"ergh...." Yoongi melenguh pelan, rasa sakit yang perlahan menjalar ke seluruh tubuhnya itu membuatnya terbangun dari tidur.
"Ayah...." Yoongi hanya bisa memejamkan matanya, meredam sakit yang melanda, tangannya meremat kuat sprei khas rumah sakit.
Baekhyun selesai dengan urusannya tadi, ia membetulkan posisi tidur Yoongi, membantu remaja itu untuk kembali tidur nyenyak. Yoongi masih belum berani membuka matanya, karena kepalanya sungguh sakit.
Tak lam setelah selesai dengan Yoongi, Baekhyun keluar menemui sang ayah yang tadi hanya melihat Yoongi kesakitan dari luar. "Syukurlah, pengobatannya berhasil"
Kangjoon mulai mengucap syukur setelah Baekhyun memberitakan demikian. "Tapi, kemoterapi ini harus dijalankan rutin agar setidaknya bisa memperpanjang umur Yoongi" jelas Baekhyun.
"Uisa?" Kangjoon mengernyit heran, pengobatan harusnya untuk sembuh kan? Harusnya Baekhyun bicara begitu kan?
"Kankernya sudah memasuki stadium 3, sangat sulit untuk menyembuhkannya, ditambah Yoongi-nya sendiri yang tidak bertekad kuat untuk tetap menikmati dunia" tambah Baekhyun lebih diperjelas.
Kangjoon berterima kasih pada Baekhyun, wajahnya yang sudah senang berubah ke sebelumnya, muram, gelisah, takut, dan marah. Kangjoon marah pada dirinya sendiri, kenapa tidak dari dulu ia menerima Yoongi? Semua ini gak akan terjadi, Yoongi setidaknya punya semangat hidup.
Kangjoon memandang wajah pucat anaknya, tangannya dibawa untuk mengelus perlahan surai hitam itu. Kenapa harus ada kata terlambat? Kalau kata terlambat sudah terpampang, kita harus berbuat apa lagi?
"Yoon....mianhae...."
Mata Yoongi terbuka, wajahnya kembali kesakitan. Dengan sisa tenaganya, Yoongi menggerakkan tangannya, sekedar untuk berkomunikasi oleh ayahnya, "Byun Uisa tadi disini, tapi kenapa jadi sakit sekali?"
Yoongi tidak tau, ini semua hanya rencana ayahnya. Untuk melakukan kemoterapi secara diam-diam. "Maafin Ayah....Ayah cuman pengen kamu sembuh"
Yoongi diam. "Tapi setidaknya beri tau Yoongi, biar Yoongi siap. Penyakit Yoongi memang sakit, tapi kalau diobati juga sakit."
"Mian....Ayah kira kamu gak akan mau melakukan pengobatan itu"
"Memang, tapi jika itu perintah Ayah, Yoongi pasti turuti"
Kangjoon gagal lagi membendung air matanya, Yoongi anak yang baik. Bagaimana mungkin jika ada yang berpikir ia adalah sebuah kesalahan? Yoongi hanya remaja biasa, hanya saja ia lebih istimewa.
"Yoon, mulai sekarang katakan apapun yang kamu inginkan. Sebutkan keinginan yang belum didapatkan"
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just The Way You Are | Min Yoongi [END]
SonstigesAku menyayangi Bunda.... bagaimanapun bunda memperlakukanku. "Yoongi itu sempurna di mataku dan di mata Tuhan, Jaem!"