Seri demi seri pertandingan pun berlalu. Kemenangan dan kekalahan pun dituai dengan penuh kelapangan dada oleh para pembalap di masing-masing tim. Sambil terus berusaha untuk terus menampilkan performa terbaik. Dari Catalunya mereka bertolak ke Spanyol. Perancis. Belanda. Jerman. Inggris. San Marino. Austria. Republik Ceska. Aragon. Dan Italia.
Italia memasuki musim panas ketika seri kesebelas MotoGP digelar di Sirkuit Mugello, Tuscany. Dengan suhu udaranya yang bisa mencapai dua puluh sembilan derajat, Italia menjelma menjadi iklim gurun sejenak. Namun pagi hari, udara di Tuscany terasa lebih bersahabat. Jeongguk bangun dengan kondisi tidak terlalu semangat. Rasa terbakar di punggungnya membuatnya tidak dapat tidur dengan nyenyak. Yoongi menjemputnya untuk makan pagi di restoran terdekat dengan penginapan mereka bersama dengan Taehyun dan seluruh kru. Baekhyun tak terlihat di mana pun.
Jeongguk menduga absennya Baekhyun adalah karena kebutuhan akan soulmate-nya. Yoongi mengkonfirmasi dugaan itu dengan memberitahukan bahwa Baekhyun menghabiskan waktu istirahat yang diberikan oleh tim mereka bersama dengan soulmate-nya, berkencan di salah satu sudut kota.
Seusai makan pagi, mereka bertiga-Yoongi, Taehyun dan Jeongguk-menghabiskan waktu senggang dengan berkeliling Tuscany. Menyempatkan diri mereka untuk mengunjungi padang bunga matahari di Maremma, lalu menuju ke Florence dan terakhir, menikmati sore dengan minum kopi di salah satu bar di Pisa.
Ketiganya pulang saat malam sudah menjelang.
.
.
.Sesi kualifikasi berjalan dengan lancar. Jeongguk berhasil memperbaiki catatan waktunya dan menempati posisi delapan untuk start besok. Baekhyun harus puas di tempat keempat karena Kang Daniel dari Tim Gresini Racing mengklaim posisi ketiga. Mengikuti Kim Namjoon dan Park Chanyeol yang berada di posisi pertama dan kedua secara berurutan.
Jeongguk memejamkan mata sejenak. Sensasi dari lapisan epidermis yang memanas dan terbakar itu membuatnya meringis menahan sakit. Ia masih berada di Pit Lane, bersama kuda besinya, terhambat untuk memasuki area parkir akibat tato di punggungnya kembali mengirimkan sebuah sinyal untuknya. Sepanjang musim ini, untuk yang kesebelas kalinya, tato permanen miliknya membuat Jeongguk gusar. Tak sekalipun ia berpikiran untuk menemukan separuh jiwanya yang disembunyikan takdir. Saat ia telah menyerah dan tak lagi mencari belahan hatinya itu, saat itu Jeongguk malah menemukan jejaknya kembali.
"Ada masalah Jeongguk?"
Jeongguk menoleh, menemukan Yoongi berdiri dengan raut khawatir. Dua orang umbrella girl bergegas menghampiri Jeongguk dan memayungi Jeongguk dari panas terik matahari yang mulai mengigit kulit. Hawa udara pada waktu siang mulai membuat perbedaan yang tajam. Tak seramah udara pagi. Ia menggeleng. Lalu mengangkat jempolnya.
Namun ia tak jua beranjak dari posisinya. Para kru yang menyadari ada yang salah dengan keadaan Jeongguk pun mulai berdatangan untuk mencari tahu.
"Jeongguk-ssi?"
Jeongguk tak dapat merespon. Sensasi terbakar pada punggungnya seolah membuat seluruh panca indra mengalami disfungsi. Yoongi memberi isyarat pada tim medis. Ketua tim medis yang menyadari keadaan Jeongguk mengerjapkan matanya. Ia menarik Yoongi ke samping.
"Jeon Jeongguk agaknya mendeteksi soulmate-nya berada di sekitar sini."
Netra Yoongi membulat. "Eh? Serius?!"
"Tatonya pasti sedang bereaksi kuat. Sensasi terbakar itu yang membuatnya seperti melumpuh."
"Apa yang harus kita lakukan?"
"Biar aku dan tim medis yang menanganinya."
Yoongi mengangguk. Lalu tak berapa lama, Jeongguk dievakuasi menuju ke klinik medis. Sebelum Jeongguk kehilangan kesadarannya, ia tahu bahwa sang belahan jiwa mengetahui keberadaannya juga. Bayangannya hadir sekilas. Lalu semua gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOIRA
FanfictionJeongguk menemukannya di antara gadis-gadis pembawa payung. Untuk meramaikan #KookVEvent2019