Kau leader kami

104 8 3
                                    

"Jadi, apa bisa kau pergi dengan tenang setelah melihat anak anak menangis?" tanya Jaeho sang manajer, begitu melihat Hanbin sedang duduk di atas tempat tidurnya sambil memandangi setiap sudut yang ada di dalam kamarnya dengan lirih.

"Aku tak tega, Hyung. Kami telah menghabiskan waktu kami bersama sama bertahun-tahun lamanya. Setiap tetes keringat kami beberapa tahun terakhir ini, itu menjadi kekuatanku untuk tetap kuat menghadapi dunia yang kejam ini."

Jaeho menghampiri Hanbin dan duduk di sampingnya sambil merangkulnya.

"Aku bangga padamu, Hanbinah. Kau laki laki hebat yang pernah aku kenal. Kerja kerasmu tidak akan berakhir dengan sia-sia. "

Hanbin tersenyum tipis dan menundukkan kepalanya.

"Ke mana pun kau pergi, aku akan selalu mendukungmu. Kau pria hebat, kau pasti bisa bisa melewati ini semua. Jangan pernah sakit, jaga kesehatanmu, jaga pola makanmu, jangan begadang lagi. Banyaklah mengkonsumsi vitamin, teruslah berkarya. Aku dan anak anak yang lainnya akan selalu mendukungmu. Kau pria yang keren!!" tutur Jaeho terbata-bata, mencoba tegar dan menahan agar air matanya tak keluar.

"Karena sudah tidak ada aku di sampingmu lagi, kau harus bisa menjaga dirimu sendiri. Tapi, hatiku, tanganku, jiwaku akan selalu ikut kemana pun kau pergi."

"Hyung . . . ," ujar Hanbin lirih dan menatap wajah Jaeho yang sudah meneteskan air matanya di balik kaca mata tebalnya.

"Kau tidak usah khawatir, aku akan selalu bersamamu dan tidak akan pernah meninggalkanmu."

"Tolong lindungi anak-anak, Hyung. Jangan sampai mereka menangis. Jangan biarkan Jinhwan hyung depresi, tolong rawat maknae kami;June, Chanwoo dan Donghyuk dengan baik. Tolong perhatikan Bobby hyung, buat dia selalu tersenyun cerah. Dan, tolong buat Yuhyeong tertawa lagi. Jangan biarkan dia menangis."

"Aku faham. Aku akan merawat mereka semua dengan baik. Kau jaga dirimu baik-baik."

Setelah mengakhiri kalimatnya, Jaeho pergi meninggalkan Hanbin di kamarnya sendirian. Hanbin memandangi kamarnya dengan ke dua bola mata yang terlihat sendu.

"Aku akan merindukan kamar ini. Aku tidak ingin pergi, tapi aku harus pergi. Aku tidak ingin meninggalkan kamar ini, tapi aku tidak bisa. Kenanganku semua ada di sini, aku banyak menghabiskan waktuku di sini. Sial, kenapa air mata ini malah membasahi kedua pipiku terus!" rutuk Hanbin sambil menyeka air matanya yang sudah membanjiri kedua pipinya dengan kedua tangannya.

Hanbin keluar dari kamarnya dengan langkah yang begitu berat. Beberapa kali ia menghela nafas pendek, beberapa kali juga ia melirik ke arah kamarnya dengan kedua bola mata yang terlihat nanar.

"Kau sudah berkemas?" tanya Yunhyeong saat melihat Hanbin keluar dari kamarnya.

"Aku tidak akan membawa barang-barangku."

"Kenapa?"

"Ku berikan barang-barang ku kepada kalian. Aku kaya, aku bisa membeli lagi bila perlu. Ku hibahkan saja barangku kepada kalian yang lebih membutuhkan. Itu barang bermerk yah, jaga dan gunakan barang barang mahalku dengan hati-hati," ujar Hanbin menyombongkan diri hingga membuat Yunhyeong tertawa kecil mendengarnya.

"Kau benar-benar tidak akan membawa barang-barangmu, Hyung?" tanya Chanwoo.

Hanbin menganggukkan kepalanya.

"Aku hanya akan membawa kenangan selama kita bersama. Kenangan itu lebih indah dan lebih mahal dari pada barang-barang itu."

Yunhyeong dan Chanwoo kembali menundukkan kepalanya.

"Kalian berdua harus kuat. Sekarang, aku sudah tidak bersama kalian. Jangan biarkan rumah kita menjadi sepi saat aku tidak ada. Kalian harus saling support. Tetap berkomunikasi, yah? Chanuyaa, jangan terlalu fokus pada gamesmu. Kau rawatlah Yunhyeong hyung dan Jinhwan hyung dengan baik. Jangan biarkan mereka kesepian dan juga depresi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IKON (friends never die)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang