama sekali. Orang-orang sepertinya belum pulang, syukurlah aku bisa bebas. Lebih baik aku makan dulu, baru ke kamar buat istirahat.

Baru satu suapan, terdengar suara mobil mama.

"Tumben mama sudah pulang" batin ku

"Loh, sayang udah pulang, kok makan sendiri. Mau ditemenin" kata seseorang dengan senyum remeh

"Mana ma..ma. tadi itu mob...mobil mama"

"Oh mama kamu? Mama kamu masih di kantor sayang, tadi om yang bawa mobilnya" Katanya sambil mendekati ku

Perlahan dia mulai melepas dasinya. Dia jalan sangat pelan mendekati ku. Sial, tidak ada orang di rumah, tidak akan ada yang menolong ku.

"Mau om temenin gak sayang?"
Katanya sambil membuka kancing kemejanya satu per satu

Sunggu, aku benci situasi ini, aku harus ke kamar dan mengunci pintu tapi bagaimana caranya. Posisi dia dekat dengan tangga, jika aku melewatinya pasti aku tertangkap.

"Lia, om capek nih. Kamu mau pijetin om gak? Nanti om kasih uang jajan."

Sial sial sial, aku terjebak disini. Gimana caranya aku kabur, Tuhan tolong aku.

Saat aku bersiap untuk kabur, dia menangkap ku. DIA MENAGKAP KU. Dia membawaku ke atas, ya aku tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Jangan kalian pikir aku tidak memberontak, seberapa keras aku memberontak semua akan sia-sia. Tenaga ku tidak cukup kuat untum melawannya.

Sesampainya di kamar ku. Dia melepaskan ku. Aku berusaha kabur tapi sia-sia. Dia menarik rambut ku dan menyeret ku ke kasur

"Maaf om kasar sama Lia, kalau Lia nurut sama om, om gak akan lukain Lia ya. Udah jangan nangis sayang" katanya sambil menghapus air mata ku kemudia mencium ku

"Jangan om. Jangan. Lia mohon"

"Om sayang sama Lia, om gak akan sakitin Lia kok. Kita cuma akan bersenang-senang, tapi inget ya Lia. Ini rahasia kita. Kalau ada orang lain yang tau, kami tau akibatnya."

"Mama mama, tolong"

Tok tok tok

"Sstttt, tenang sayang"

Aku terus memberontak. Aku mencoba menendang, mengigit , tapi semua sia-sia. Tenaga ku tidak cukup untuk melawannya.

Aku mencari-cari benda untuk melawannya, dan pandangan ku jatuh pada gelas yang ada di nakas. Aku mencoba meraihnya dan dia melihatku yang ingin mengambil gelas itu.

Tok tok tok

"Lia"

"Itu suara Ardi"

Sebelum dia mengambil gelas itu, aku sudah mendapatkannya. Tapi, dengan cepat dia merebut gelas itu.

Prannkkk

"Lia, lu gpp kan. Lia" panggil Ardi sambil mengedor pintu

"Lia jawab atau gue dobrak"

Brakkk brakk brakk

Ardi benar-benar mendobrak pintu kamar ku.

"Kurang ajar, dasar penganggu"

Brakkk

Pintu terbuka dan Ardi masuk dengan wajah khawatir, kaget dan tak percaya.

Om Ferdi berlari ke arah Ardi dan bersiap untuk menghajarnya. Untungnya Ardi bisa mengelak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang