Nine

12.1K 830 5
                                    

Basketball Girl

Nine


Gadis manis berambut coklat itu terbangun dengan pandangan buram mencoba meneliti sekelilingnya.

Gue dimana? Kok putih semua? Jangan bilang gue ada di surga? batin Rachel.

Rachel berusaha duduk di kasur tersebut sambil memegang dahinya yang masih sedikit pening.

"Lo udah sadar?" tanya lelaki yang sedang duduk di dekat kasur UKS itu.

"Regan? Gue kenapa?" tanya Rachel dengan muka polosnya.

"Lo jatoh tadi. Kebentur sama cewek yang nomor punggung 8. Siapa sih namanya? Kay.. Kay apa gitu," ucap Regan nyerocos.

"Kayla?"

"Nah, iya itu! Tapi untungnya lo gak separah cewek itu. Sehabis cewek itu abis kebentur kepala lo yang kerasnya kayak besi, secara gak sengaja kepalanya di tendang sama salah satu timnya," Ucap Regan panjang lebar.

Rachel memasang muka datarnya. "Jangan ngarang."

Regan nyengir memamerkan deretan giginya yang putih sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V. "Tadi tuh gue ngeliat kaki lo diselengkat sama si Kayla-Kayla itu. Terus lo jatoh, deh. Tapi di detik terakhir lo bangun terus ngambil bola, ngebut terus masukin bola ke ring terus The Beaver menang, deh! Yey," ucap Regan seperti sedang mendongengkan kepada anak kecil.

Rachel masih memasang muka datarnya.

"Oke oke gue jadi takut sama lo. Tadi tuh, lo dipukul tengkuknya sama si Kayla-Kayla itu. Tapi yang tau itu cuma gue. Soalnya yang lain liat itu, lo lagi coba buat Kayla-Kayla itu jatoh dengan cara nyelengkat." Regan menghela nafas. "Alhasil, lo pingsan dan Kayla keseleo karena ikutan jatoh. Tapi tadi perlombaan dimenangkan oleh SMA Nusa Bangsa kok."

"Kok yang liat cuma lo?" Rachel mengerutkan keningnya.

"Karena yang lain liatnya dari arah tribun, sedangkan gue bukan di tribun."

Rachel menghela nafas panjang. "Terus Kayla kemana?"

"Dia... Tadi sih ada di Tata Usaha ngurusin perpindahannya ke sini sama Steve."

Mata Rachel melebar. Ia kaget akan dua hal, perpindahan Kayla ke SMA Nusa Bangsa dan juga ia bersama Steve.

Jangan harap hidup lo lebih baik dari ini, chel, batinnya.

RACHEL

Gak masuk akal banget. Masa gue yang pingsan tapi Kayla yang di khawatirin semua orang?

Liat aja sekarang, Kayla lagi dikerumunin banyak orang. Dibantuin jalan lah, dibawain nampan makanannya lah, dibawain tasnya lah. Nyari perhatian aja.

Mereka pada ngira lo pura-pura pingsan biar nyari perhatian mereka, kata-kata Regan terulang kembali. Ini masih gak masuk akal.

Terus ngapain sih si Steve ikut-ikutan jalan bareng dia? Pake ngenuntun jalan segala.

Gue terus natap Steve sampe akhirnya mata kami bertemu.

1 detik.

2 detik.

3 deti--

Dia membuang pandangannya setelah menatap gue sinis.

Dia kenapa?

Kriing

Setelah pulang sekolah, gue berniat buat nyusul Steve. Gue udah muter-muter dari lantai atas sampe bawah, dari perpustakaan sampe lapangan olahraga. Namun, orang yang gue cari nggak ada. Kemana sih perginya tuh anak?

Gue melempar tas gue frustasi ke kursi yang ada di lobby sekolah. Udah 1 jam gue muterin sekolah buat nemuin Steve. Tapi orangnya gak ketemu-ketemu.

"Paling dia pacaran sama Kayla," dengus gue frustasi.

Dan benar saja! Gue ngeliat Steve dan Kayla pelukan di parkiran sekolah.

Hati gue mencelos seketika melihat kejadian di depan mata itu. Steve mencium kening Kayla sambil mengusap-usap punggungnya.


[TS 1] Basketball GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang