BAB 20

10.4K 710 60
                                    

Elena menghampiri Jack dan Amanda, ia terlihat sangat marah.
"Kalian tahu tentang Adam ha dan masih mengirim ku pada pria brengsek itu, kalian tahu kalian membuat ingat buruk itu perlahan kembali" ujar Elena menatap tajam Daddynya dan Amanda bergantian.

"Elena a-aku minta maaf, aku hanya mengikuti apa yang dipinta oleh daddy mu" jelas Amanda memegang tangan Elena.

Elena memandang jijik Amanda bagaimana mungkin orang yang ia lihat begitu baik ternyata bisa sangat busuk hanya demi cintanya pada Jack Daddynya.

Elena menghempaskan tangan Amanda dan membuatnya terhuyung untung ia tak terjatuh karena Jack dengan sigap menangkapnya.

"Elena, hentikan sikapmu kau bukan lagi anak-anak" Desis Jack membuat Elena tertawa.

"Kalian mempermasalahkan sikapku, kenapa kalian tidak mempersalahkan sikap kalian Ha!!, kau Jack Morris kau harus mempersalahkan sikap egoismu dan kau memang benar ibu tiri tidak akan pernah tulus mencintai anak sambungnya, berpura-pura baik ternyata busuk" Amarah Elena sudah tak bisa dibendung lagi.

Adam mendekati Elena dan memeluknya dari belakang
"Elena tenanglah, Jack adalah daddy mu kau harus hormat" bisik Adam berharap Elena bisa tenang.

Elena melepaskan pelukan Adam dan mendorongnya cukup keras hinga ia mundur beberapa langkah.

"Jangan bersikap seolah kau tak salah, bagaimana rasanya menikmati tubuh orang yang kau hina seperti babi ha?,kau tahu hatiku rasanya berlubang setiap kali mengingat kata-kata kasar mu tentang tubuh sialan" Elena mendecih sebelum meninggalkan ruang makan.

Namun ia berhenti saat melihat semua masakan Amanda yang tersaji di meja, dengan marah ia menyingkirkan semua makan itu hingga tercengang bunyi pecahan piring dan gelas.

"Jangan pernah memasak lagi karena hanyalah kepalsuan, dasar perempuan penjilat" lirih Elena keluar dari rumah itu

Amanda hanya bisa menangis dipelukan Jack sedangkan Jack masih terpaku melihat sikap anak semata wayangnya.

"Biar aku yang bicara pada Elena, kau jaga saja Amanda" setelah itu Adam bergegas mengejar Elena.

Di lain sisi Elena terus berlari tak tentu arah, ia juga terus mengeluarkan air mata yang ia tahan sejak tadi, penghianatan dari daddy yang sangat ia sayangi begitu melukai dirinya.

Bagaimana mungkin daddynya mebiarkan dia hidup dengan Adam saat ia masih mencoba sembuh dari trauma nya, bagaimana bisa semudah itu, apakah rasa cintanya pada Amanda mengalahkan akal sehatnya.

Setelah dirasa cukup jauh dari rumah daddynya, ia mulai berjalan sungguh sakit belari menggunakan high heels. Ia melepas high heels nya dan menenteng nya dan memilih bertelanjang kaki.

Ia tak bisa merasakan dinginnya salju yang berjatuhan ataupun yang ia injak karena sedang dipenuhi amarah.

Ia berjalan dengan gontai dan sedari tadi ia terus mengusap kasar air matanya yang tak mau berhenti mengalir. Sampai ia tak sadar jika ia sudah sampai di jalan besar.

Ia tidak memperhatikan lampu lalu lintas yang berwarna hijau, toh jika ia mati tidak akan ada yang peduli, hampir saja ia menyebrang ke jalan yang penuh dengan kendaraan jika tangannya tidak ditarik oleh seorang pria.

"Kau mau mati ya?" omel orang yang menariknya.

Elena mengadah menatap orang yang baru saja menarik tangannya
"Sean?, kau Sean kan" tanya Elena

Sean menganggukan kepalanya
"Iya aku Sean nona yang pemberani, kau ini mememang punya nyawa berapa?, sembilan?"

"Ya mungkin, nyatanya aku tak mati-mati walau sudah sempat koma" dengus Elena gusar, ia terlihat sangat menyedihkan hari ini.

Sean memeluk Elena membuat Elena tak sanggup lagi menahan air matanya.
Sean baru saja akan menuntun Elena masuk kedalam mobil sebelum suara Adam memanggil.

"Lepaskan Elena" ujar Adam dengan pandangan penuh kebencian pada Sean.

Elena menoleh pada Adam
"Untuk apa kau kesini, pergilah aku muak padamu, pengecut" lirih Elena menatap tajam Adam

"Bawa aku pergi Sean, aku muak dibohongi" lanjut Elena. Sean langsung membuka pintu mobilnya dan membimbing Elena masuk.

Lalu menutup pintu, baru saja ia akan berjalan menuju kursi kemudi saat Adam lebih dulu memegang bahunya.

"Biarkan aku bicara dengan istriku akan ku bayar sewa mobilmu" ujar Adam.

Sean hanya mendengus lalu melepaskan tangan Adam di bahunya.
"Maaf tuan tapi uangku sudah cukup banyak untuk hidup dengan Elena" balas Sean kemudian berlalu.

Mobil itu berjalan meninggalkan Adam penuh kesakitan melihat Elena bersama dengan pria lain.

****

Tim siapa nih kalian sekarang??, oh ya Makasih buat vote sama komen kalian yang warbiasa 😅😅

Jangan lupa vote sama komen biar aku makin semangat buat update.

Kalian mau aku up seminggu sekali apa tiap hari😅😅

Sorry for typo dan keabsurudan

Love
Viadoa😘😘😘

Adam Logan

Elena Morris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elena Morris

Elena Morris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sean Walker

Trap With Hot Daddy (Complited)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang