12

92 11 0
                                    

Jadi begini rasanya dicintai olehmu, sangat indah dan menjadi candu –Rayania Hanin


Angkasa bungkam selama diperjalanan, begitupun Raya. Ada banyak perkataan yang ingin mereka katakan, tapi tidak bisa untuk mereka ucapkan. Seperti ada sesuatu yang menahannya.

"Kak"

"Ra"

Angkasa dan raya langsung kikuk saat tidak sengaja berbicara bebarengan.

"kakak duluan aja."

"lo duluan"

"enggak kakak aja"

Angkasa menghembuskan nafas pelan lalu menghentikan mobil di pinggiran jalan.

"besok minggu ada acara?" tanya angkasa saat sudah menepikan mobilnya

Raya tampak berpikir sebentar lalu menggeleng

"gue mau ajak lo kesuatu tempat"

"kemana kak?"

"ada"

Akhirnya raya hanya meng-iyakan angkasa dan melanjutkan perjalanan menuju rumah raya.

"lo tadi mau ngomong apa?" tanya angkasa saat ingat bahwa raya tadi juga ingin berbicara

"gak jadi kak, hehe"

"bener?"

Raya megangguk mantap dan angkasa tidak bertanya-tanya lagi.

Sesampainya dirumah raya, ternyata papa raya sedang berada diluar rumah. Raya lupa bahwa hari ini papanya sedang tidak bekerja.

"kenapa?" tanya angkasa saat melihat wajah raya yang gelisah dan ragu saat akan keluar dari mobilnya.

"ada papa" jawab raya pelan

"emang kenapa?" tanya angkasa lagi

"takut, kak.."

Angkasa menaikkan sebelah alisnya, masih tidak paham dengan perkataan raya. Takut? Memangnya kenapa dengan papanya? Dari pandangan angkasa, papa raya telihat ramah dan baik.

Akhirnya, angkasa turun dari mobil dan membukakan pintu untuk raya, "gak papa, ada gue." Kata angkasa berusaha meyakinkan raya.

Raya menatap angkasa dan papanya bergantian lalu menggapai tangan angkasa, memegangnya dengan kuat, seakan-akan itulah kekuatannya.

"ini siapa?" tanya Robert, papa raya dengan suara berat yang berwibawa.

Raya semakin mengeratkan pegangannya, saat mendengar suara papanya.

"saya angkasa, om. Temannya raya." Jawab angkasa dengan suara yang dibuat setenang mungkin

Robert melihat angkasa dari atas sampai bawah, seperti sedang menilai.

"kamu.. seperti tidak asing." Kata Robert akhirnya

Angkasa berpikir sebentar, "munkin kita pernah ketemu, tapi saya lupa om"

Robert mengangguk-angguk lalu tatapannya kembali kepada raya yang sedari tadi hanya diam menunduk seraya memegang tangan angkasa erat.

"kamu kenapa raya? Sakit?" tanya Robert dengan suara datar, tidak ada kekhawatiran yang sesungguhnya disana.

"aku masuk dulu pa." kata raya seraya menarik tangan angkasa untuk mengikutinya masuk kedalam rumah

"Raya.. kenapa sih? gak sopan tau, gue kan tamu" Protes angkasa saat sudah sampai didalam rumah raya.

Angkasa & RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang