Nostalgia

135 15 9
                                    

Tahun 2045

Seorang pria separuh baya tampak sedang mengendarai mobilnya. Dia terlihat gembira sekali karena beberapa kali ia terdengar sedang bersenandung sebuah lagu lama sampai - sampai gadis berusia 17 tahun yang duduk di samping pria separuh baya itu mendengus kesal.

"Ayah, bisakah ayah berhenti menyanyikan lagu lama itu? Aku bosan mendengarnya! Itu lagu sudah ketinggalan jaman!" serunya kesal

"Ketinggalan jaman katamu? Hey, Nak! Lagu itu sempat booming pada jaman ayah dulu saat masih menjadi seorang...,"

"Penyanyi maksud ayah?" potong gadis berambut ikal tersebut dengan cepat.

"Iya, penyanyi," jawab pria separuh baya itu pelan dan terlihat sedih.

"Ayah, sekarang ayah sudah bukan seorang penyanyi lagi. Ayah sudah tua, sudah mempunyai seorang anak cantik sepertiku. Ayah sudah menjadi seorang pengusaha hebat, mempunyai brand sepatu paling keren di Korea. Mempunyai sekolah musik paling terkenal di Asia. Dan, ayah adalah ayah terhebat yang Yuri miliki saat ini," ujar gadis bernama Yuri itu sambil menggenggam tangan ayahnya yang sedang menyetir dan menatapnya dengan tatapan hangat juga lembut.

Sang ayah menatap anak semata wayangnya itu dengan tatapan lembut seorang ayah. Membelai - belai rambut anaknya dengan penuh kasih sayang.

"Ayah sangat menyukai lagu love scenario yah?" tanya Yuri tiba-tiba.

"Sangat menyukainya. Lagu itu lagu penuh kenangan ayah bersama ke 6 sahabat ayah, karya luar biasa yang dimiliki sahabat ayah yang paling kami banggakan saat itu," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Paman Hanbin luar biasa ya ayah? Setiap kali ayah bercerita soal paman Hanbin, ayah selalu terlihat sedih. Apa ayah merindukannya?"

Sang ayah terdiam. Ia menyeka air matanya dengan tangan kanannya  kemudian tersenyum lembut kepada anak gadisnya.

"Dia leader terbaik yang kami miliki. Tanpanya, kami bukanlah apa-apa. Tanpanya, ayah tidak akan seperti sekarang ini. Dan, tanpanya tidak akan ada nama IKON sampai sekarang ini. Ayah berhutang budi banyak padanya."

"Suatu hari nanti, ayah pasti bisa bertemu kembali dengan paman Hanbin. Aku yakin itu, aku juga sempat video call dengan bibi Hanbyul beberapa hari yang lalu."

"Oh, iya? Bagaimana kabar, Byul? Ayah rindu padanya."

"Bibi Byul sekarang sedang berada di Swiss, dia sedang bulan madu bersama suaminya di sana. Oh, iya, paman Yunhyeong semalam mengirim email padaku, Yah."

"Email? Email apa?" tanya sang ayah bingung.

"Menyebalkan sekali paman Yunhyeong itu, dia hanya mengirimkan sebuah video yang isinya sangatlah tidak penting."

"Video? Video apa?"

"Video saat ayah masih muda dulu. Video setengah telanjang kalian saat di kamar mandi bersama ketika kalian sedang mabuk."

"Apa? Yunyheong masih menyimpan video itu? Ya Tuhan, sudah bertahun-tahun lamanya dia masih menyimpannya? Hebat sekali dia !!" teriaknya yang terlihat begitu tidak percaya itu.

Yuri terkekeh. Dia mengambil handphonenya yang berada di dalam tasnya. Kemudian, Yuri seperti sedang mencari- cari sesuatu dari  handphonenya tersebut dan ia kembali terkikik setelah menemukan apa yang ia cari sejak tadi.

"Kamu kenapa, Nak? Sehat?"

"Paman Junee bagus juga ya tubuhnya, Yah?" ujar Yuri sambil memperlihatkan sebuah foto kepada ayahnya, hingga ayahnya melirik fotonya sebentar.

Saat melihat foto tersebut, sang ayah tiba-tiba saja ngerem mendadak hingga membuat anak gadisnya terpental cukup keras akibat ayahnya yang memberhentikan mobilnya secara tiba-tiba.

"Ayah!!" teriak Yuri kesal.

"Maaf, Yuri. Kamu tidak apa-apa kan, Nak?" tanya ayahnya tampak khawatir.

"Sebegitu kagetnya yah? Sampai ayah harus ngerem mendadak segala saat aku memperlihatkan foto tubuh paman Junee."

"Gadis sepertimu tidak seharusnya melihat foto seperti itu. Belum waktunya, Sayang."

"Yah," panggil Yuri pelan sambil menatap lurus ke depan dan menarik - narik tangan kanan ayahnya.

"Kenapa?"

"Itu bukannya paman Donghyuk, Yah? Sedang apa dia di sini? Bukannya paman Donghyuk ada di Newyork?"

"Dongi? Dia di sini?"

Seorang pria sebaruh baya terlihat baru saja keluar dari sebuah mobil mewah yang terparkir di depan mobil yang dikendarai Yuri dan juga ayahnya. Pria separuh baya itu memakai kaca mata hitam dan berjalan perlahan mendekati mobil Yuri juga ayahnya.

"Hyung!!" seru pria separuh baya itu sambil mengetuk kaca mobil yang ditumpangi Yuri.

Ayah Yuri membuka pintu mobilnya dengan perlahan, kemudian pergi ke luar untuk menyambut seseorang yang sudah lama ia tak jumpai itu.

"How are u today, Hyung?" teriaknya sambil memeluk ayah Yuri begitu erat.

"Dongi!! Sedang apa dirimu di sini? Bukankah kau sedang berada di Newyork?"

"I miss u so bad, Hyung!!" teriaknya sambil memeluk ayah Yuri  dengan begitu erat.

"Rasanya, aku pernah mendengar kalimat itu, bukankah itu judul lagu kalian semasa kalian di IKON?" seru Yuri yang sama sekali tak digubris oleh kedua pria separuh baya yang tengah sibuk melepas rindu mereka.

"Bobby hyung, aku sangat merindukanmu!"

"Bagaimana kabar anak dan istrimu?" tanya Bobby kepada Donghyuk sambil merangkul bahu lebarnya.

"Baik, Hyung. Bobby hyung, aku ingin membawamu ke suatu tempat. Kau ada waktu?"

"Selalu. Kau mau mengajakku ke mana?"

"Tempat bersejarah kita, Hyung. Oh, iya, hyung mau ke mana? Ada janji dengan anakmu?"

"Tidak, aku dan Yuri habis makan siang bersama. Tadinya, kita mau langsung pulang."

"Bagus, kalau gitu ajak Yuri saja ke tempat bersejarah kita."

"Tempat sejarah kita? Ke mana?" tanya Bobby tak mengerti.

"Tempat pertama kali kita bernyanyi bersama sebagai IKON, awal debut kita, Hyung. Konser pertama kita," tutur Donghyuk dengan mata yang berbinar-binar.

Degghh, jantung Bobby berdetak tak karuan. Rasanya, seperti akan mendapatkan sebuah kejutan yang sangat luar biasa di sana.

"Ada apa di sana? Apa ada anak-anak?"

"Ada sebuah kenangan, Hyung. Kenangan manis yang tak akan terlupakan sampai kita mati. Ada kenangan kita ber 7 saat kita bernyanyi bersama. Dan, aku ingin kita bernostalgia di sana. Apa hyung siap?" tanya Donghyuk sambil menatap wajah Bobby ragu.

"Aku siap."

"Get ready?" seru Donghyuk.

"Showtime!!" jawab Bobby sambil tersenyum simpul.

Akankah sesuatu yang paling indah terjadi di sana? Akankah 7 pria yang sudah tak lagi muda itu bertemu kembali di sana sebagai satu kesatuan?



IKON (friends never die)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang