Satu

27 3 0
                                    

"DIAM ATAU LIAT GUE MATI !" Pisau yang menancap di buah itu sekarang hampir menusuk perutnya.

Gadis yang hanya bisa menangis dari tadi itu berlari menghampiri, "Nggak yang, aku minta maaf. Tolong jangan gini lagi. Aku sayang sama kamu."

Perlahan gadis itu melepaskan pisau itu dari genggaman pemuda itu.

"Aku nggak main main Sha, kamu tau aku paling gak suka liat kamu egois? Aku gak suka liat kamu deket sama siapa pun kecuali aku?"

"Iya tapi kamu salah Di, aku gak ada hubungan apa-apa sama dia. Aku sama dia temen. Dan egois? Aku nggak egois, aku cuma ngelakuin apa yang buat aku nyaman."

Amarah lelaki itu kembali terpancing ketika gadis itu membantah semua perkataannya.

"KAMU SALAH ! DAN KAMU MASIH NYALAHIN AKU?" Bentaknya.

Gadis itu memejamkan matanya kuat-kuat, "iya aku salah. Maafin aku."

Alisha, namanya Alisha. Alisha menjalin hubungan dengan Aldi sudah 2 tahun. Mereka memang sangat saling mencintai. Aldi memiliki sifat yang baik, dia tegas, dewasa dan sangat menyayangi Alisha dan nilai plus nya Aldi memang pria tampan yang tak sedikit wanita menginginkannya. Sebelum bertemu Alisha, Aldi sempat jomblo lama, dia sangat tidak terbuka dengan perempuan, sampai Alisha datang semuanya berubah.

Alisha, gadis umur 20 Tahun. Alisha cantik, manja, wanita paling baper yang ketika Aldi marah pasti langsung nangis. Alisha memang seringkali menguras amarah Aldi, entah dengan egoisnya, dengan sifat ngambek nya dan yang lebih mengharukan, Alisha tidak pernah bisa meninggalkan Aldi meski dia baru tau bahwa pacarnya memiliki sikap yang cukup kasar.

***

Alisha nampaknya sangat kepagian haru ini. Padahal semalam tidurnya agak larut, nggak papa deh itung-itung olahraga.

Ya, Alisha bekerja di Cafe sebagai kasir. Berbeda dengan Aldi yang bekerja di dunia perkantoran.

"Neng, tumben jam segini udah dateng." Sapa Satpam.

"Eh, iya Pak. Saya berangkat kesini kayak nya udah nggak liat liat jam lagi deh, hehe." Jawabnya sehabis absen dengan finger.

"Aku masuk ya Pak." Alisha langsung masuk tanpa mau berlama-lama diluar.

Ketika sedang menaiki tangga, sepertinya ada yang dia lupakan, astaga lupa ngabarin Aldi.

Alisha diam dan duduk ditangga karyawan. Yah, kepagian juga. Jadi gak usah khawatir bakal ada marah.

5 missed call

Alisha mendengus, ia menelpon balik.

"Sayang, maaf. Aku tadi langsung mandi terus berangkat. Sumpah aku lupa buka hp. Ini kepagian."

"Ya ampun, aku kira malah kamu belum bangun, Sha."

"Iya maaf Sayang,"

"Lagian hari gini udah di Cafe, kamu ngapain si? Ada yang mau di liat? Biasanya juga nunggu kabar aku bisa antar atau enggak."

Selalu seperti itu.

"Siapa yang mau aku liat? Udah dong sayang, masih pagi. Jangan marah terus."

Satu hal yang Aldi fikirkan disebrang sana. Alisha biasanya selalu merengek untuk bisa ia menjemputnya. Tetapi dua haru ini enggak, Alisha membiasakan diri tanpa gue?

"Sayang, aku sayang sama kamu. Maaf kalo sikap aku semalam buat kamu sedih. Aku gak pengen marah terus sama kamu. Tapi plis, jangan pancing aku. Aku slalu serba salah ketika kamu dikit-dikit ngambek, marah. Aku tau dan aku juga pengennya slalu sama kamu, aku juga kangen. Tapi kamu harus ngerti kalo aku bukan pengangguran, aku kerja buat ngumpulin uang untuk halalin kamu.

Dan satu lagi Sha, aku mau kamu jangan pernah bandingin aku. Ketika aku gak bisa sama kamu, aku gak mau kamu berpaling ke yang lain yang lebih bisa nemenin kamu ketika aku sibuk. Gimana aku mau percaya sama kamu kalo kita lagi ngga baik kamu slalu cari pelampiasan. Seperti itu tapi kamu gak mau aku bilang egois?"

Iya semuanya benar. Alisha memang gadis yang keras kepala. Tapi mau bagaimana lagi, Aldi tidak seharusnya bersikap sekeras itu. Alisha cuma pengen dirayu ketika ngambek, dan pengen dia bisa jauh lebih ada ketika dia mencoba berpaling. Bagaimana pun juga Alisha adalah gadis setia, sebanyak apapun dia dekat dengan pria. Tidak ada satu pun yang bisa menggantikan Aldi di hatinya.

Aldi, tidak akan pernah terganti. Karena darinya, Alisha belajar apa arti sebuah hubungan. Mereka terlalu gemas dan terlalu sayang untuk berpisah.

"Iya sayang, tapi jujur ketika aku kayak gitu. Aku cuma pengen dipeluk kok. Aku juga ngga ngerti kenapa ketika kangen aku pengennya kesel dan marah sama kamu. Aku juga gak pengen."

"Aku ngerti, tapi jangan buat egois kamu ngalahin rasa sayang kamu ke aku. Sha, aku serius sama kamu."

"Iya aku tau Sayang, aku juga sayang sama kamu dan nggak pernah punya niat buat punya yang lain."

"Yaudah, aku mau berangkat ya, kamu jangan lupa sarapan. I love you."

Alisha tersenyum, "i love you too."

"Ribut lagi?"

Alisha memasukkan hp nya ke tas lalu lanjut menaiki tangga seusai melirik pria yang barusan menegurnya, "Peduli apa sih lo."

"Ye serius gue nanya,"

"Udah deh ya jangan kepo."

Nino langsung mengacak gemas rambut Alisha, Alisha memang gemas jika sudah terlihat judes seperti itu.

"Ish!"

"Aw!"

Alisha tertawa ketika berhasil menginjak sepatu pemuda bernama Nino itu, "haha makanya jangan ganjeng. Pagi pagi bikin emosi sih." Alisha lalu berjalan cepat menuju loker nya.

Sesampainya di loker Alisha melihat teman shift nya sedang merapihkan baju habis salin.

"Eh Alisha."

"Lah, lo lebih lagi dari gue Rin?"

"Gue emang biasa pagi, lo mah lebay kek baru kenal. Btw suara apa tadi gue denger dibawah? Ngapain lo sama Nino?"

Alisha mulai memasang muka jijik nya, "Najis. Temen lo tuh, gak bisa liat cewek cantik sedikit."

Syerin terkekeh, "Alah lo juga, giliran berantem larinya ke Nino. Giliran baikan Nino terabaikan."

"Apaan sih Rin? Gue nggak pernah gitu. Dia nya aja sok perhatian liat status wa gue kalo lagi galau, idih."

"Ya dasar cewek ya galau dikit pasang status."

"Lo cewek juga kan Rin?"

"Iya, terus?"

"Lo nggak gitu apa?"

"Kadang-kadang."

"Sok polos lu setan."

🖤🖤🖤

Sabar. Prolog doang kok yang pendek. Next part akan lebih panjang. HAPPY RIDING 🤗

MY DEFENSE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang