Pagi hari saat jam pelajaran pertama dimulai, semua murid sudah mengeluh karena pagi-pagi sudah diharuskan membuat cerita karangan dan membacakannya di depan satu persatu. Bukan masalah pada saat mereka membacanya. Tetapi saat mereka harus membuat cerita itu. Pagi-pagi sudah diminta mengarang bebas.
Memang guru ini terkenal karena jika dia masuk mengajar pasti tak jauh-jauh dari yang namanya mengarang, mengarang dan mengarang. Belum lagi murid diharuskan menulis. Itu adalah bagian paling membosankan untuk mereka. Menulis beberapa kata saja mereka malas, ini harus mengarang cerita yang berparagraf.
Mereka hanya diberi waktu satu jam untuk mengarang. Setelah itu guru memanggil nama mereka secara acak. Beruntung bagi murid pintar yang sudah selesai dengan karangannya. Contohnya Tatsuya, dia sudah duduk manis menunggu namanya dipanggil. Setelah dua murid maju, nama selanjutnya yang dipanggil adalah Junko. Pria itu maju dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Ia sebenarnya tak perduli karangannya bagus atau tidak. Yang penting sudah membuat tugas karangannya dan ia maju kedepan. Hal itu yang harus diapresiasi dari Junko.
~
Saat Junko membacakan karangannya di depan, Miki terus melihat pria itu. Memperhatikan dengan tatapan nakalnya. Semenjak kejadian di kantin kemarin, ternyata ia jadi ingin mengetahui seperti apa si Junko ini.
Dan ternyata Junko juga menatapnya saat sambil membaca. Seakan karangan yang Junko buat adalah untuk Miki.
Setelah selesai, yang dipanggil adalah murid tepat di bangku paling depan. Bukannya kembali ke bangkunya, Junko justru duduk di bangku murid itu dengan posisi menyamping tetapi matanya memandang ke Miki.
Kebetulan saat itu teman sebangku Miki tidak masuk. Miki memberi isyarat ke Junko dengan menepuk pelan kursi disebelahnya agar pria itu pindah.Seakan mengerti maksud Miki, Junko berdiri dan segera pindah duduk disamping Miki. Mereka masih tak bicara satu sama lain. Hanya menatap kedepan, melihat siapa selanjutnya yang dipanggil untuk membaca karangannya.
Dan ternyata orang selanjutnya adalah Tatsuya.
Junko merasakan ada tangan yang menempel dipahanya. Ia menunduk dan melihat ternyata tangan kanan Miki disana. Perlahan tangan itu mulai meraba dari paha dan mengelus bokong samping Junko. Junko hanya tersenyum menyeringai dan membiarkan hal itu.Dan yang lebih mengejutkan lagi, saat tangan Miki tepat berada di atas milik Junko. Miki sengaja meremas pelan sesuatu yang sedang ia pegang ini. Walaupun tertutup seragam, Miki bisa merasakan milik Junko yang tidak kecil. Tangannya ingin meraba hal yang lain lagi tetapi ditahan oleh Junko. Pria itu justru mengarahkan tangan Miki untuk masuk kedalam celananya saja. Junko ingin merasakan langsung tanpa ada kain yang menutupi.
~
Tatsuya sudah duduk dibangkunya dengan senyum bangga. Ia merasa karangannya lebih bagus dari yang lain.
"Siapa lagi selanjutnya?" ucap guru itu pada dirinya sendiri.
"Miki, Pak." ucap Tatsuya dan membuat Miki menoleh dengan tatapan kesalnya.
"Ah iya. Miki, maju dan bacakan karanganmu." pinta guru tersebut.
Miki benar-benar kesal pada Tatsuya, pria ini mengganggu aktifitasnya saja. Jangankan Miki, Junko juga menatap Tatsuya dengan kesal. Sudah hampir menyentuh miliknya tadi tangan Miki.
Mau tak mau, Miki maju dan membacakan karangannya. Tatsuya menatapnya sambil terus tersenyum bangga seperti tak ada salah dan Junko malah menatap Miki dari bangkunya dengan tatapan nakal.~
Saat jam istirahat, sebelum Tatsuya mengajak Miki untuk makan bersama. Perempuan itu sudah diajak Junko untuk keluar. Dia menarik tangan Miki dengan cepat. Tatsuya bingung sendiri melihatnya.
Sepanjang jalan tentu saja mereka berdua menjadi bahan omongan para murid lain. Bagaimana tidak, Junko bahkan tak melepaskan genggamannya pada tangan Miki.Mereka sampai di atap sekolah. Dan Junko langsung membawa perempuan itu masuk ke salah satu ruangan disana dan menguncinya. Junko kemudian menyandarkan punggung Miki pada dinding dan melumat bibir wanita itu tanpa aba-aba.
