Haiii... Awal tahun ini saya putusin untuk up semua chapter The Enchantress - Prince Caspian. Karena memang ketikannya udh komplit di laptop dan saya agak males nyimpen lama-lama. takut lupa update, hehehe.
The Enchantress - Prince Caspian ini cuma ada 7 Chapter ya. Sedikit? Iya, karena jalan ceritanya Prince Caspian di movie sendiri emang ga panjang. Agak susah nambahin cerita karena inti dari cerita The Enchantress itu adalah di buku selanjutnya.
Btw, kalau kalian merasa ada yang agak nggak nyambung, sihlakan koment ya. Karena cerita ini sempet gantung lama, jadinya ya....•°\ ❄🌺selamat membaca🌺❄ /°•.
"Demi kue dan genderang, itukah rencana terbaikmu?" tanya Trumpkin dengan tatapan tidak percayanya pada Peter yang berdiri di seberang meja yang terbuat dari pohon raksasa yang sudah terpotong. Mereka berkumpul dengan ketegangan suasana setelah sebelumnya mereka dibuat terkejut saat ratusan pasukan Miraz berbaris di lapangan Aslan How. Trumpkin berjalan mendekati Lucy, menunjuk ke arahnya yang berdiri disamping Susan. "Menyuruh seorang gadis kecil ke hutan paling gelap? Sendirian?"
"Hanya itu kesempatan kita." ucap Peter
"Dan dia tidak akan sendirian." tambah Susan.
Trumpkin mendekati Lucy dengan sedih, "Belum cukupkah dengan kekalahan kita sebelumnya? Kita nyaris kehilangan semua orang." ucapnya dengan wajah sendu.
"Nikabrik juga temanku," ucap Trufflehunter, "Tapi dia kehilangan harapan. Ratu Lucy tidak, dan begitu juga aku."
"Aku juga!" seru Miracle yang duduk diantara Profesor Cornelius dan Caspian. Pangeran Telmarine menoleh padanya, tertawa kecil lalu mengacak-acak rambutnya. Tindakan Caspian membuat perut Miracle berputar dan pipinya terasa panas. Dia berharap penerangan dari obor api tidak membuatnya terlihat jelas.
Dia dan Caspian menjadi lebih akrab sejak mereka mengobrol di sudut salah satu tingkat How. Caspian sering tertawa mendengar ocehannya atau leluconnya yang ada di dunianya. Hanya saja, terkadang Miracle merasa kesal karena sikap Caspian terlihat seperti bagaimana James dan Owen memperlakukannya. "Demi Aslan" ucap Miracle.
"Aku tidak mengerti," ucap Trumpkin. "Kenapa kita harus melakukan hal ini. Jika kita bisa melakukan hal yang kita rencanakan sebelumnya. Menggali lebih dalam atau berlari."
"Trumpkin," panggil Miracle, kurcaci menoleh menatapnya. "Apakah 1300 tahun ini belum cukup bagimu untuk bersembunyi?"
Trumpkin terlihat marah padanya, karena kurcaci itu berjalan cepat mendekatinya. "Jangan pernah berbicara seolah-olah kau tahu rasanya."
"Aku tahu! Karena hal itu juga terjadi pada kaumku di duniaku. Aku mungkin berada pada generasi yang sudah terlindungi dengan sihir perlindungan dan perbatasan. Tapi aku tahu bagaimana hal - hal mengenai bersembunyi dari pemburu ini merusak moralitas serta ego kami bahkan hingga sekarang. Kaumku diburu oleh kaum non sihir seperti Peter dan Susan, digantung dan dibakar tanpa perduli apakah kami penyihir gelap atau tidak," Miracle menekukkan kakinya, lalu menunduk menatap sepatu bootnya. "Apakah hal itu yang ingin kau tinggalkan sebagai warisanmu lagi? Ketika kau punya kesempatan untuk memperbaikinya."
Trumpkin terdiam, menunduk pelan lalu mendongak dengan gugup, menatap Miracle lagi. "Apakah kau tidak bisa melakukan hal mereka lakukan untuk melindungi duniamu?"
Miracle menggeleng. "Butuh ratusan penyihir untuk membuat sebuah pesona perlindungan yang kuat untuk bertahan, bahkan hal itu harus diulangi setiap berpuluh-puluh tahun. Aku hanya tahun ketiga, penyihir anak-anak. Perlindungan terkuat ku... hanya menahan serangan untuk diriku sendiri," jelas Miracle. "Trumpkin, perang akan datang, cepat atau lambat. Jika tidak pada generasimu, maka ini akan menjadi generasi berikutnya. Kenapa kita harus menunda hal-hal yang bisa kita selesaikan sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Enchantress - Prince Caspian Fanfiction
FanfictionMiracle Greenleaf atau biasa dipanggil Mira adalah putri angkat Yuna dan Legolas Greenleaf. Miracle mencintai keluarganya, mencintai sahabat-sahabatnya. Gadis ceria yang juga mencintai terbang di atas sapu. Tepat saat pertandingan Quidditch di tahu...