E : 15

101 13 0
                                    

10-Nights Fun
5:30 p.m.

sixth day

lima perempuan berjalan lemah menuruni anak tangga satu persatu.

langkah mereka terhenti dek tindakan Mimi yang berhenti di depan mereka .

" kenapa mi ? "

" ira , kau tak okey lagi ke ?" Mimi berpaling ke belakang memandang Ira malah Ira hanya mendiamkan diri tanpa jawapan .

" kau berhenti sebab nak tanya benda tu je ke ?" entah mengapa Sarah kelihatan sedikit bengang.

" ah !" sarah merengek kecil apabila lengannya ditampar oleh wawa .

" ira kawan kita , kita kena kisah tentang dia.kau jangan nak pentingkan diri sendiri ." bisik wawa geram pada Sarah yang masih kekal mengusap lengannya.

" kau masih tak boleh terima kenyataan ke yang Ihah da—"

" dah mati ? aku terima semua tu dengan hati terbuka ." jawab Ira dengan nada mendatar . wajahnya yang masih kelihatan muram tidak serupa dengan apa yang diperkatakan.

" dulu kau sendiri yang pesan dekat aku berhenti pan—"

" berhenti pandang yang dah hilang , kau sendiri akan merana . itu yang aku pesan dekat kau kan ?" ira menuruni dua anak tingkat bagi mengurangkan jaraknya dengan mimi .

" itu situasi yang pertama . dalam situasi sekarang aku patut pesan dekat kau , kehilangan seorang kawan seperti hilangnya salah satu warna pelangi. dah tak lengkap , tak bersinar terang macam dulu ." mata Ira dan Mimi bertaut lama . bukan pandangan benci atau dendam tapi pandangan yang dipenuhi kasihan dan simpati .

Ira terus menuruni anak tangga melepasi mimi .

" tapi pelangi takkan muncul tanpa hujan . " langkah ira terhenti .

" salah satu warna pelangi hanya akan hilang untuk seketika . lepas hujan kembali turun dan reda , pelangi yang lengkap akan muncul balik , kan ? " dada Mimi berombak akibat sebak .

" tapi pelangi tu dah tak sama macam yang sebelumnya ." balas ira tanpa menoleh , langkah kembali diatur turun dari tangga .

" sabar weh , dia tertekan tu. hilang tiga kawan sekaligus tambah pulak dia hampir mati . " wawa memegang bahu mimi .

" kesian ira ." siti memandang sayu ke arah Ira.

" bam !" pantas mereka menoleh kebelakang .

figura bertopeng .

" lelaki ni lagi ." mimi mendengus geram .

langkah demi langkah figura itu mendekati mereka .

siti yang disebelungi dengan rasa panik melangkah ke belakang tanpa sedar keberadaan figura yang berdiri di belakangnya .

" arhh !"

pantas Siti menoleh .

" sarah !"

sarah cuba mencapai tangan Mimi malah terlambat untuk beberapa saat . akhirnya , tubuhnya tergolek jatuh hingga ke penghujung tangga .

" dah hilang " bisik Mimi apabila menyedari ketiadaan figura tadi .

ira yang telah turun dari anak tangga terakhir menoleh sebaik mendengar jeritan rakannya . sekujur tubuh terbaring lemah betul betul di depan kakinya .

tiga perempuan berlari menuruni tangga mendapatkan Sarah yang sudah lemah, bahagian kepalanya dipenuhi cecair berwarna merah .

Wawa cuba memeriksa nadi sarah , kemudian berkongsi pandangan dengan rakannya sebelum menggeleng lemah .

" is she died ? " tanya Ira selamba.

" kau jangan kurang ajar sangat !" Mimi mencengkam kolar baju Ira .

"aku dah cakap selagi kita terperangkat dekat sini , nyawa kita terancam ." selamba sahaja Ira bersuara .

" kau memang k—"

" mimi enough ! " mimi meleraikan cengkaman .

" aku yang bunuh dia ." siti melepaskan tangisan di bahu wawa .

" kita masuk berlapan , tapi sekarang kita hanya bersisa empat orang . " mereka saling berkongsi pandangan sayu .

mereka keliru kenapa mereka perlu lihat setiap kematian di depan mata mereka . mereka sebenarnya tak sanggup sebab melihat rakan sendiri terbunuh di depan mata , rasa seperti diri sendiri yang membunuh mereka .

" unfortunately, you killed your own friend ."
-il-

EXITWhere stories live. Discover now