10-Nights Fun
5:30 p.m.sixth day
lima perempuan berjalan lemah menuruni anak tangga satu persatu.
langkah mereka terhenti dek tindakan Mimi yang berhenti di depan mereka .
" kenapa mi ? "
" ira , kau tak okey lagi ke ?" Mimi berpaling ke belakang memandang Ira malah Ira hanya mendiamkan diri tanpa jawapan .
" kau berhenti sebab nak tanya benda tu je ke ?" entah mengapa Sarah kelihatan sedikit bengang.
" ah !" sarah merengek kecil apabila lengannya ditampar oleh wawa .
" ira kawan kita , kita kena kisah tentang dia.kau jangan nak pentingkan diri sendiri ." bisik wawa geram pada Sarah yang masih kekal mengusap lengannya.
" kau masih tak boleh terima kenyataan ke yang Ihah da—"
" dah mati ? aku terima semua tu dengan hati terbuka ." jawab Ira dengan nada mendatar . wajahnya yang masih kelihatan muram tidak serupa dengan apa yang diperkatakan.
" dulu kau sendiri yang pesan dekat aku berhenti pan—"
" berhenti pandang yang dah hilang , kau sendiri akan merana . itu yang aku pesan dekat kau kan ?" ira menuruni dua anak tingkat bagi mengurangkan jaraknya dengan mimi .
" itu situasi yang pertama . dalam situasi sekarang aku patut pesan dekat kau , kehilangan seorang kawan seperti hilangnya salah satu warna pelangi. dah tak lengkap , tak bersinar terang macam dulu ." mata Ira dan Mimi bertaut lama . bukan pandangan benci atau dendam tapi pandangan yang dipenuhi kasihan dan simpati .
Ira terus menuruni anak tangga melepasi mimi .
" tapi pelangi takkan muncul tanpa hujan . " langkah ira terhenti .
" salah satu warna pelangi hanya akan hilang untuk seketika . lepas hujan kembali turun dan reda , pelangi yang lengkap akan muncul balik , kan ? " dada Mimi berombak akibat sebak .
" tapi pelangi tu dah tak sama macam yang sebelumnya ." balas ira tanpa menoleh , langkah kembali diatur turun dari tangga .
" sabar weh , dia tertekan tu. hilang tiga kawan sekaligus tambah pulak dia hampir mati . " wawa memegang bahu mimi .
" kesian ira ." siti memandang sayu ke arah Ira.
" bam !" pantas mereka menoleh kebelakang .
figura bertopeng .
" lelaki ni lagi ." mimi mendengus geram .
langkah demi langkah figura itu mendekati mereka .
siti yang disebelungi dengan rasa panik melangkah ke belakang tanpa sedar keberadaan figura yang berdiri di belakangnya .
" arhh !"
pantas Siti menoleh .
" sarah !"
sarah cuba mencapai tangan Mimi malah terlambat untuk beberapa saat . akhirnya , tubuhnya tergolek jatuh hingga ke penghujung tangga .
" dah hilang " bisik Mimi apabila menyedari ketiadaan figura tadi .
ira yang telah turun dari anak tangga terakhir menoleh sebaik mendengar jeritan rakannya . sekujur tubuh terbaring lemah betul betul di depan kakinya .
tiga perempuan berlari menuruni tangga mendapatkan Sarah yang sudah lemah, bahagian kepalanya dipenuhi cecair berwarna merah .
Wawa cuba memeriksa nadi sarah , kemudian berkongsi pandangan dengan rakannya sebelum menggeleng lemah .
" is she died ? " tanya Ira selamba.
" kau jangan kurang ajar sangat !" Mimi mencengkam kolar baju Ira .
"aku dah cakap selagi kita terperangkat dekat sini , nyawa kita terancam ." selamba sahaja Ira bersuara .
" kau memang k—"
" mimi enough ! " mimi meleraikan cengkaman .
" aku yang bunuh dia ." siti melepaskan tangisan di bahu wawa .
" kita masuk berlapan , tapi sekarang kita hanya bersisa empat orang . " mereka saling berkongsi pandangan sayu .
mereka keliru kenapa mereka perlu lihat setiap kematian di depan mata mereka . mereka sebenarnya tak sanggup sebab melihat rakan sendiri terbunuh di depan mata , rasa seperti diri sendiri yang membunuh mereka .
" unfortunately, you killed your own friend ."
-il-
YOU ARE READING
EXIT
Mystery / Thrillertak semua kematian ada pengakhiran . tak semua pembunuh melalui happy ending . dan tak semua orang nak lalui semua ni . " aku dah beritahu kau yang mesej tu perangkap ! " It's too late " kita kena cari jalan keluar ! " to regret it " lari ! lari...