Miki tak masalah dengan itu dan justru malah membalasnya.Ciuman yang tadinya hanya lumatan berubah menjadi semakin panas. Tangan Junko tak tinggal diam. Ia meremas dua benda kenyal milik Miki secara bergantian.
Posisi mereka sekarang sudah saling menindih. Junko tepat berada di atas Miki. Dengan cepat, Junko menanggalkan semua yang menempel dibadan mereka.
"Eunghhh...Jun" lenguh Miki saat merasakan jari Junko bermain di pusatnya. Junko terus menatap perempuan dibawahnya itu.Setelah Miki mencapai puncaknya. Ia langsung mengubah posisi agar Miki diatasnya. Miki paham, Junko juga ingin dipuaskan. Miki langsung memasukkan dan menghisap milik Junko. Pria itu mengerang sambil membantu Miki memaju mundurkan kepalanya. Hingga ia merasakan ada sesuatu yang ingin keluar, ia menarik Miki dan membiarkan cairannya mengotori seluruh badan Miki.
"Kau cantik jika seperti ini." ucap Junko lalu kembali melumat bibir Miki dan mengganti posisi mereka. Miki kembali berada dibawahnya. Tanpa aba-aba, Junko memasukkan miliknya ke dalam Miki. Ia terus menghentakkan miliknya berkali-kali. Tak membiarkan perempuan itu beristirahat.
Suara desahan, erangan, dan decakan kedua tubuh merekalah yang hanya terdengar di ruangan ini. Untung saja ruangan ini kedap suara.
Junko terus menghentakkan miliknya semakin dalam hingga puncak mereka datang dan Junko mengeluarkan semuanya didalam."Aaaahhhhh..." teriak mereka berdua saat mencapai klimaksnya.
~
Kedua insan itu masih diruangan yang sama dan saling berpelukan tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh mereka.
"Kau nikmat sekali Miki."ujar Junko sambil merapikan rambut Miki.
"Ya. Kau juga. Terima kasih." balas Miki.
"Kau juga cantik." tambah Junko lagi.
"Aku tahu. Dan ini yang kedua kalinya kau bilang seperti itu." jawab Miki lagi.
"Mau jadi pacarku?" Tanya Junko dengan menatap Miki.
Tawa terkekeh terdengar dari mulut Miki.
"Jangan bercanda. Aku tak tertarik dengan hal seperti itu." jawabnya.
Junko mengerutkan keningnya karena tak mengerti maksud perempuan ini."Aku heran padamu. Perempuan lain sehabis melakukan sex denganku pasti berujung dengan kami memiliki hubungan. Ya walaupun paling lama hanya satu minggu." ucap Junko.
"Jangan samakan aku dengan wanita mainanmu Junko. Aku punya tawaran menarik. Itu juga kalau kau mau." ujar Miki sambil mendongak ke atas. Karena sedari tadi wajahnya dihadapkan dengan dada bidang Junko.
"Apa?" Tanya Junko penasaran.
"Kita jadi partner sex saja. Sama-sama nikmat bukan?" Ucapnya. Seperti ini adalah tawaran paling menarik.
"Oke. Aku sangat setuju, tak ada yang mengikat satu sama lain antara kita." jawab Junko lalu kembali memeluk Miki. Sesekali ia mengecup kening Miki dan menghirup aroma feromon rambut perempuan itu.~
Saat sudah bel pulang sekolah, Tatsuya menatap bangku disebelahnya yang masih kosong. Sedari jam istirahat tadi sampai jam pulang sekolah Miki belum kembali ke kelas bersama si anak pindahan itu. Tatsuya khawatir terjadi apa-apa pada Miki. Memang sudah perasaan Tatsuya di awal jika Junko bukan pria baik-baik.
Ia menoleh saat mendengar derap langkah kaki. Dan muncul kedua sosok yang menghilang sejak tadi.
"Kau belum pulang Tatsuya?" Tanya Miki.
"Menurutmu? Aku menunggumu." balas Tatsuya.
"Mohon maaf sebelumnya tuan yang begitu rapi. Miki pulang denganku hari ini." ujar Junko dari bangkunya.
Tatsuya menoleh ke arah Junko dengan tatapan kesal.
"Tatsuya, maaf ya. Aku ada janji dengannya." ujar Miki sambil menunjuk Junko. Sementara Junko tersenyum penuh kemenangan.
"Jika ibu bertanya bilang saja aku pergi main ya." ucap Miki lalu pergi dengan Junko dari kelas.
Tatsuya menatap mereka dengan perasaan kesal dan khawatir pada Miki."Kuharap tak terjadi apa-apa padamu Miki."
by.dikook0901
13.07.2020
YOU ARE READING
The Nerd, The Bad
AcakKisah seorang gadis SMA yang bertemu dengan dua orang pria dengan sifat mereka yang bertolak belakang. Satu dengan penampilan kutu buku nya yang selalu mendekati dengan cara konyolnya dan satu lagi seorang murid pindahan dengan predikat fuckboy nya...