step two

2.1K 205 39
                                    

"Gii..?"

Sehun bangun dari tempat tidurnya, manggil-manggil Seulgi karena ga nemuin Seulgi disebelahnya. Padahal masih jam 5 pagi, tapi Seulgi udah ga ada di sebelahnya.

Sebelum keluar kamar, Sehun jalan ke arah lemarinya dulu, ngambil baju sedapetnya yang ada di dalem lemari buat dipake.

Soalnya ya...

gitu gara-gara semalem habis itu....ituloh, ngerti kan? Makanya bangun-bangun kondisi kedinginan.

"Seulgiii?"

Sehun jalan keluar kamarnya, nemuin Seulgi di ruang makan yang lagi mungutin baju mereka yang berserakan setelah kejadian semalem. Dihampirinya Seulgi yang masih belum nyadar kalo daritadi diliatin.

Pinggang Seulgi direngkuh dari belakang, "tumben udah bangun?" tanya Sehun dengan bibirnya nyiumin bahu Seulgi.

"Sehun stop it," kata Seulgi sambil ketawa pelan. Dia berusaha nyingkirin kepala Sehun dari bahunya.

"Is it my clothes?" Sehun mundur beberapa langkah, mengamati pacarnya dari atas sampe bawah.

Sweater item kesayangannya dipake Seulgi. Emang kegedean sih, sampe badan pacarnya itu hampir tenggelem gara-gara make sweaternya.

Tapi justru menurut Sehun itu yang bikin Seulgi cocok make sweaternya, gemes gitu diliatnya. Mana rambut Seulgi dicepol gitu, yaudah nambah deh gemes.

"Kenapa? Ga boleh aku pake ya?" tanya Seulgi sedih.

Sehun menggeleng, "engga kok, terserah mau pake baju aku yang mana aja." Lalu berjalan mendekat ke arah Seulgi sambil mengamati ceweknya dari atas sampe bawah.

"Yaudah bagus kalo gitu," kekeh Seulgi.

"But I hope this is the last for you to wear my clothes cause Seulgi on my oversize sweater drives me crazy."

"Where's your clothes? Bukannya kamu disini juga nyimpen baju?" tanya Sehun, kemudian ngulurin tangannya buat ngusap pipi Seulgi.

"Udah kamu potong-potong dua hari lalu. Kamu lupa ya?"

Cowok di depan Seulgi ini cuma ketawa, "did I? Maaf kalo gitu."

"Lain kali kalo marah butuh aku rekam? Biar besok-besoknya ga amnesia," kekeh Seulgi.

Wajah Sehun berubah jadi datar, super datar. Padahal awalnya masih senyum sambil menatap Seulgi penuh cinta.

"Not funny, Ms. Kang," bisik Sehun. Perlahan cowok itu mendekat, matanya terus terarah ke bibir Seulgi yang agak terbuka.

Seulgi menghela napasnya, kemudian mendorong pelan Sehun agar sedikit menjauh, "udah aku mau mandi."

"Urusan kita belum selesai," desis Sehun.

"Aku ada kelas pagi, Hun," balas Seulgi. "Aku harus mandi sekarang, nanti telat."

"Ok fine. Go," kata Sehun sambil mundur beberapa langkah buat ngasih Seulgi jalan.

Seulgi senyum, lalu dia nyium bibir Sehun sekilas, "don't forget to call back your Mom."

















"SELAMAT PAGI RAKYAT KU!!!"

Baekhyun dateng-dateng udah bikin heboh satu cafe. Untung aja yang punya temen sendiri, jadi ga perlu repot kalo tiba-tiba dimarahin karyawan atau digrebek pelanggan lain.

"Bangke, siapa yang ngajakin dia kesini sih?" gerutu Sehun.

"Astaghfirullah A' gaboleh gitu atuh. Pagi-pagi udah ngumpat," kata Bima mengingatkan.

Chanyeol menyesap rokoknya, "gak usah sok suci lah. Nih mau nyebat sekalian ga?"

"Gitu atuh kalo ada rokok sisa banyak tawarin ke aing. Tau aja mah aing lagi bokek ga bisa beli rokok," kata Baekhyun sambil nyomot satu batang rokok berikut minjem korek Chanyeol sekalian buat nyalain karna Baekhyun ga bawa perlengakapan nyebat hari ini.

"Lo ga ada kelas, Yeol?" tanya Kai sambil nyedot americano punyanya.

"Gatau lah, daritadi gue nunggu di kelas dosen kaga dateng-dateng ya mending gue cabut," jelas Chanyeol.

"Lah terus cewe gue kemana kalo ga ada kelas?" tanya Sehun bingung disusul dengan anggukan Kai.

"Perpus kali, biasa anak ambis," jawab Chanyeol.

Iya, jadi tuh Chanyeol, Seulgi, sama Krystal ngambil jurusan akuntansi. Sementara Kai sama Sehun arsi, dan Wendy ngambil psikologi.













"So? How about spill some tea?"

Cewek-cewek yang awalnya dikria masih ada kelas ternyata udah pada nongki cantik di mall deket kampus. Biasalah ngomongin masalah gosip terkink atau mau sharing keluh kesah.

"Jadi gimana? Si Sehun?" tanya Wendy tanpa basa-basi.

"Gimana apanya?"

"Dia ga nyakitin lo kan?" tanya Kania.

Alis Seulgi bertautan, "nyakitin gimana?"

"Ralat," kata Kania. "Kalian ga saling nyakitin kan?"

"Nyakitin gimana sih? Ngaco deh," jawab Seulgi sambil ketawa canggung.

Wendy memutar mata, "Seulgi, I really know you. Gimana lo berusaha survive dari masa lalu lo itu, percobaan lo buat overdosis obat, bahkan sampe ART lo yang kesusahan nyembunyiin benda tajem biar ga disalah gunain sama lo."

Krystal menghela napas, "Gue cuma ga mau lo pacaran sama Sehun buat ngelampiasin self harm lo ke dia. Atau bahkan lebih parahnya lagi kalian pacaran karna bernasib sama dan berniat buat—"

"Apasi pada ngaco ya?" Seulgi ketawa. "Hidup gue bukan kayak novel kali, ga mungkin gue ngelakuin hal kekanakan kayak gitu."

Padahal iya.

Seulgi dengan segala kepinterannya dalam nyembunyiin masalah yang dia punya serta rencana yang dia susun selama ini. Dihadapin sama Wendy dan Krystal yang selalu tau apa yang disembunyiin sama orang terdekatnya.

"Gi, please. I don't know what are you doing this time. But whatever it is, just fucking stop," nasehat Wendy.

"You know it's vain. I beg you, Kang Seulgi, just fucking stop your crazy plan," imbuh Krystal.































;sumpah gatau ini nulis apaan.

monachopsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang