Four

179 4 0
                                    

Tatsuya menatap Miki yang sudah tertidur disebelahnya. Wanita ini tadi memaksa untuk tidak meninggalkannya sebelum Miki benar-benar tertidur. Dia bilang ingin memeluk Tatsuya sambil tidur.
Setelah memastikan Miki sudah benar-benar terlelap, Tatsuya menarik lengannya pelan yang dijadikan bantalan oleh Miki. Ia merapikan helai demi helai rambut Miki yang menutupi wajahnya.
"Tidur yang nyenyak Miki." ucapnya lalu keluar dari kamar Miki dan tak lupa menutupnya.
Ia segera kembali kerumahnya.

Esok paginya, Tatsuya sudah berada dirumah Miki. Selain akan berangkat bersama, Tatsuya juga menumpang sarapan. Itu juga karena dipanggil oleh ibunya Miki.
"Tatsuya ayo berangkat." ajak Miki sambil menuruni anak tangga.
"Kau tidak sarapan?" Tanya Tatsuya.
"Malas. Nanti saja, ayo." Miki menarik tangan Tatsuya agar cepat mengikutinya keluar.
Mereka lalu naik ke motor dan bergegas berangkat kesekolah.
Setelah sampai dikelas, Tatsuya langsung membuka bukunya. Ia ingin mengulang kembali apa yang diajarkan guru kemarin.
"Kau tidak lelah membaca terus?" Tanya Miki yang sepertinya sedang bosan, dan ingin menganggu Tatsuya.
"Tidak. Ini untuk mengulang kembali, supaya aku tidak lupa." jawabnya tanpa melihat Miki. Matanya benar-benar terfokus pada bukunya.

"Kau sudah pintar Tatsuya. Apalagi yang kau inginkan? Jika aku mungkin masuk akal jika perlu membaca buku." ucap Miki.
"Tak ada batas kepintaran seseorang Miki. Jika bisa belajar hal baru sampai tua kenapa tidak." balas Tatsuya.
"Kau membosankan." ucap Miki sambil menekuk wajahnya. Ia begitu malas karena Tatsuya begitu sibuk pada bukunya.
Tatsuya sempat melihat sebentar kearah Miki dan ia terkekeh melihat seorang Miki merajuk.
"Ayo keluar. Mengobrol ditempat biasa sebelum bel masuk." ajak Tatsuya. Miki tersenyum lalu merangkul lengan Tatsuya. Mereka berjalan keluar kelas hingga berpapasan dengan Junko di pintu masuk kelas.
"Oh, hai cantik." sapa Junko dengan senyum tampannya.
"Hai tampan. Tumben tidak telat." ucap Miki membalas sapaan Junko.
"Sayang kalau telat. Tak bisa melihat wajahmu lebih lama." ucap Junko.
Tatsuya melihat interaksi mereka dengan malas.
"Miki, jadi keluarnya?" Tanya Tatsuya.
"Ah iya jadi. Junko, aku keluar dulu." ucap Miki.
"Tunggu, kalian mesra sekali jika dilihat-lihat." ujar Junko yang melihat Miki menggandeng lengan Tatsuya.

"Kenapa? Kau cemburu?" Tanya Miki.
"Tentu sayang. Aku tak suka melihatmu bersama pria lain." jawab Junko sambil mengelus pipi Miki.
"Jauhkan tanganmu dari Miki, Junko." ujar dingin Tatsuya.
"Wow, kenapa tuan ini sudah marah-marah? Masih pagi tuan. Harusnya kau menikmati pagi yang cerah ini. Dan lagipula kau juga tak memiliki hubungan apa-apa dengan Miki kan?" Balas Junko.
"Setidaknya aku tidak brengsek pada perempuan." ujar Tatsuya.
"Hei tuan. Kau mau tau nikmatnya jadi brengsek? Kau bisa tanyakan pada temanmu ini." Junko berdiri didepan Tatsuya dengan wajah meledek.
"Kurasa milikmu saja tak pernah menegang ya?" Ucapan Junko membuat Tatsuya naik darah. Jika saja Miki gak menahan pria itu.

"Tatsuya, ayo keluar." ajak Miki sebelum ada perkelahian antara kedua pria itu.
Junko sebelum duduk dibangkunya sudah mengisyaratkan Miki jam istirahat untuk bersamanya dan dibalas anggukan oleh perempuan itu.

~

"Junko..aahh..pelan-pelan." desah seorang wanita yang sedang meremas rambut si pria karena hentakan yang tak berhenti dia lakukan di area kewanitaanya. Tangan pria itu tak tinggal diam, ia meremas benda menggemaskan milik Miki dan bermain di bagian bawah perempuan itu dengan satu tangannya lagi dari belakang. Tangan si wanita berpegangan erat pada bangku yang ada diruangan itu. Rok dan pakaian dalam sudah terlepas dari dirinya. Kakinya sudah terasa lemas karena hentakan pria itu.

"Junko...aku ingin keluar terus jika kau seperti ini." eluhnya lagi.
"Keluarkan saja sayang. Kau akan kubuat keluar berkali-kali." ucap Junko pada perempuan itu. Dirinya masih menggerakkan miliknya keluar masuk. Hingga tak lama mereka mendapatkan kepuasan masing-masing.
Junko menangkap tubuh Miki dengan memeluknya dari belakang. Miki sudah tak sanggup berpegangan karena sudah merasa lemas sekali.

Kemudian Junko menidurkan tubuh Miki diatas matras yang ada disana. Dan menanggalkan semua seragam sekolah mereka. Junko kembali memasukkan miliknya dan menghentakan dengan tempo cepat.
"Kau nikmat sekali Miki." ujar Junko. Miki tak bisa membalas apa-apa karena sudah terbuai akan aktifitasnya dengan Junko. Ia hanya melingkarkan kakinya ke pinggang Junko agar bisa merasakan lebih dalam lagi milik Junko di dirinya.
"Junko..ini nikmat sekali." ucap Miki disela-sela desahannya.
"Jangan berhenti kumohon." ucapnya lagi. Miki sudah sangat candu pada tubuh Junko. Ini seks paling nikmat menurutnya. Junko memang pandai bagaimana cara melayani wanita. Hingga mereka mencapai pelepasan kedua mereka. Tubuh Junko ambruk diatas tubuh Miki. Deru nafas mereka terdengar karena begitu lelah satu sama lain.

~

Keduanya sudah kembali memakai seragam mereka. Miki duduk diatas meja melihat Junko sedang membersihkan bekas percintaan mereka.
Setelah selesai, Junko langsung menghampiri Miki dan kembali melumat bibir perempuan itu.
"Ayo kembali ke kelas." ajak Junko. Miki menggeleng. Ia malas sekali untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
"Kenapa hm?" Tanya Junko dengan lembut. Jika sedang berdua saja dengan Miki, pria ini benar-benar seperti kekasihnya saja.
"Hanya malas saja. Aku mau disini sampai jam pulang sekolah. Jika kau ingin kembali, pergilah." ucap Miki. Junko justru duduk disamping perempuan itu.
"Apa lihat-lihat?" Tanya Miki karena merasa Junko terus memperhatikannya.
"Aku mendengarkan jika kau ingin cerita." ujar Junko kemudian. Miki justru menoleh ke Junko dan menatap pria itu.

"Junko, aku ingin lagi nanti sepulang sekolah." ucap Miki dengan wajah polosnya.
"Apapun itu sayang." balas Junko.
"Ingin di hotel apa dirumahku?" Tanya Junko ke Miki.
"Dirumahmu tak ada orangtuamu memangnya?"
"Mereka akan selalu pulang malam. Aku sudah beberapa kali membawa perempuan dan bercinta disana. Selama pembantuku tutup mulut, semua aman." jawab Junko santai.
"Di hotel saja ya. Tak apa kan?" Tanya Miki.
"Tenang saja. Black card ayah masih di tanganku." jawab Junko. Pria itu lalu menyandarkan kepalanya ke pundak Miki.
"Miki..."
"Hm?"
"Apa kau pernah bercinta dengan Tatsuya?" Tanya Junko tiba-tiba.
"Tidak pernah. Hanya ciuman saja. Itu juga aku yang mulai." jawab Miki.
"Beruntung sekali pria itu. Semua pria disini harus mohon-mohon dulu jika ingin mendekatimu. Dia dengan mudahnya mendapatkan bibirmu itu." ucap Junko.
"Kau juga kan."
"Aku pengecualian. Memang dasarnya saja ketampananku tak bisa di saingi." ujar Junko.

Miki tertawa pelan sambil memukul lengan pria itu. Jika dilihat seperti ini mereka seperti berteman biasa. Atau mungkin bisa dilihat seperti memiliki hubungan khusus. Tak ada desahan dan pembicaraan kotor diantara mereka.
Sayangnya kedekatan mereka hanya sekedar di ranjang dan memuaskan satu sama lain.

~

"Kau pulang dengannya lagi?" Tanya Tatsuya saat melihat Miki sedang membereskan buku-bukunya. Ia baru kembali lagi ke kelas setelah pelajaran terakhir usai. Dikelas hanya ada Miki dan Junko yang baru saja masuk dan Tatsuya yang menunggu Miki.
"Iya. Kenapa?" Tanya Miki.
"Kuharap kau bisa menjaga dirimu Miki. Aku hanya tak ingin kau kenapa-kenapa." ujar Tatsuya. Miki lalu mendekat ke pria itu dan memegang bahunya.
"Tatsuya, terima kasih karena sudah khawatir padaku. Aku paham perasaanmu. Percaya padaku ya?" Ucap Miki sambil menatap pria itu.
"Aku percaya padamu. Tapi tidak dengannya." balas Tatsuya dengan mengarahkan bola matanya ke arah Junko.
"Dia tak seburuk yang kau kira Tatsuya." bisik Miki ditelinga Tatsuya. Lalu perempuan itu menyempatkan untuk mengecup pipi Tatsuya lalu keluar bersama Junko.

"Aku ingin lebih dari sekedar ciuman Miki"

by.dikook0901
22.07.2020

The Nerd, The BadWhere stories live. Discover now