1/1

755 38 7
                                    

Malam menjelang di tengah keramaian kota, jalanan yang padat dengan kendaraan menyebabkan sedikit kemacetan. Malam sudah menunjukan pukul 8 malam.

Kedua orang di mobil tampak diam tak bersuara sejak pertama kali mereka memasuki mobil, tak ada suara sekalipun kecuali hiruk pikuk kendaraan terdengar dai luar.

Hani sesekali menghela napasnya, yang terus memandang keluar jendela mobil. Di sampingnya seseorang pria yang fokus pada jalanan sesekali melirik Hani yang beberapa jam lalu sah menjadi istrinya.

Perlu di ingatkan? Istri.

Lee Hani telah menjadi seorang istri.

Ralat, mungkin sekarang menjadi Kim Hani.

Perempuan itu melirik sekilas pria yang sudah menjadi suaminya, dengan balutan kemeja dan jas yang mahal, mata yang tajam menyerupai kucing, serta wajah yang tampan.

Hani sungguh beruntung bukan?

Yang benar saja, justru perempuan itu mengutuk takdir. Kenapa ia harus dipertemukan lagi dengan kakak kelasnya yang jelas-jelas pria itu adalah pria yang Hani paling hindari semenjak kejadian memalukan di masa sekolah dulu. Malah sekarang ia terjebak dengan menjadi istri dari Kim Minseok.

"Udah puas mandangin saya?"

Hani mengalihkan pandangannya ke luar jendela sambil berdecih, "gak usah kepedean" perempuan itu tetap mengelak sedikit malu karena tertangkap basah oleh Minseok.

Minseok hanya tersenyum tipis tanpa membalas sang istri, pria itu langsung menancapkan gasnya saat lampu berubah menjadi hijau, menuju tempat tinggal mereka.

Pria itu masih tidak menyangka, bahwa dirinya sudah mempunyai seorang istri. Terlebih lagi perempuan itu adalah adik kelasnya yang dulu sempat menyatakan perasaan padanya. Lee Hani adalah perempuan yang selalu mengganggu Minseok dulu saat masih sekolah, perempuan itu tidak pernah absen menonton pertandingan futsal yang diketuai oleh pria bermarga Kim itu, menunggu Minseok pulang sekolah, membelikan minuman, dan perhatian-perhatian yang sedikit berlebihan. Hingga suatu hari Hani menyatakan perasaanya pada kapten futsal itu, tapi dengan teganya Minseok menolak dan meminta Hani untuk berhenti melakukan hal-hal yang menganggu dirinya selama ini.

Dan benar saja, semenjak itu Hani tak pernah mengganggu Minseok lagi hingga mereka lulus sekolah dan tidak pernah bertemu lagi. Bahkan Hani berjanji bada dirinya jika ia tak akan menampakan dirinya fi depan pria itu. Tapi takdir kembali mempermainkan keduanya, mereka dipertemukan dalam status suami istri.

Konyol.

Hasil perjodohan oleh kedua orangtua mereka, benar-benar konyol hanya dengan ancaman dicoret dari kartu keluarga masing-masing. Yang benar saja.

Minseok tak membayangkan menikah dan hidup bersama dengan Lee Hani, apakah perempuan itu masih menyukainya? atau benar-benar melupannya? Apakah mereka akan baik-baik saja?

Sebenarnya Minseok sedikit tidak menyesal menikahi Hani, demi tuhan perempuan itu sungguh sangat cantik sekarang dengan tubuh yang ideal.

"Stop ngelirik saya! Kalo mata kamu masih mau selamat di tempatnya!"

Dan oh! Minseok melupakannya sikap sinis seorang Lee Hani entah kenapa menambah ke-sexy-annya. Sangat menarik.

Bahkan pria itu lupa bahwa ia masih memiliki kekasih.

***

Minseok membuka pintu rumah miliknya, pria itu melangkah lebih dulu masuk ke dalam rumah sedangkan Hani dengan tampang malasnya mengikuti suaminya masuk.

A Mùlt (Xiumin Kim) ENDWhere stories live. Discover now