Sudah seminggu ini Hani mendiami Minseok semenjak kejadian malam itu. Ia akan nenyiapkan sarapan lalu berangkat pagi-pagi sekali, dan pulang menyiapkan makan malam untuk suaminya sebelum pria itu pulang ke rumah. setelahnya Hani akan mengurung dirinya di dalam kamar sampai pagi menjelang.
Pagi ini Hani sudah menyiapkan sarapan untuk suaminya, dan ia segera mengambil tas di atas kasur untuk berangkat ke butik. Ya, sepagi ini seperti biasa yang ia lakukan seminggu belakangan.
Perempuan itu terkejut saat Minseok sudah bediri di depan kamarnya.
"Apa?"
"Pakein saya dasi" Minseok mengulurkan sebuah dasi hitam di depan Hani.
Dengan sedikit mendengus, perempuan itu mengambil dasi memasangkan leher suaminya.
"Nunduk sebentar" perintah Hani harena sedikit kesusahan karena Minseok lebih tinggi.
Minseok menunduk, membuat jarak wajah mereka sangat dekat. Hani menelan salivanya gugup, berusaha berkonsentrasi menyelesaikan tugasnya.
Cantik!
Kenapa istrinya makin cantik jika diperhatikan dari jarak dekat seperti ini? Apa mungkin efek Minseok sudah seminggu ini tak saling bertemu?
Tiba-tiba sebuah tangan melingkarkan dan menarik pinggang Hani membuat perempuan memekik terkejut.
"Saya minta maaf" ucap Minseok pelan.
"Untuk?" Hani berusaha menyibukan dengan dasi suaminya.
"Omongan saya malam kemarin" jawab Minseok.
Hani memberanikan diri menatap suaminya "it's ok, udah lewat juga"
"Tapi kamu hindarin saya"
"What's worng with you? Bukannya gak ngaruh buat kamu, saya hindarin kamu atau enggak" Hani menatap suaminya bingung.
Minseok menjatuhkan kepalanya di bahu Hani "saya gak suka makan sendiri"
Hani semakin bingung dengan tingkah laku suaminya yang masih betah memeluk dirinya. Bahkan terkesan merajuk seperti Hanhan.
"Kamu salah makan ya? Apa yang pacar kamu kasih sampe aneh kaya gini?" Hani menarik wajah Minseok dari bahunya.
Minseok menegakan tubuhnya, kemudian meraih tangan Hani agar mengikutinya.
"Pokoknya saya gak mau makan sendiri" ujar Minseok menarik Hani ke meja makan untuk duduk di sampingnya.
"Kamu bisa minta temenin sama pacar kamu" sahut Hani "kamu kira saya gak tau, kamu sering ke appartement pacar kamu itu"
"Saya gak mungkin bawa Nana ke sini kan cuma buat temenin saya makan" Minseok melirik istrinya.
"saya gak larang kamu berhubungan sama siapapun di luar sana, tapi jangan pernah bawa dia ke sini apapun alasannya" Hani memandang Minseok sinis.
"Fine! Makannya saya butuh kamu di rumah" Minseok memandang Hani "saya kangen kopi buatan kamu"