‡ᮀ🥀; 01

31 5 15
                                    

"Selamat pagi mama" Mentari mengembangkan senyumannya, manis

"Selamat pagi kembali sayang" wanita setengah paruh baya itu menghampiri mentari dan tersenyum lebar.

Wanita setengah paruh baya itu bukan ibu kandung mentari, melainkan ibu kandung Arkana, ya Mentari menginap dirumah Arkana

"Mama, Ar belum bangun ya?"

"Masih dikamar, kalo belum dibangunin, ga akan bangun"

"Mentari izin bangunin Ar ya ma?"

Shawa tersenyum dan mengangguk, lalu mengusap pelan kepala Mentari

︿︿︿︿︿

"Arr banguun" Aku menggoyang goyangkan tubuh kekar milik arkana

aku menepuk jidatku dan berdecak sebal dengan arkana yang tidak juga merespon, seperti mayat

Tiba tiba tanganku tertarik dan aku terduduk di ranjang besar milik Arkana, Kulihat arkana duduk di kepala ranjang dan tersenyum sembari mengumpulkan nyawa,

"Selamat pagi tuan putri yang cantik" ujarnya

Aku selalu tersipu malu saat ar berkata seperti itu, aku  tersenyum melihat muka bantalnya, "tetap tampan" batinku

"pagi kembali sayang" aku langsung berdiri kesamping ranjang

"Ar, mau mandi dulu atau sarapan dulu?" tanyaku

"mau sama kamu dulu"

"Gak ada pilihan gitu, yaudah cuci muka sai
ma sikat gigi dulu sana sarapan aja biar mama ga nunggu lama"

"hoaaam, iyadeh"

Arkana berdiri dan menuju kamar kecil dengan langkah lunglai, sementara aku merapikan tempat tidur arkana, sangat berantakan.

︿︿︿︿︿

Arkana dan Mentari sudah berhubungan selama lebih kurang 3 tahun, mereka berpacaran sejak berada di sekolah menengah, sungguh menggelitik, keduanya memiliki rasa yang sama, cinta katanya.

Orang tua Arkana sudah mengenal Mentari sejak mereka berdua pacaran, orang tuanya tak pernah melarang karena Mentari bisa menjadi segalanya bagi putranya, Mentari sangat ramah sehingga membuat orang menyukainya dengan cepat.

Mentari juga tak dilarang dengan ibunya, ibunya percaya pada putrinya, ibunya juga mengenal sosok arkana dengan cukup baik, Ayah Mentari sudah meninggal dunia sejak mentari berumur 4 tahun, yang membuat ibunya menjadi single parent, ibu Mentari mempunyai perusahaan terbesar nomer 5 di Kota London, membuat Mentari hidup sangat berkecukupan.

︿︿︿︿︿

Pagi berganti sore, mentari duduk di kamar arkana sambil menonton drama di macbook milik arkana, sementara arkana membaca buku fisika, arkana sangat suka pelajaran fisika dan kimia,

"Hiks hiks"

Pandangan arkana beralih ke gadis manisnya, gadis itu menangis tersedu sedu, dan membuang lendir dari hidungnya ke tissue dan membuangnya di tempat sampah disamping ranjang

Arkana menoleh dan mengulum senyumnya, ia mengambil hp dan memotret Mentari dengan diam diam, Mentari tak sadar dan masih terfokus dengan drama yang ia tonton

Melihat itu arkana langsung menutup bukunya dan mengacak rambut milik mentari,

Arkana sudah sangat gemas dengan kekasihnya itu, ia tertawa dan menangkup wajah mentari dengan tangannya, dan tersenyum

"gemas gemas gemasssssss" Arkana mencubiti pipi mentari dan mentari hanya diam

"kenapa nangis? Endingnya ga memuaskan?" tanya arkana

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang