06. Tears running dry

1.8K 76 5
                                    

Warn : 🔞 pure written porn. Don't act like i didn't warn you.

---

Kisah ini diawali oleh Yohan dan Hangyul yang penasaran seperti apa rasanya bercinta setelah tidak sengaja menonton film porno di internet.

Kala itu mereka baru saja menginjak usia 17 tahun, usia dimana segala rasa penasaran begitu membludak, bahkan usia dimana tidak akan berfikir panjang untuk mencoba sesuatu, asal rasa penasaran itu lenyap begitu saja maka seringkali resiko di kebelakangkan.

Kini Hangyul membaringkan tubuh Yohan perlahan diatas kasur sambil mencumbu bibir tebal kekasihnya. Yohan tidak memejamkan matanya sama sekali, ia malah memainkan jemarinya menyisir rambut tebal Hangyul.

Lidah Hangyul bertautan dengan lidah Yohan, tidak lupa lidah itu berkeliaran untuk mengabsen deretan gigi Yohan serta menjelajahi seluruh bagian oral Yohan.

Lama - kelamaan mata Yohan mulai menjadi sayu ketika permainan lidah Hangyul dirasa semakin memabukan hingga keluarlah desahan dari bibir Yohan.

Air liur mengalir membasahi bibir serta dagu Yohan, perlahan ciuman Hangyul turun ke dagu, leher, hingga tulang selangka tak lupa meninggalkan tanda - tanda merah sebagai penghargaan untuk Hangyul jika ia telah menjajah tubuh kekasihnya.

Kecapan demi kecapan melantun pertanda keduanya tak mau kalah dalam memagut bibir. Hingga benang saliva tersambung ketika Hangyul menghentikan ciumannya, menatap wajah Yohan untuk mengagumi betapa indahnya sang kekasih walau dalam keadaan kacau sekalipun.

Pergerakan bibir Hangyul terus turun kebawah menyisiri tubuh sang kekasih hingga bibirnya sampai pada dua tonjolan menegang telah tercetak dengan jelas dari balik kaus yang Yohan kenakan. Senyum Hangyul tercetak ketika ia melihat hal itu, ia meraba dengan pelan kedua puting Yohan memainkannya dengan ibu jarinya membuat gerakan melingkar, pelan bahkan sangat pelan hingga menghasilkan sengatan geli namun juga nikmat bersamaan.  Yohan membusungkan dadanya, ia tak dapat menahan desahannya. Nafasnya terengah - engah ketika gerakan Hangyul terasa semakin pelan untuk merangsangnya.

"Baby—" desah Hangyul, intonasinya terdengar begitu seksi karena suaranya amat sangat rendah.

Ia menyingkap kaus Yohan, ditatapnya dua manik merah muda yang tengah menonjol itu. Tanpa basa - basi, ia melumat  puting Yohan, lidahnya menari - nari di puncak puting Yohan memainkannya, merangsang sang kekasih agar dirinya semakin tenggelam dalam birahi.  Sedangkan puting lainnya tak dibiarkan menganggur olehnya, Hangyul memainkan jari telunjuknya menggelitiki puting yang satunya.

Saking nikmatnya permainan Hangyul, kepala Yohan terasa begitu pening tetapi ia masih menginginkan lebih.

Gerakan Hangyul terhenti tiba - tiba membuat Yohan nyaris gila. Hangyul berjalan menuju komputernya, menaikan volume lagu yang sedang ia putar dan menyalakan speaker agar suara musik terdengar semakin keras untuk menyamarkan desahan Yohan agar tak terdengar oleh kedua orang tuanya yang sedang berada di lantai bawah dirumahnya.

Hangyul kembali menghampiri Yohan, ia meregangkan kedua kakinya sambil membuka celananya, melemparnya asal. Begitu juga dengan Hangyul, ia membuka celananya memamerkan kejantannya yang sudah berdiri tegak.

Kedua bola mata Hangyul bergerak mencari apa yang dapat menggantikan lube. Ia terus berfikir, hingga ia menemukan sebuah gel styling. Ini pengalaman pertamanya bercinta maka ia tidak menyiapkan segalanya sebelumnya.

Setelah melumurkan styling gel itu keseluruh kejantanannya. Sebelum memasukan kejantannya kedalam lubang anal sang kekasuh, ia menatap Yohan lekat - lekat sambil tersenyum.

"I love you," bisik Hangyul sambil menjilati telinga Yohan hingga kebelakang telinganya membuat Yohan kegelian.

"I love you too.."

Kini Hangyul membangkitkan tubuhnya, mengalungkan salah satu kaki Yohan pada pundaknya agar mempermudah akses bagi kejantanannya untuk memasuki lubang anal Yohan.

Dengan gerakan perlahan tapi pasti, kini kejantanan Hangyul masuk menerobos lubang sempit itu. Yohan meracau tak karuan, tangannya meremat sprei dengan kuat demi menahan rasa sakit.

Sedangkan Hangyul menggigit bibirnya kuat - kuat, ia ingin seluruh kejantanannya tertanam pada lubang anal Yohan, agar sang kekasih tidak lagi menahan rasa sakitnya.

Ketika kejantanan Hangyul berhasil masuk kedalam lubang anal Yohan, ia sengaja tidak menggerakan pinggulnya terlebih dahulu, membiarkan lubang itu terbiasa akan keberadaan benda tersebut.

Ditatapnya wajah Yohan yang kian kacau, bahkan jejak air matanya telah mengering dipipinya saking heboh rasa sakit itu terasa pada dirinya.

Pelan - pelan Hangyul menggerakan pinggulnya maju dan mundur. Dalam sedetik saja, rasa sakit itu berubah menjadi rasa nikmat bagi Yohan.

"Gyulieh.. nikmath.."

Hangyul tersenyum akan sang kekasih yang tampak menikmati permainan. Matanya terbuka dan tertutup seraya kejantanan Hangyul menumbuk prostatnya. Tubuh Yohan terhentak - hentak sebagaimana gerakan Hangyul semakin cepat.

Posisi pun berubah, Hangyul memangku tubuh Yohan, dan mulai membaringkan tubuhnya sehingga kini tubuh Yohan berada diatas dirinya.

Mau tak mau Yohan harus menggerakan tubuhnya mengejar kenikmatan, dengan sesekali pinggul Hangyul bergerak untuk menusuk lebih dalam prostatnya membuat Yohan mendesah panjang, rasanya begitu nikmat hingga bola matanya naik menyisakan bagian putihnya saja.

Kejantanan Yohan yang dalam keadaan tegang dimainkan oleh Hangyul. Tangannya mengurut kejantanan sang kekasih. Yohan merasakan kenikmatan ganda pada tubuhnya. Jemari kakinya menekuk karena rasa nikmat yang bertubi - tubi yang ia rasakan.

"Hangh—yulh.. i'm close," desah Yohan terbata - bata.

Hangyul semakin menusuk prostat Yohan mengejar klimaksnya, dengan cepat ia kembali membaringkan tubuh Yohan dan mencabut kejantanannya keluar.

Keduanya keluar bersamaan, Yohan mengeluarkan spermanya mengotori bagian perut Hangyul, sedangkan sperma Hangyul keluar mengotori pangkal paha Yohan.

Nafas keduanya terngah - engah namun sebuah senyum tampak menghiasi keduanya. Tubuh Hangyul ambruk begitu saja memeluk tubuh Yohan yang basah karena peluh.

Ia mengecup bibir sang kekasih yang begitu candu sebelum tertidur.

"I love you," ia kembali mengucapkan kalimat itu pada Yohan.

Yohan hanya meresponnya dengan mempererat rengkuhannya, lalu ia pun tertidur karena lelah akan permainan.

---

"Jaehyun, bisakah kau cek adikmu? Mengapa suara musiknya bising sekali?!" Keluh sang ibu yang tengah menyiapkan makan malam.

Tanpa bantahan sama sekali, Jaehyun naik keatas menuju kamar sang adik untuk melaksanakan perintah ibunya. Ketika ia membuka pintu kamar Hangyul, ia melihat sang adik yang tengah tertidur pulas dalam keadaan telanjang bulat memeluk Yohan yang sama - sama dalam keadaan telanjang. Jaehyun buru - buru menutup pintu rapat - rapat.

"Mereka lagi main game kok, mom" ucap Jaehyun sambil meninggalkan kamar sang adik.















Fin.

Touché [ yohangyul / gyulyoh ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang