step seven

1.2K 170 21
                                    

Seulgi sekarang ada di kamarnya, lagi make skincare, sambil nungguin Wendy yang katanya mau ngajakin masak-masak malem ini.

Baru aja mau pake masker, eh dari belakang langsung ada yang meluk. Awalnya Seulgi mau teriak—dikira siapa kan, malah taunya Sehun.

Kayaknya tadi Sehun gaada di kamar, dah. Makanya Seulgi skincare-an di kamar sekalian.

Iya, masih tengsing guys.

"Kangen," bisik Sehun.

Seulgi bingung mau jawab apa....

"Egi....ih kok cuma diem??" sungut Sehun.

"Lepas dulu, mau pake skincare," kata Seulgi sambil berusaha mengurai pelukan Sehun.

"Gaboleh."

"Sehun..."

"Yaaa???" jawab Sehun lucu.

"Ih ini lepasin dulu dong," omel Seulgi.

"Gamau, nanti kabur lagi kayak kemarin."

"Geu tuh beneran kangen, Gi. Lo ngerti ga sih rasanya saking kangen sama orang sampe hampir gila?" tanya Sehun.

Beberapa detik Seulgi diem, lalu ntah kenapa tiba-tiba nangis. Sehun yang awalnya mau manja-manja auto panik ga karuan.

"Lo nangis? Eh, Gi, kenapa ih?" tanya Sehun panik.

"Gi, sumpah ga lucu," timpalnya.

Sehun menghadapkan Seulgi kearahnya, lalu berlutut, "lo masih marah ya sama gue?"

"Oke, gue bakal je—"

"Maaf," lirih Seulgi.

"Kenapa malah lo yang minta maaf???" tanya Sehun bingung.

"Maafin gue," ulang Seulgi ditengah tangisnya.

"Kenapa minta maaf? Yang harusnya minta maaf gue, Egi, bukan lo," tutur Sehun.

"Gue udah ga pantes sama lo lagi," lirih Seulgi.

"KATA SIAPA???" pekik Sehun.

"Harusnya gue yang bilang gitu! Gue yang brengsek gini ga sebanding sama lo. Bahkan orang diluar sana juga bilang lo terlalu sempurna buat gue yang bajingan ini," lanjutnya.

Seulgi menggeleng cepat, "engga, gue udah ga pantes—"

"I'll kiss you if you can't shut your mouth," ancam Sehun.

"Gue gabisa nge—"

And yea it happens. It's quite long, karna Sehun bener-bener mencurahkan semua emosinya.

"What the fuck is this?" tanya Sehun saat sadar ada sesuatu yang aneh di leher ceweknya.

Seulgi cuma bisa diem. Jelas banget Sehun nanyain tanda yang ada di lehernya—sisa-sisa kemarin malem.

"Seulgi jawab gue," perintah Sehun dingin.

"I'm waiting, honey," desis Sehun.

Sehun menghembuskan napasnya kasar, "is this hickeys?"

Sehun awalnya ga mau percaya itu beneran hickey, makanya dia mastiin lagi dengan nyibakin ke samping rambut Seulgi.

Bener aja. Hickey.

Sebanyak itu dan Sehun bisa kecolongan sampe detik ini.

Sambil ketawa miris, Sehun natep Seulgi dengan kecewa, "dari siapa? Gue inget banget kita ga ngelakuin apapun selama dua minggu terakhir. Tapi kenapa bisa ada tanda sejelas ini di leher lo?"

monachopsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang