Clue

11K 428 2
                                    

Ali yang kecapean menyetir hari itu, memilih untuk tidur lebih lama. Mengumpulkan energi. Mengingat nasehat gadis yang daritadi berkeliling di pikirannya. Sementara Prilly harus bangun pagi untuk menjemput kedua orangtuanya yang baru pulang dari surabaya.

"Mamaaaaaa", teriak Prilly menyapa mamanya.

"Hai sayang", peluk kangen mamanya untuk anak bungsunya itu. Prilly anak kedua dari 2 bersaudara. Kakak laki-lakinya memilih melanjutkan S3 nya di luar negeri. Lalu mereka pun bergegas menuju rumah.

"Kamu kerja sekarang?", tanya mama.

"Iya ma. Diajak project gitu sama temen. Lumayan lah", jelas Prilly.

"Asal jangan kecapean aja ya".

"Siapppp. Eeem Mama inget Ali gak?", sambung Prilly.

"Ali siapa? Mana mama inget semua temen kamu, Prill", jawabnya menggeleng heran.

"Itu ma temen kecil aku dulu. Anaknya tante Dewi. Inget kan?", Prilly memperinci ciri-ciri Ali.

"Oh Ali yang itu. Iya ingat. Kenapa? Bukannya kamu sama dia ga akrab ya? Diem-dieman gitu kalo ketemu. Mama sih ketemu terus sama mamanya. Kan kita arisan bareng", kata mamanya panjang lebar.

Prilly yang sangat dekat dengan mamanya tak mampu menahan hasrat ingin bercerita. "Kalo sama dia mama setuju ga?"

"Yakin? Kok mama gatau sih. Kesini aja dia gapernah. Ngaco deh"

"Yakan mama seminggu di surabayanya sama papa" Mamanya manggut-manggut seolah lupa keberadaannya kemarin.

"Ya mama kaget aja kamu tiba-tiba nanya gitu. Apalagi ga pernah mama liat kamu deket sama dia. Nanti sakit hati lho, yang kemaren aja udah sembuh?", nasehat mama. Glek! Mamanya kembali mengungkit kata kemarin, membuatnya kembali ke dinding nostalgia 2 tahun terakhir ini. Ada nama orang lain di tahun yang berat itu. Azka.

"Mama sih ga masalah kamu sama siapa aja. Toh kamu yang nantinya ngejalanin. Inget aja, harus tanggung jawab sama perasaan sendiri. Termasuk sakitnya, jangan mau senengnya doang", lanjut mamanya panjang lebar.

"Ngomong2, kamu deket sama dia dari kapan deh?", selidik mamanya.

"Sejak reuni ma", jawab Prilly mengulum bibirnya menahan senyum karena tau akan digoda mamanya.

"Wahhhhh, love in reuni dong ya?", ledek mamanya sambil tertawa.

"Mama ihhhh, udah deh", tawa mereka pun pecah.

"Kamu udah dewasa. Lebih tau apa yang kamu jalanin kan? Nikmatin aja", Prilly tersenyum mendapat jawaban sedewasa itu dari mamanya. Pikirannya makin jelas. Memberi ruang untuk Ali. Tidak hanya membiarkan Ali masuk ke pikirannya, namun juga hatinya.

------------------][--------------------

Ali yang sudah menyelesaikan tugasnya sore itu berinisiatif menelpon Prilly.

"Hai, cabe", sapa Ali sambil meledek.

"Jahat banget sih. Panggilnya yang lembut sedikit bisa kan?", jawab Prilly tak terima.

"Yaudah, hai pedes HAHAHAHA", Ali tak mampu menahan tawa.

"Gue tutup nih telponnya", ancam Prilly.

"Eee jangan dong. Baru juga mau diajak jalan"

"Kemana?", tanya Prilly antusias.

"Cepet banget responnya ya. Udah ga gengsi lagi", goda Ali mengingat kejadian kemarin.

"Aliiiiiiii! Becanda lagi gue tutup nih", ancam Prilly lagi.

"Eh iya iya enggak udah, jangan ttup ya", bujuknya.

You, Me, and The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang