Sekolah itu ribet, merepotkan, menyusahkan, apalagi ya kata-kata yang pantas untuk tempat yang biasa dijadikan untuk belajar mengajar itu.
Dan satu lagi terlalu menaati peraturan. Kurasa guru-guru tidak akan punya kerjaan selain mengajar jika tak ada murid nakal. Dan itu tak sebanding dengan upah bulanan yang mereka dapat. Bayangkan setiap guru mempunyai cara mengajar yang berbeda. Mungkin jika yang mengajarnya bagus itu tak apa, tapi bagaimana dengan guru yang hanya masuk kelas, memberikan tugas lalu keluar lagi?
Guru seperti itu seharusnya diberikan pekerjaan lebih bukan. Seperti mengurus murid-murid nakal, contohnya aku.Dibilang nakal juga aku bingung sendiri iya atau tidak. Menurutku manusiawi dan sangat wajar jika anak laki-laki nakal bukan? Apalagi di umur sepertiku sekarang.
Dan sekarang aku berada di ruang bimbingan konseling bersama ketiga temanku. Mendengar para guru berceloteh ria dan marah-marah karena kelakuan kami. Apa dia tidak punya anak ya dirumah? Anak sangat wajar untuk nakal. Bisa dianggap untuk bekal pembelajaran kedepan nanti.
"Junko, berhentilah kau sebagai dalang untuk mengganggu siswi lain. Apa yang ada diotakmu sehingga melakukan hal itu sih?" Omel guru didepanku sekarang.
Hanya mengangkat rok mereka menurutku tidak terlalu parah. Aku hanya penasaran apa yang ada dibalik rok itu. Lagipula aku tak merokok atau memakai barang terlarang disekolah bukan?
Jika diluar ya itu urusanku.Setelah mendengar mereka mengomel, akhirnya mereka membuat keputusan akhir. Aku di keluarkan dari sekolah ini.
Huh lagi dan lagi.
Ini bahkan sudah sekolah kelima semasa SMA ku.~
Sampai dirumah, tatapan kecewa ibuku terlihat. Tetapi berbeda dengan sosok disebelahnya yang seakan ingin memakanku detik ini juga. Yah itu ayahku.
"Mau sampai berapa sekolah lagi Junko?" Ucap ayahku dengan dingin.
"Kenapa ayah malah bertanya padaku. Harusnya ayah tanya pada pihak sekolah yang seenaknya mengeluarkanku. Padahal mereka sudah dibayar. Apa mereka hanya ingin uangnya saja?" Jawabku dengan pemikiranku sendiri.Plak !!
Satu tamparan dari tangan ayah mengenai pipiku. Sudah biasa aku merasakan ini. Untung hanya tangannya. Kupikir ia akan menggunakan balok atau sesuatu yang baru untuk memukulku.
"Dimana otakmu hah? Kenapa selalu membuat masalah disekolah? Nilaimu juga tak ada yang bagus sama sekali" bentak ayahku sambil marah-marah.
"Dimana lagi ayah? Tentu saja otakku berada disini" jawabku sambil menunjuk kepalaku. Tepat dimana otakku berada.
"Kau tak pernah menggunakan otakmu itu anak sialan. Besok asisten ayah yang akan mengurus sekolah barumu. Dan ini menjadi sekolah terakhirmu. Jika kau masih seperti ini, lebih baik kau jadi gelandangan diluar sana" ucapnya lalu pergi begitu saja.Marah-marah saja sana dasar pria tua bangka. Menuntut ini itu padaku, tapi dia sendiri saja tak mau turun tangan mengurus segala sesuatu untukku. Selalu saja asistennya. Apa aku ini jangan-jangan anak asisten ayahku.
Masa bodo dengan itu. Aku hanya ingin kembali kekamarku dan main game sepuasnya.
Ada bagusnya juga guru itu mengeluarkan aku hari ini. Jadi bisa pulang cepat kan.~
Hari ini aku harus bangun pagi lagi. Merepotkan memang. Kenapa sekolah itu jam mulainya pagi sekali sih. Apa mereka tidak berpikir jika seseorang memerlukan olahraga pagi dan sarapan?
Mengganggu saja menurutku.
Tapi mau tak mau aku harus bangun, mandi, sarapan seadanya dan pergi kesekolah. Lagi-lagi diantar oleh asisten ayahku. Boleh tidak aku sekarang bertanya padanya apa aku ini anaknya atau bukan.Setelah sampai, aku melihat sekolah ini cukup berbeda. Memang ini sekolah elit yang menampung banyak murid pintar dan tentunya kaya raya. Dan aku harus bergabung bersama mereka.
Tak apalah, toh murid wanitanya cantik-cantik. Kalau orang kaya pasti mereka rajin merawat diri kan?
Suatu keuntungan untukku.Setelah dari ruang guru, aku diantar menuju kelasku. Dan saat sampai diluar kelas, aku bisa mendengar bisikan-bisikan dari dalam waktu mereka melihatku.
Mereka tak pernah melihat orang tampan ya? Sampai sebegitunya.
Aku pun masuk dan memperkenalkan diriku. Lalu guru disampingku ini menyuruhku untuk duduk dibangku deretan kedua paling belakang. Bagus sekali, jadi kalau aku ingin tidur tak ketahuan.~
Saat jam istirahat, aku ingin beranjak ke kantin karena lapar. Tetapi langkahku terhenti saat beberapa murid wanita mendekatiku dan memperkenalkan diri mereka masing-masing. Padahal aku tak tanya. Yah hitung-hitung ini rezeki untukku. Entah siapa diantara mereka yang akan hilang keperawanannya terlebih dahulu.
Setelah sesi mereka mengenalkan dirinya, aku berjalan keluar ingin pergi ke kantin. Tetapi aku melihat ada dua orang sedang berada di depan kelas sedang mengobrol. Si pria sangat tidak pantas disebut murid. Kacamatanya yang besar, bajunya yang begitu rapi dan dimasukkan kedalam dan buku tebal yang ia pegang. Cocok sekali menjadi guru sejarah.
Tetapi saat aku melihat si wanita, what the fuck, she is so fuckin hot. Kenapa mereka bisa sedekat itu. Si culun yang mendekati si sexy.
Saat mereka berdua menoleh karena mungkin merasa aku memperhatikan mereka. Aku hanya tersenyum tipis. Tolong dicatat, senyumku hanya untuk si wanita sexy itu. Bukan untuk pria yang entah dari planet mana.~
Saat pulang sekolah pun aku melihat mereka lagi. Teman sekelasku ternyata. Si wanita duduk satu deretan denganku, tetapi ia dibangku ketiga. Dan si culun itu di deretan sebelahku dan duduk persis disamping wanita itu.
Mereka berjalan berdua di lorong sekolah. Jika ditanya berpacaran atau tidak, aku bisa menebak 1000% tidak. Karena si wanita terus memasang wajah datarnya saat si pria culun itu tak berhentinya bicara.Aku tak perduli akan pria culun itu. Yang menjadi atensiku sekarang adalah bagaimana rasa bibir si wanita itu. Bagaimana sempitnya dia saat kuhujam berkali-kali dan bagaimana suara desahannya saat kelamin kami menyatu.
Ah aku sangat menantikan hari itu. Pasti wangi sekali dia. Bermain pakai lidah sepertinya seru.Tunggu, mereka pulang bersama naik motor. Si culun itu kupikir dia naik bus atau dijemput ayahanda tercintanya.
Shit! kaki jenjang wanita itu benar-benar mengotori otak ku sekarang. Pahanya putih mulus. Minta sekali ditinggalkan jejak percintaan kita nanti. Jika dilihat dari cara mereka naik motor, sudah dipastikan mereka tidak berpacaran. Buktinya wanita itu sama sekali tak memeluk di pria culun itu.
Jika iya kan pasti langsung memeluk dari belakang. Yang membuat kedua benda itu bertemu dengan punggungnya. Tapi jika dilihat sepertinya pas ditanganku.Sialan, hanya fantasi bersama wanita itu membuatku menegang. Lihat saja nanti, jika seperti ini lagi, dia harus tanggung jawab dengan mulutnya.
by.dikook0901
26.06.2020
YOU ARE READING
The Nerd, The Bad
De TodoKisah seorang gadis SMA yang bertemu dengan dua orang pria dengan sifat mereka yang bertolak belakang. Satu dengan penampilan kutu buku nya yang selalu mendekati dengan cara konyolnya dan satu lagi seorang murid pindahan dengan predikat fuckboy nya...