Miki

92 4 0
                                    

Tinggal hanya bersama ibu sedari kecil membuat aku sudah terbiasa hidup tanpa sosok ayah. Dan mungkin hatiku sudah tertutup dengan yang namanya kasih sayang atau apalah itu. Ibu juga sibuk sekali bekerja. Kasih sayangnya ke diriku hanya melalui uang dan memastikan aku hidup tak kesusahan.
Ibu selalu menutupi pekerjaannya dariku. Mungkin dulu waktu kecil aku bisa dibohongi. Tapi sekarang tentu saja tidak.
Bagaimana mungkin ibu bisa mendapatkan uang yang banyak hanya dalam semalam. Kalian pasti bisa menebak sendiri apa pekerjaan ibuku.

Dan dari sana pula ibu menemui cintanya. Lebih tepatnya pelanggan setianya yang mau menjadikan ibuku sebagai istrinya. Berarti aku sekarang memiliki ayah bukan? Tapi menurutku dia tak lebih dari sosok iblis yang menjelma menjadi manusia. Kala itu aku berumur 15 tahun dan ditinggal ibuku pergi ke kampung halamannya. Aku hanya berdua dengan ayah tiriku itu.
Malamnya dia pulang dengan keadaan mabuk dan kalian tau apa yang terjadi? Malam itu pula aku kehilangan kehormatanku. Karena pria tua bangka itu.

Awalnya aku sangat sedih dan entah mengapa sampai detik ini aku tak cerita pada ibuku. Jika saja aku cerita, mungkin pria itu sudah dipotong-potong kemaluannya oleh ibuku seperti ia memotong sosis.
Malam itu pula kurasa hatiku sudah sangat beku. Entah memerlukan berapa sumber panas supaya meleleh.

~

Dari kecil aku mempunyai tetangga yang mempunyai anak lelaki seumuran denganku. Awalnya aku sangat malas karena ia tak berhenti berjuang hanya untuk mengobrol denganku. Andai aku punya lem perekat, saat itu mungkin mulut anak lelaki itu sudah tak bisa terlepas lagi. Tetapi satu hal yang membuatku kagum padanya. Ia pantang menyerah.

Hingga kami tumbuh remaja, aku mulai bisa menerimanya dan hanya ia yang menjadi temanku dikala senang dan sedih. Walaupun hidupku datar-datar saja haha.
Ia pula satu-satunya orang yang tau jika aku sudah tak lagi perawan. Dia juga tau siapa pelakunya. Saat aku cerita, temanku ini ingin membunuh ayah tiriku detik itu juga. Tetapi kutahan, karena aku tau seberapa kuat tenaganya. Dia saja sering di bully di sekolah, sok sekali ingin membunuh ayah tiriku yang bahkan badannya saja bagai binaragawan.

Kami selalu satu sekolah dari SD hingga SMA. Aku tak pernah keberatan akan hal itu. Toh dia bersedia menjadi supir pribadiku. Alias kami selalu berangkat dan pulang bersama. Tentu saja dengan menggunakan motornya.
Kadang aku greget sekali melihat penampilannya yang seperti anak culun. Pantas saja ia sering jadi korban bully. Stylenya saja sudah seperti guru sejarah.

~

Hari ini sekolah berjalan seperti biasa. Hingga kelas tiba-tiba ramai karena kedatangan murid baru. Aku akui dia tampan, mungkin sangat. Karena bisa dilihat juga dari bisikan teman-temanku yang lain. Sepertinya dia calon-calon pangeran sekolah. Tapi jika dilihat, his style really like a fuckboy.
Dia mendominasi antara cute dan sexy disaat yang bersamaan.

Saat ia disuruh duduk oleh guru, ternyata dia satu deretan denganku. Dan kalian mau tau wanginya seperti apa? Sangat wangi, aroma vanilla dari tubuhnya hinggap di penciumanku.
Tetapi bukan itu yang aku mau bicarakan. Melainkan proporsi tubuh pria ini. Aku bisa melihat otot di bagian lengan dan pahanya walaupun tertutup seragam.

Bisa bayangkan bagaimana jika ia tepat berada diatasmu dan terus menerus menghentakkan dirinya ke dirimu dengan kasar. I really want to feel it. Membayangkan dia berkeringat plus ditemani erangan yang keluar dari mulutnya.
Aahh mungkin itu akan jadi pengalaman sex paling membahagiakan untukku. Aku ikhlas jika ia mengeluarkan semua cairan cintanya di dalam diriku.

~

Saat jam istirahat, teman culunku itu seperti biasa. Mengajakku makan bekalnya kemudian mengobrol diluar. Aku tak masalah tentang itu, tak perduli juga apa yang akan dikatakan orang-orang tentang temanku ini. Setidaknya aku lebih baik dibanding mereka, tak memandang fisik atau kelakuan seseorang seperti apa.
Hanya orang di depanku ini satu-satunya yang mau mendengar keluh kesahku walau memang kadang ia menyebalkan. Apa-apa tidak mau lepas dariku.

Hingga mata kami berdua menatap seseorang yang sedang melihat kami didepan pintu kelas.
Si anak baru itu rupanya.
Ia menatap kami sambil tersenyum tipis. Oh god bibirnya itu, aku penasaran bagaimana rasanya. Apa bisa membuat bibirku bengkak karena terus dia hisap. Atau bagaimana cara dia memasukkan lidahnya ke rongga mulutku. Dan lidah kami saling bertautan atau berperang didalam sana.

~

Saat jam pulang sekolah temanku ini langsung menarikku untuk pulang. Aku padahal sudah menolak karena ingin pergi kesuatu tempat. Tapi ia tetap memaksa. Aku mengikuti saja dari belakang. Banyak yang melihat bagaimana ia terus menggenggam tanganku dari kelas sampai di parkiran. Bahkan dengan gentlenya, ia melepaskan jaketnya untuk menutupi kakiku. Karena aku pakai rok dan harus naik motor bersamanya.
Ia culun, tetapi bisa dibilang boyfriend material sekali.

Kupikir ia akan langsung mengantarku pulang. Ternyata tidak. Ia justru membawaku ke taman dimana ia sering menenangkan dirinya disana. Sepertinya ia sedang ada masalah.
Dan benar saja, sebelum aku mendaratkan bokongku ke bangku yang ada disana. Ia seketika memelukku dan menangis di pundakku.
Hah, sensitif sekali jadi pria. Aku hanya menepuk-nepuk punggungnya seakan menenangkan dirinya.

Hingga ia melonggarkan pelukannya dan melepas kacamatanya sesaat untuk menghapus airmatanya.
Aku terdiam melihat itu. Shit, dia tampan tanpa kacamata sialannya itu. Saat ia ingin memakai kembali kacamatanya, aku menahan pergerakan tangannya. Menikmati pemandangan wajah tampannya dari jarak sedekat ini.
Setelah kuperhatikan bibirnya cukup tebal, tapi begitu menggoda.
Hingga tanpa sadar aku menempelkan bibirku padanya. Hanya menempel tanpa ada lumatan. Aku bisa merasakan ia terkejut dan mundur selangkah dari diriku.

Ia dengan cepat memakai kacamatanya kembali.
"Hanya aku yang boleh melihat wajahmu tanpa kacamata. Jangan perlihatkan pada siapapun. Hanya aku, mengerti?" Ucapku padanya. Ia hanya mengangguk. Sangat menurut pada ucapanku.
Lalu aku melangkah mendekat kearahnya dan memeluknya. Bisa kudengar degup jantungnya yang seakan ingin lepas dari tempatnya.
Begini, aku begitu nyaman hanya dengan memeluknya. Padahal ia yang sedang ada masalah. Tapi justru aku yang meminta perlindungan darinya.

~

"Miki, besok aku tak bawa bekal. Ibu sedang pergi sama ayah. Mereka bilang akan bulan madu kedua." ucapnya polos.
"Berarti kau sendirian dirumah?" Tanyaku dan ia menjawab dengan anggukan.
"Baiklah aku menginap ya." ucapku dan masuk kerumahnya.
"Hey, kau mau tidur dimana? Tak mungkin dikamar ibu dan ayah kan?" Tanyanya balik. Lucu sekali pria ini. Dia yang punya rumah, dia yang tanya.
"Tentu saja tidur denganmu." jawabku enteng.

by.dikook0901
07.07.2020

The Nerd, The BadWhere stories live. Discover now