Part 31 Kematian

2.5K 58 4
                                    

Part 31 Kematian

Farouq tiba dirumah tergesa. Ia masuk dan mencari anak dan istrinya.

"Farouq" Farah melompat dari kasur memeluk suaminya erat

"Aku takut sekali" katanya. Farouq mengusap kepala Farah, ia menenangkan istrinya yang berwajah merah karena tangisan.

Farouq menenangkan Farah. Membawanya kekasur dan memintanya duduk. Kemudian Farouq memeriksa kedua putranya satu per satu, Masyaa Allah, luar biasa mukjizat dari Allah. Merah-merah ditubuh mereka sudah berangsur menghilang.

"Siapa yang ingin membunuh anak kita Farouq, jawab!" Desak Farah. Farouq diam.

"Tidak mungkin boneka itu bisa datang sendiri kekamar kita selama aku tiada"

"Berjanjilah padaku, kau akan menghukum orang yang sudah berbuat kejahatan kepada anak-anak kita" Farah diluar kontrol, ia menangis

"Berjanjilah, suamiku!" Ia menekan kalimatnya

"Baik sayang, Aku berjanji"

Farouq pergi berjalan cepat, ia keluar dari kamar Madame Mohannad tidur dan meninggalkan Farah beserta Hasan dan Husein.

...

10 menit berlalu, suaminya belum juga kembali. Farah menyusul.

"Mas, Sayang" Farah melangkahkan kaki masuk ke kamar mereka yang pintunya terbuka

"Habibi, kamu dimana?" . Tidak ada jawaban

Farah melihat pintu lemarinya sedikit terbuka, kemudian ia mendekat. Ia membuka pintu itu dan tidak disangka ia menemukan sebuah pintu didalam lemari. Sejak pindah lemari itu memang kosong, Farpuq memintanya untuk tidak mengisi apa-apa disana. Selain itu Farouq juga satu-satunya orang yang memegang kunci lemari itu. Farah kemudian melangkahkan kaki kanannya kedalam lemari setinggi 3 meter itu, ia membuka pintu itu. Betapa terkejutnya Farah ia mendapati Farouq dan semua alat-alat canggih didalam sana. Setidaknya ada 2 tivi besar disana, semua gambar dari kamera cctv terpampang jelas. Terutama dikamar mereka berempat tidur.

"Farouq" Farah memegang pundak kiri suaminya

"Ada apa?" Lanjut Farah

Farouq mengangkat wajahnya, matanya merah menahan marah dan tangis. Air mata tumpah seketika ia memeluk Farah.

"Ada apa?" Tanya Farah lagi

Farouq tidak bisa berkata apa-apa. Ia memutar rekaman cctv beberapa hari yang lalu. Farouq dan Farah melihat jelas di layar besar itu kalau yang telah memberi mantra serta menaruh boneka voodo itu dibawah ranjang kedua anaknya adalah Sarah.

Farouq terluka. Sarah wanita pertama yang ia cintai. Sarah yang ia terima meski seorang janda. Sarah yang selama puluhan tahun menemaninya tega berbuat demikian kepada anak yang sudah sangat lama Farouq impikan.

Disamping itu, Farah tidak kalah marah. Di hati dan fikirannya hanya ada rasa marah dan kebencian yang luar biasa terhadap Sarah.

"Wanita kurang ajar" gigi Farah menggerutu

Farah keluar dari ruangan dibalik lemari itu. Ia berdiri memapah badannya didepan cermin berwarna perak dikamarnya. Farah melihat kearah cermin, matanya merah padam.

"Aaaaarrrrgggghhh" Farah berteriak kencang. Ia menumpas semua benda di violet itu. Parfum, bedak, lipstik, dan semua benda lain disana jatuh berantakan ke karpet.

Farouq berlari kearah Farah.

"Habibti, tenangkan dirimu"

"Bagaimana bisa tenang? Ia hampir saja membunuh anak-anak kita. Ia juga akan membunuhku setelahnya"

"Tidak Sayang, tenangkan dirimu"

"Aku tidak akan tenang tidak akan"

"Farah, tenangkan dirimu"

"Bagaimana jika anak kita mati Farouq, bahkan kita belum sempat mengakikahkan mereka, dimana hatimu"

"Aku juga sedih, tapi kita akan cari solusinya ya"

"Hanya ada satu solusi untuk masalah ini, Farouq"

"Apa itu?"

"Ceraikan wanita musyrik itu"

Farouq diam. Ada hening sesaat diantara mereka.

Tak lama Hp Farouq bergetar. Ia mengangkat telepon itu. Berbicara sebentar kemudian menutupnya kembali.

"Ada apa?" Tanya Farah

"Sarah" jawab Farouq pelan

"Apa ia meminta pengampunanmu setelah yang ia lakukan? Apa kau mengampuninya?"

"Bukan"

"Lalu!"

"Ia kecelakaan"

"Terus, apa kau tetap akan kesana?"

"Demi Allah Farah, Istigfar"

"Istigfar untuk wanita itu? Tidak! Kau tidak boleh kemanapun!" Perintah Farah

"Kau tidak bisa memerintahku!"

"Lalu ceraikan, Aku" sombong Farah

"Farah" Farouq marah wajahnya bergetar giginya bergerutu matanya membesar bulat tajam

"Ada perbedaan antara Indonesia dan Saudi. Kalau seseorang memberimu kabar keluargamu baik-baik saja di Rumah sakit, bisa saja ia sedang dalam keadaan kritis atau bahkan mati. Pelajari itu sebelum mengangkat lidahmu!" Farouq begitu marah ia mengucapkan kata-kata ini sambil menempalkan hidungnya kehidung Farah. Ia kemudia keluar dari kamar, membawa kain yang membungkus 2 buah boneka voodo itu keluar kamar sambil membanting pintu dengan keras.

Farah terkejut. Ia shock. Tak pernah sekalipun ia menemui suaminya marah seperti ini. Farah terduduk diam dikasur. Ia merenungi sikapnya.

....

Setelah beberapa saat Farah keluar. Ia mendengar suara bising dari arah ruang tamu. Farah khawatir. Ia terlebih dahulu masuk ke kamar Ibunya, melihat kondisi ke 2 putranya yang sedang minum susu dibantu 2 orang baby sitter dan Madame Mohannad yang siaga mengawasi mereka. Farah tersenyum dan menciumi putranya.

"Farah, mertuamu menangis, Umi tanya dia tidak mau menjawab"

Farah diam. Ia menenangkan Ibunya dan memintanya tetap dikamar sementara ia keluar menemui mertuanya.

...

"Amati, ada apa?"

"Farah" mertua Farah langsung memeluknya

"Ada apa Umi"

"Sarah, sarah. Dia meninggal. Kepalanya hancur Farah. Dia meninggal"

"Sssshhhh sshhhh, tenangkan diri Umik. Ini sudah kehendak Allah"

Mertuanya yerus menangis dipelulan Farah. Sementara itu air mata perlahan membasahi wajah cantik Farah. Ia sangat menyesali perbuatan dan perkataannya terhadap Farouq. Farah tidak menyangka berita kecelakaan biasa itu berarti kepala Sarah harus hancur dalam kecelakaan. Farah tidak pernah menyangka akan seperti itu. Ia mendekap mertuanya kuat-kuat. Menangis bersama dengan alasan yang berbeda.

Tamat

My Arabian HusbandWhere stories live. Discover now