1. Kenalan

10 5 0
                                    

Have fun! and enjoy the story!

****

Hari ini adalah hari yang menyenangkan bagi Rian. Karena hari ini dia akan menjemput Dian, kemudian mereka berangkat bersama – sama ke sekolah. Dia telah siap dengan seragam rapi dengan tas disampirkan di punggungnya. Setelah sarapan, dia bergegas menuju garasi rumahnya untuk mengeluarkan motor lalu menancapkan gas dan melajukan motornya.

****

"Dian! Ini gue Rian!" Teriaknya sembari megetuk pintu rumah Dian.

Tak lama terdengar langkah kaki yang berjalan mendekati pintu. Kemudian pintu terbuka, dan menampakan seorang gadis yang berseragam sama seperti Rian.

"Hai Rian! Gue udah siap nih. Berangkat sekarang aja," Ucap Dian tak lupa dengan senyum manisnya.

"Okay. Tapi gue harus pamit dulu sama orang tua lo," Balas Rian.

"Gue udah pamitin lo kok, lagian papa gue udah berangkat kerja, terus mama gue lagi masak di dapur," Balas Dian memberi pengertian.

"Ooh, ya udah, ayo berangkat sekarang." Ajak Rian kemudian.

Merekapun pergi meninggalakan rumah Dian. Dianpun duduk di boncengan Rian, tak lupa mengenakan helm di kepalanya. Dian berpegangan pada pundak Rian agar tidak terjatuh saat Rian mulai melajukan motornya.

****

Tok tok tok. Pertanda ada seseorang yang mengetuk pintu.

"Masuk!" jawab seseorang dari dalam.

Kemudian pintupun terbuka dan menampakkan seorang cowok.

"Permisi bu, maaf mengganggu kegiatan belajar mengajarnya," ucap cowok itu sopan.

"Oh kamu Mahesa, sini masuk. Ada apa kamu ke sini?" tanya Bu Syifa, guru Kimia yang sedang mengajar di kelas XI IPA 4

Mahesa. Ya, siswa baru itu. Dia yang mengetuk pintu kelas XI IPA 4.

"Ini bu saya membawa surat. Surat ini dari Pak Ahmad. Saya diminta Pak Ahmad untuk memberikan surat ini kepada Bu Syifa." Jawab Mahesa sembari menyodorkan surat yang di bawanya.

"Iya. Surat itu memang ibu tunggu. Terima kasih ya sudah mengantarkan kepada ibu." Balas Bu Syifa sembari menerima surat yang di bawa Mahesa.

Mahesapun mengangguk, kemudian memberi salam kepada Bu Syifa. Sebelum meniggalkan kelas itu, Mahesa melirik ke tempat duduk yang hanya berbeda beberapa meter dari tempatnya berdiri. Kemudian tersenyum.

****

"Sumpah Dian! Tadi gue gak mungkin salah lihat. Siswa baru itu –eh maksud gue Mahesa, tadi itu dia melirik lo. Benaran deh. Masa lo gak lihat sih," Ucap Hana, masih kekeuh dengan pendapatnya.

"Hana apa sih, udah deh, gue aja gak merasa," Balas Dian dengan nada tak pedulinya.

"Ish Dian, masa lo gak merasa sih kalau si Mahesa itu melirik lo tadi," Balas Hana lagi, dengan pendapatnya yang masih belum berubah.

"Hana udah ya. Gue mau beli makanan ke Kantin sekarang," Balas Dian, mengakhiri perdebatan dengan sahabatnya itu.

"Oh iya, kalian ada yang mau nitip gak?" lanjut Dian lagi.

"Ish tapi Dian–"ucapan Hana terpotong dengan ucapan salah satu sahabatnya Mira. Dia ingin menjawab pertanyaan Dian.

"Gue gak nitip Dian. Gue udah bawa bekal nih," Sembari menunjukkan bekal yang di bawanya.

AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang