Bab 1

10 4 0
                                    

Jangan lupa buat di vote ya guyys🙏
Sekalian follow juga akun aku (aditawidya14) ntr aku folback ko😉.
.
.
.
.

Happy READING guyssss😘
.
.
______________

        Aku melangkahkan kakiku di sepanjang koridor sekolah. Berjalan menuju kelas XI IPA²,Kelasku. Banyak siswa yang menyapaku,entah mengucapkan selamat pagi atau hanya sekedar tersenyum kearah ku. Dan aku hanya membalasnya dengan senyuman manis yang kupunya.

"Ney Ney... tungguin...". Aku menoleh kebelakang saat suara yang tidak asing itu memanggil namaku.
"Yauda cepetan Ree...".
Dia Reya,teman sebangkuku,sekaligus sahabatku dari kecil. Semua ceritaku ada padanya.
Kamipun kembali berjalan beriringan,melangkah menuju kelas.

🍃🍃🍃

"Ney,gimana lu Uda bilang ke kak Rio belom?".
Aku menghembuskan nafas ku berat saat Reya menanyakan tentang hal itu.
"Gimana aku mau bilang ree,aku malu,lagian kamu tau kan kak Rio orangnya gimana,alimnya ga ketulungan,masa mau diajak pacaran gitu aja". Aku lagi-lagi menghembuskan nafas ku berat,ku topang dahulu dengan tangan kiriku sembari tangan kananku mengaduk jus melon di depanku ini.

Aku memang mencintai kak Rio,ya sejak aku masih kecil. Tapi kak Rio selalu menganggap ku tak lain adalah adiknya sendiri. Dia selalu mengajakku bermain entah permainan macam apapun pernah kami mainkan. Itulah yang membuatku memiliki rasa pada kak Rio. Tapi aku tak pernah berani untuk menunjukkan nya apalagi untuk mengungkapkannya,karena aku tau kak Rio ga bakalan mau. Aku tau persis kak Rio orangnya gimana. Dia selalu mengajarkan ku untuk berbuat baik dan tidak sombong. Dan aku memakai jilbab karena dia.

Aku masih ingat waktu itu,ketika kami masih sekolah dasar. Waktu itu kak Rio kelas 6 dan aku kelas 5. Kak Rio menyuruhku untuk memakai hijab. Dia bilang jika aku sudah balig,dan harus menutup aurat. Aku pun mengangguk sambil tersenyum menimpali apa yang dia perintahkan kepadaku. Dia selalu berada di sampingku,kemanapun aku akan pergi selalu di temani dengan dia.

"Ney,Neyna..!".
Reya menepis lamunanku. Dan aku kembali tersadar.
"Ya apa Re?".
"Kamu ngelamunin apa,bel masuk Uda bunyi dari tadi,yuk masuk".
Astaghfirullah! Aku sampai tidak mendengar bel masuk karena kepikiran kak Rio.

🍃🍃🍃

Bel pulang berbunyi,dan pak Bika pun sudah bersiap-siap untuk keluar. Aku membereskan peralatan sekolah ku. Setelah pak Bika mengucap salam dan berjalan keluar,kamipun menyusul dari belakang.

Seperti biasa,ketika pulang sekolah aku harus menunggu kak Rio di parkiran,karena dia yang selalu mengantar ku untuk pulang. Jika berangkat sekolah aku tidak bersama dia,aku bersama Ayahku. Tetapi jika Ayahku sedang ada kepentingan yang mendadak,maka Ayah akan menyuruh kak Rio untuk berangkat sekolah bersamaku. Karena jarak rumahku dengan rumahnya tidak terlalu jauh,hanya berjarak 2 rumah.

Ting!.
Ponselku bergetar,segera ku ambil dari saku seragamku. Sebuah notif pesan dari kak Rio.

"Adek pulang duluan ya,kaka masih ada meeting sama anak2 Osis,maaf ya Kaka ga bisa anterin adek pulang,adek pulang bareng temennya ya. Bye cute girl".

Aku menghembuskan nafas ku berat. Kak Rio bilang jika dia tidak bisa mengantarku pulang. Hmm yasudahla tak apa.

Aku pun berjalan menuju ke halte bus yang ada di depan sekolahku. Mengantri bus yang datang bersama anak kelas yang lain.

"Yoh Ney bukannya kamu pulang bareng kak Rio,tapi kok malah ikut nungguin bus sih?".
Entah dari mana asalnya suara Reya itu datang,padhal ketika aku kesini tadi Batang hidung Reya tidak ada.
"Kak Rio ada meeting sama anak-anak Usia Re,makanya aku disuruh pulang duluan".
Jawabku tak bersemangat.
"Oh gitu..yauda yuk pulang bareng".
Reya pun mengajakku untuk menaiki bus yang sudah datang beberapa detik yang lalu.

Ini bukan pertama kalinya aku menaiki bus sekolah,tapi bisa di bilang sering. Apalagi setelah kak Rio di angkat menjadi ketua OSIS. Dia sering menyuruhku untuk pulang terlebih dahulu,karena tidak mau melihatku menunggunya lebih lama. Dan terpaksa aku menaiki bus sekolah bersama Reya untuk pulang.

🍃🍃🍃

Rio POV.

Aku bimbang akan perasaanku kepada Neyna. Jujur aku memang menyukainya. Tapi aku tidak bisa menjadikannya sebagai pacarku,karena aku tau,hal itu dilarang dalam agamaku. Jadi aku hanya mampu mencintainya dalam doaku,semoga kelak dia bisa menjadi pelengkap tulang rusuk ku.

Kali ini aku tidak bisa mengantarnya pulang,karena ada rapat OSIS yang harus aku hadiri. Ya sebagai seorang ketua aku tidak boleh ketinggalan rapat ini. Dan lagi-lagi aku menyuruhnya untuk pulang terlebih dahulu,karena jika dia akan menunggumu takutnya dia bosan untuk menunggu. Apalagi keingat kejadian 5 bulan yang lalu. Karena dia mau menungguku di parkiran sendirian,a akhirnya dia di godai oleh sekelompok gengster sekolah ini. Dia hampir di sentuh,untungnya aku datang dan menyelamatkan nya dari godaan para gengster yang rusuh itu. Dan semenjak itu dia memilih untuk menaiki bus bersama Reya jika aku ada rapat bersama anak OSIS.

Aku tidak tau perasaan kepadanya muncul sejak kapan. Tapi aku rasa mungkin dia hanya menganggapnya sebagai kakanya saja. Karena dia memang anak tunggal,dan kami dari kecil memang sering bermain bersama. Entah kemanapun itu kami selalu bersama tidak pernah terpisahkan.

🍃🍃🍃

Senja masih menampakkan Mega Mega merah di langit. Dan waktu sudah menunjukkan waktu Maghrib tiba. Segera ku ambil air wudhu,kemudia mengambil sajadah dan berjalan ke masjid untuk menunaikan shalat berjamaah.

🍃🍃🍃

"Kak Rio..".
Suara lembut yang tak asing bagiku. Aku pun menoleh kebelakang dan mendapati Neyna dengan balutan mukenah bunga bewarna biru. Dia terlihat sangat cantik. Subhanallah.Faabiayyiaalaairobbikumaatukazzibaan?.

"Iya dek?".
Aku tersenyum kearahnya. Tapi dia hanya menunduk. Dapat kulihat dari ujung mataku jika kini pipinya tengah bluss on.

Dia menatapku,ragu. Tumbenan dia seperti ini? Apa yang terjadi dengannya?.

"Kaka mau pulang?".
Dia kembali menunduk. Dia terlihat berbeda malam ini. Aku menjadi bingung dengannya. Entah apa yang terjadi padanya.

"Iya Kaka mau pulang,adek mau ngapain?mau ngomong apa?tumben gugup gitu sama kaka?".
To the point aku menanyakan semuanya. Dan membuat dia hanya tersenyum.
Dia berjalan ke arahku. Berdiri di sampingku dan kembali berjalan. Kamipun berjalan pulang beriringan.

"Adek ga mau ngomong apa-apa kok cuma pengen pulang bareng Kaka aja,soalnya tadi adek ga pulang bareng kaka".
Sifat aslinya mulai muncul membuatku tersenyum lebar. Dia semakin terlihat imut ketika merucutkan bibirnya seperti itu dan alis yang bertautan.
Aku tertawa kecil menanggapi omongannya.

"Cute girl Kaka marah toh,karena Kaka ga anterin pulang tadi? Yauda Kaka minta maaf ya adek Kaka yang paling cantik".
Aku mengelus kepalanya. Membuat dia tersenyum,manis sangat manis sekali.

🍃🍃🍃

Neyna VOV

Kali ini aku sudah siapa dengan mukenah yang sudah menempel di tubuhku. Bersiappergi ke masjid untuk shalat Maghrib berjamaah.

"Bundaaa Ayaaaahhh Neynaa duluan ya berangkatnya!". Teriakku sembari menutup pintu rumahku.

Berjamaah ke masjid memang kegiatan rutin keluarga ku. Dan aku selalu berangkat terlebih dahulu dari pada Ayah bundaku.

Ketika hendak pulang dari masjid,aku melihat kak Rio sedang berjalan hendak pulang,lalu akupun menghampirinya dan menyapanya. Dia tersenyum kepadaku. Subhanallah senyuman yang indah.

Lama kami berbincang sembari berjalan beriringan untuk pulang kerumah. Letak masjid di komplek ku ini tidak terlalu jauh dengan rumahku. Hanya berjalan kaki 10 menit saja.

Dan yang paling sesak dari perkataanya kepadaku ketika dia bilang jika dia masih menganggap ku seperti adiknya sendiri.

Ya Allah kapan dia akan mengerti tentang perasaanku?.

🍃🍃🍃
.
.
.
.
.
_______________
Uhhhh akhirnya bab 1 nya selesai juga..
.
.
.
.
Jangan lupa buat vote &comen ya guyys😉
.
.
.
.
.
.
@aditawdy

My Choice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang