5

306 29 1
                                    

Bibir Genn tak henti-hentinya tersenyum sabit saat ini. Setelah lima menit yang lalu ia baru saja turun dari mobil Ann. Mobil yang membawa ia dan kak Ann-nya membelah jalanan ibu kota sambil bercerita-cerita dan membicarakan banyak hal.

Genn dengan cekatan membersihkan debu-debu di nakas nya. Lalu meletakan sebuah gelas plastik yang di dalam nya masih terdapat batu es yang mulai mencair dan bekas minuman kopi, ia meletakan nya dengan penuh hati-hati. Seolah-olah ia sedang mempertaruhkan nyawa nya untuk gelas tersebut.

Gelas daur ulang bertuliskan "starbuck" itu bukan lah sembarang gelas bagi Genn. Gelas itu sangat  memoriabel baginya.

Tadi ia dan Ann memang sempat singah di coffe shop tersebut. Karena Ann bilang adiknya minta di bawakan kopi itu. Ahh siapapun adiknya Ann, Genn sangat ingin berterima kasih padanya.

Gadis itu kini sedang meloncat-loncat di kasurnya alih-alih akan terbang. Senyumnya merekah begitu lebar, ada sinar kebahagian memancar dari wajahnya. Malaikat dan peri-peri kecil seolah-olah sedang menari-nari di sekeliling Genn.

Genn jatuh hati! Ia jatuh hati pada Ann.

Ann adalah pria sederhana yang begitu baik. Wajah tampanya tak membuatnya menjadi orang yang menilai sesuatu dari fisik, terbukti bagaimana ia menerima Genn dengan baik. Ann adalah orang yang memiliki tutur indah yang mampun membuat pendengarnya terbius. Cara pandang Ann adalah cara pandang yang luar biasa. Begitulah Ann bagi Genn.

Mungkin menurut kamu itu berlebihan tapi begitu lah Genn yang sedang jatuh cinta menilai objek cintanya. Tak ada yang berhak meghakimi nya saat ini.

Karena itu Genn tak butuh waktu lama untuk suka pada Ann.

"kak Ann yang baik, kak Ann yang tampan." kalimat itu yang selalu ia sebut dalam hatinya. Tittle track untuk Ann, buatanya.

Meskipun Genn tau ia dan Ann merupakan sebuah perumpamaan seperti, saturnus dan pluto. Planet yang selalu di agung-agung kan keindahan nya dengan Genn yang tak diangap keberadaanya. Tapi Genn yakin Ann yang baik tak menilai seuatu dari fisik. Setidaknya ia tidak akan melarang Genn menyukainya.

Ntah, ntah kapan ia bertemu lagi dengan Ann. Ntah waktu itu ada atau tidak Genn tidak peduli. Waktu memang dasarnya selalu menjadi taka-teki, tapi hati ia bersifat pasti.

Toh masih ada harapan. Untung saja pekerjaan kelompok di rumah Letta belum selesai jadi masih ada kesempatan untuk Genn bertemu dengan Ann.

Kemudian terdengar suara ketukan pintu. Membuat Genn sadar dari imajinasinya.

"Non Genn yok makan, udah di tunggu in bapak." sahut bik Imah wanita paruh baya yang bekerja sebagai PRT di rumah Genn.

"bentar bik bentar."

***

Hari minggu adalah hari terbaik bagi Genn. Karena hanya di hari mingu Genn dapat bermain game online di laptop denga segelas jus jeruk dan beberapa sereal di sekelilingnya.

Tangannya dengan lihai mengarahkan dan menekan-nekan kursor. Terlihat dilayar, penembak Genn begitu cekatan dan dapat membidik musuh dengan baik. Lalu berlarian kesana-kemari mencari musuh yang lain. Hah hari minggu sinonim surga dunia bagi Genn.

Saat masih dalam medan pertempuran dan keadaan cukup sengit tiba-tiba game itu ter-pause. Genn mengumpat tampa ia sadari. Menyumpahi orang yang mengangunya di saat ia hampir saja membunuh semua musuh yang ada.

Layar leptoop nya menampilkan notifikasi pangilan vidio masuk dari "Nalallaa"

Mau tidak mau Genn mengangkatnya.

"woyy masih idup lo Genn" sahut seseorang dari layar.

"La! Lo nelpon gue tepat banget sihh gue lagi main game tau!" sindir Genn halus.

"ya maap kangen nih sama lo, masih kenal gue ngak nih. Mentang-mentang udah sekolah di sekolah elit lo lupain gue lagi."

"tadinya pengen banget gue lupa sama lo."

"ya allah Genn jahat benget si"

"ngak usah banyak gaya deh, bilang aja ada perlu apa nelfon gue?"

"Genn gue kangenn." terlihat di layar kedua tangan Nala melebar seolah-olah akan memeluk Genn.

"gue juga laa" pun dengan Genn seolah-olah membalas pelukan Nala.

Nala bertanya tentang bagaiman sekolah baru Genn. Genn menceritakan nya dengan begitu jelas, panjang dan lebar.

"yang penting lo udah ada teman kann?"

"iya sihh tapi ngak kayak luu"

" yaelah ngak usah gombal. Anak di sana pasti kaya-kaya trus bening-bening kan?"

"iya, La. Cuman gue yang kusam hahaha."

"makannya ngapain sih sekolah disituu. Ehh tapi katanya ketua osis lu ganteng banget. Siapa namanya?"

"ngak tau, belom tau gue."

"lo udah seminggu lebih disana tapi ngak tau sama ketos lo yang ganteng. Sia-sia banget idup lo."

"ngak gitu laa. Di.kelas gue aja udah cogan semua kenapa gue musti jauh-jauh ke ketos."

"makin sehat ye mata lo di sana. Nah guee rabun tiap hari lihat anak-anak di kelas!"

"haaa... Licin banget sih mulut lo kalau ngehina."

"emang mulut gue diciptakan buat itu kayak nya. Laa  lo masuk The young kan?"

"hah, the young apaan?"

"lo ngapain aja sih disana. Kan ada tuh di ZIS geng yang nama nya the young. Gue tau dari cahnel youtube mereka. Jadi Geng nya itu juga punya chanel youtube."

"gue ngak tau tuh." balas Genn acuh.

" lo harus gabung sama mereka deh Genn, kayanya ya isinya anak konglemerat semua kontennya aja riview barang-barang bermerek. Trus kalau angota cowok nya.., Genn gue nonton sambil ngiler sumpah bening bet. Tuh, kalau anggota cowok bikin vido bisu pun gue bakal tonton sampe berkali-kali. Dan ketos lo yang ganteng itu gue tau juga dari chanel itu."

"Ahh bacot banget lu malah bahas yang kayak begituan bukan kangen-kangenan."

"tapi Genn serius gan--" Genn lansung mematikan kontak karena muak dengan topik pembicaraan Nala.

Genn menatap pantulan wajah nya di layar laptop yang kini berubah yang hitam.

"gue gabung sama anak-anak kayak gitu. Sama aja ngejatohin diri sendiri. Ngak malu apa sama muka." maki Genn dalam hati.

Genn sebenar nya tau dan pernah dengar soal geng itu. Anggotan-anggota nya begitu populer tak hanya di ZIS bahkan sampai ke sekolah lain. Kabarnya, berkat kekuasaan orang tua mereka, mereka dapat memonopoli peraturan sekolah.

Secara materi mungkin Genn setara dengan mereka tapi fisik, Genn jauh di bawah mereka. Begitu pikir gadis itu.

Gadis yang selalu insecure dengan dirinya.

Genn kemudian bangkit lalu baranjak ke sebuah nakas tempat ia meletakan gelas plasti tadi malam. Di pandangi nya gelas itu. Kini batu es nya sudah berubah menjadi air dan sisa kopi pun melebur bersama air.

"rasanya aku ingin bisa bertemu kak Ann lagi. Mendengar kata-kata bijaknya yang mampun membuat aku menjadi lebih baik. Tuhan pertemukan lagi aku denganya." pinta nya sambil memeluk gelas tersebut.

Kata-kata Ann terngiang-ngiang di kepalanya. Kata-kata yang mampu mengembalikan rasa percaya dirinya dan membuatnya jadi jauh lebih baik.

***

Maaf nihh ngak jadi update tiap hari gara-gara di daerah tiba2 singal suka ilang😭😭
























The InsekyurrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang