Double 'Movie' Date

9.7K 331 3
                                    

Besoknya Ali malah disibukkan dengan urusan kuliah. Seminggu meninggalkan kampus, membuatnya sedikit kalang kabut. Ia segera menyelesaikan apa yang perlu ia selesaikan. Prilly yang sudah selesai kuliah, juga sudah menyelesaikan tugas yang diberi Ali semalam, langsung meraih iPhonenya menghubungi Ali.

"Lagi apa?".

"Aku lagi sibuk banget nih. Kamu udah kuliah?".

"Udah, Hanggi Daffa bisanya besok. Kamu ngapain sih? Gambar?".

"Iya, nanti aku telpon lagi ya. Bye", tutupnya. Prilly merasa aneh Ali seperti tergesa-gesa tidak penuh basa-basi lagi. Ia yang penasaran berpikir siapa tau Ali ada di studionya, menyusul ke rumah Ali.

"Bi, Alinya ada?", tanya Prilly sopan.

"Gaada tuh non. Dari pagi udah berangkat. Mau nunggu di dalam aja?", tanya Bibi mempersilahkan Prilly masuk. Prilly pun mengirim pesan pada Ali

"Dimana? Katanya ngegambar? Kok ga di studio?", kirimnya. Prilly yang bosan duduk di ruang tamu, beranjak dari situ menuju studio Ali. Di dalamnya seperti banyak pekerjaan yang belum selesai. Prilly memilih tidak menyentuhnya sama sekali. Lalu berjalan menuju sebuah pintu. Ia teringat kata Ali, studionya tidak begitu jauh dengan kamarnya.

"Mungkin ini pintunya kali ya", pikir Prilly lalu mendekat ke arah pintu, membukanya. Ternyata benar, kamar Ali berada di balik pintu itu. Prilly yang sudah pernah ke studio dan kamar Ali baru tersadar. Ia yang sedikit bosan duduk di kasur, menunggu balasan dari Ali.

"Aku ga kerja di rumah, sayang. Sama temen. Kamu disitu?", pesan singkat darinya. Prilly sedikit kesal karena lagi-lagi Ali seperti menyembunyikan sesuatu. Tidak biasanya Ali mengerjakan tugasnya diluar studio seperti ini. Prilly pun beranjak dari kasur lalu bergegas keluar. Namun langkahnya terhenti. Ada sesuatu yang mengganggu matanya. Sebuah kamera yang terletak di sebuah kursi. Prilly meraihnya. Mulai melihat isi kamera, lalu senyum mengembang di wajahnya.

Apa yang membuatnya tersenyum? Ada wajah tampan Ali di kamera itu. Sangat banyak malah. Ali terlihat begitu narsis, jauh dari dirinya yang selama ini ia perlihatkan pada Prilly. Membuat Prilly tertawa geli namun tersenyum lagi, tak mampu menahan rasa kagumnya pada ketampanan pria itu. Lalu Prilly berinisiatif mencopy foto-foto itu ke iPhonenya, tanpa sepengetahuan Ali. Prilly yang tersenyum puas menaruh kembali kamera itu di tempatnya. Seolah tidak pernah ia ambil dari situ. Lalu berjalan keluar, melewati pintu tadi dan menutupnya kembali. Prilly belum membalas pesan Ali tadi. Ia memilih berpamitan pada Bibi dan pulang. Ali yang khawatir Prilly sudah tidak membalas pesannya berinisiatif menelpon.

"Kamu dimana? Di rumah aku?"

"Yeee, geer banget. Aku di rumah"

"Yakin? Kok tau aku ga di studio?"

"Jadi tadi ga di studio ya? Kamu kemana?", Prilly balik bertanya mengintrogasi Ali.

"Ngerjain tugas, sayang. Sama temen"

"Temen siapa?", Prilly tidak membiarkan Ali menyelesaikan penjelasannya.

"Temen kampus lah. Masa temen kamu. Eh iya Hanggi sama Daffa gimana tadi kata kamu?", Ali balik bertanya.

"Jadi kamu tadi ga merhatiin aku bilang apa?", Prilly malah sewot.

"Ya aku kan buru-buru. Ngambekan banget sih. Diulang dong, tadi Hanggi sama Daffa kenapa?"

"Ga ada siaran ulang", ucap Prilly ketus. Ali malah setengah tersenyum mendengarnya, membayangi wajah Prilly yang ketus seperti itu.

"Ga ada yaaa, aku ketinggalan dong. Streaming aja deh ya", Ali malah meladeninya.

You, Me, and The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang