Teror

61 10 1
                                    

Aqila sedang duduk di taman sekolah, SENDIRI. Sambil asik memainkan handphonenya. Ntah mengapa kali ini dia tidak bersama teman-temannya ataupun Riqo. "Ah BT gue bangke, ngapain kali sendiri disini. Diem-diem aja kek figura sekolah"

Karena bosan dia memilih untuk pergi menuju kelas dan membuka loker Aqila.
Tapi dia dikejutkan karena didalam loker nya ada sesuatu yang bisa dibilang... Aneh.

Memang sudah 3 hari berturut-turut di loker Aqila banyak bunga. Sampai akhirnya memutuskan bahwa mungkin ini adalah teror dari pengagum rahasianya.

"Qil paan tuh?" Natasya yang saat itu berada di sampingnya mulai bertanya.

"Ngga tau juga ish, udah 3 hari ini gue dapet teror bunga mulu. Kadang pengen ngomong sama yang ngasih, jangan ngasih bunga mulu kek emang gue udah mau mati apa."

"Iya juga si, sekarang kesannya jadi horror gitu gasi?ngasih bunga terus tanpa ada surat dan nama" sambil mengambil bunga dan mengecek siapa tau ada nama yang terselip dan ternyata ngga ada.

"Eh eh, nat"
"Jangan bilang ini ulah si Riqo?"

Sambil mengangkat alis dan bahu Natasya menjawab "tau deh. Lo samperin aja sono orangnya."

~

Aqila berlari sambil menghentikan Riqo yang sedang berjalan bersama Hayyin.
"Eh woyyyy!"

"Paan si lu qil" Hayin terheran.

"Sekarang lo udah mulai jadi pengagum rahasia gue ya qo?!" Dengan nafas yang masih terengah-engah.

"Yaelahh, gk penting gue jadi pengagum lo. Gk ada guna nya kali. Lagian yang harus dikagumin dari lo apaan coba..."

"Enak aja lo, sirik banget dih."

"Eh bener kata si riqo qil. Yang harus dikagumin apaan?" Sela Hayyin.

"Tauah"
"Eh- kalo bukan lo, terus yang ngirimin gue bucket bunga tiap hari siapa dong!" Sambil berlari menuju kelas.

"Huh, dasar aneh"

~
Pulang

Aqila sedang memasukan semua buku dan alat tulis nya ke dalam tas. Teman-temannya sudah menunggu diluar.

"Qila cepet! Katanya mau ke Gramedia dulu." Ucap salah satu teman Aqila.
"Tau lelet udah tinggal aja."
"Qila cepet!"

"Sabar napa ish,"
"Dah yok" berjalan keluar dan bergabung dengan yang lain.

~
Parkiran

"Astaghfirullah, buku diary gue ilang. Bentar ya gue balik lagi" ucap Aqila.

"Yaelah ambil besok aja napa si"

Tak buang waktu Aqila langsung berlari dan menabrak beberapa orang yang menghalanginya. "Itu penting banget soalnya!" Sambil teriak dari kejauhan.

Hufft

Saat ingin memasuki ruangan kelas. Dia terkejut saat ada seorang murid berpakaian seragam sama dengan nya yang sedang membuka loker Aqila dan lagi-lagi meninggalkan bucket bunga. Rupanya dia juga punya kunci cadangan Aqila. Pantas saja kunci cadangan loker Aqila hilang.
Saat laki-laki itu berbalik arah.

"Eh, lo ngapain disini?e-eh kak Rendi! Kaka ngapain di kelas saya?"

Rendi
Ganteng, rajin, pinter, baik, manis, tajir.
Ketua tim basket sekolah yang multitalent. Kelas 12. Banyak kalangan perempuan yang menyukainya, tapi sayang Rendi tidak gampang akrab ataupun suka dengan wanita.

"Eh mmm... Itu dek tadi saya, itu, "

"Jadi yang sering ngasih bucket bunga di loker saya, Kaka?"

"I-iy-iya dek, saya cuma iseng doang kok Yaudah ya saya juga harus pulang." Jawabnya dengan wajah yang malu dan sedikit gugup.

Aqila masih terheran sambil memasukkan diary yang berada di atas meja nya lalu pergi menyusul temannya.

"Gays maaf lama"

"Lo abis boker dimana si qil" Tanya Lovhi sambil masuk ke dalam mobil mereka.

"Udah masuk dulu nanti gue ceritain,"

~
Kafe

"Jadi, " sambil menyeruput kopi favorit Zalfa dan menunggu penjelasan Aqila.

"Huft, tadi, gue, pas mau ngambil diary, ketemu kak Rendi."

"Wah asli lo mimpi ya," ucap Nadia sambil menggebrak meja.

"Dan gue liat, dia naro bucket bunga di loker gue!"

Mulut Nadia membulat "Anjir, Gausah mimpi qil. Yamasa kak Rendi cowo ganteng nya selangit naksir lo!?"

"Gk tau ah, males juga ngurusin nya"

Tanya Zalfa "Eh Kalo gk mau ,buat gue aja ya" sambil menyenggol pundak Qila

"Eh, Hafis?"

"Oiya, hehe, becanda, monmaap"

~
Rumah

"Mah,"

"Eh udah pulang. Itu ada Rendi"

"Loh ma-mah mama kok kenal kak Rendi?"

"Gk usah manggil kak qil, Rendi aja. Gue kesini cuma pengen main aja sih. Nyokap Lo kenal gue karna papah kita sahabatan dari kecil."

"Iyadeh, tapi tujuan lo ngirim bucket bunga ke gue?apa?"

"Wah kalo mau ngobrol privat, Tante mau ke kamar aja deh ya. Permisi" berjalan keatas menuju kamar.

"Sebenernya, gue suka sama lo qil. Lo mau gk jadi cewe gue?"

"Secepet itu?maaf buat sekarang gue gk bisa, butuh waktu juga buat ngenal lo lebih jauh."

"Gk papa kok, gue kasih waktu sampe lo yakin. Oiya btw katanya lo lagi deket sama si Riqo itu ya?gue harap si gk pacaran, hehe"

"Loh, kenapa?Gue nyaman kok sama dia, mungkin bentar lagi gue jadian sama Riqo. Anaknya baik, dan gk aneh-aneh"

Maaf ya udah gk up lama banget, sorry banget soalnya gitu. Mood author nya ilang-ilangan. Ini aja lagi disempetin ngetik dan dapet 700 word doang.

jangan lupa tinggalin vote dan coment.

Instagram Account
@bell.ia_

Never LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang