Part 18 : Jeddah
Follow, vote dan share cerita ini.
Rahman dan Farah pergi ke Jeddah hari ini, dengan pesawat Garuda Indonesia.
Turun dari pesawat, Farah berlari keluar Bandara Internasional King Abdul Aziz menuju keluar disusul Rahman dengan nafas putus-putus.
"Kita ke Albaik" Kata Farah sambil memanggil sebuah taksi
..
"Amati?" Farouq berbalik, melihat siapa wanita yang datang dan langsung duduk di sebelahnya itu, perlahan wanita itu membuka cadarnya
"Farah?" Farouq terkejut, Farah sudah duduk manis dengan membuka cadarnya
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Panjang ceritanya, nanti kita cerita di tempat lain. Sekarang, bagaimana keadaanmu?"
"Aku baik" Farouq tersenyum
"Kalau baik, kenapa kau masih disini? Bahkan tidak mau dikunjungi siapapun?"
"Panjang ceritanya" jawab Farouq mengulangi
"Aku ingin dengar"
"Kak, gawat! Diluar sana ada ibunya Farouq"
"Hah!" Kaget Farouq dan Farah
"Farouq, Aku harus segera pergi"
"Tapi kita belum mengobrol"
"Hubungi, Aku. Aku ada di rumah Tuan Rahman bin Abdurrahman. Oh iya dan satu lagi yang ingin aku sampaikan. Farouq, Ana uhibbuka fillah" Farah tersenyum sangat manis, menutup kembali cadarnya dan segera pergi ke luar.
YOU ARE READING
My Arabian Husband
Spiritual"Daripada menikah dengan lelaki pezina, lebih baik aku menjadi istri ke empat bandot tua!" teriakan Farah memenuhi kamarnya disusul dengan tangisan meraung yang mengiba. Madame Mohannad memeluk putrinya, mengusap-usap lembut rambut lurus panjangnya...