Mentari merebahkan badannya di ranjang, ia memikirkan kekasihnya yang membuatnya salah tingkah seperti ini, sebenarnya Arkana sering mengecup keningnya, tetapi setiap Arkana melakukannya Mentari selalu salah tingkah.
Mentari berteriak girang saking senangnya, kamarnya yang kedap suara membuat orang tak dapat mendengarnya, kalaupun bisa akan terdengar samar samar.
Mentari menaruh tas sembarangan dan mengambil ponselnya, lalu melihat wajah tampan Arkana, Mentari memang sangat sangat mencintai Arkana dengan tulus dan sangat mendalam.
︿︿︿︿︿
"Eh, Lo bukannya yg nabrak gue kemarin ya?" Mentari menaikkan sebelah alisnya, pria itu tersenyum tak enak "eh maksud gue, gue ga salahin lo, tapi mau tanya aja, bener kan?"
"Hehe iya" Pria terkekeh tak enak.
"Ooh jadi lo temen sekelas gue" Mentari mengangguk angguk dan kembali duduk ke mejanya.
Mentari berbalik kebelakang menghadap pria tadi "Oh ya, nama lo siapa?"
Pria itu menggeleng dan tersenyum aneh, Mentari menaikkan sebelah alisnya "Nama lo siapa?" Mentari kembali bertanya dan ditanggap seperti sebelumnya.
Mentari menghadap kedepan dan sibuk menyiapkan alat alat tulisnya "Aneh" mentari sedikit bergumam dan seorang guru wanita masuk, sepertinya dia wali kelas.
Wanita itu memperkenalkan dirinya, lalu mengatur kelas seperti tugas wali kelas biasanya dan mengabsen satu per satu siswa. Mentari mengingat bahwa ia menyanyakan nama salah satu pria dan tidak dijawab mentari mendengarkan absen dan "Gerhana Tonillyo"
Pria itu mengangkat tangannya, dan menoleh ke arah Mentari dan tersenyum aneh lagi.
Mentari menunjukkan deretan giginya dan tersenyum senang saat mengetahui nama pria itu.
︿︿︿︿︿
"Ar, bisa temenin aku beli buku nggak pulang ini?" Mentari mengibaskan bajunya yang sedikit tertempel debu.
"Bisa, aku juga mau ke toko buku" Arkana memasukkan tas nya kedalam mobil miliknya dan menyuruh Mentari masuk untuk segera pergi ke toko buku.
"kamu ga ada les?" Mentari bercermin di Ponsel miliknya
"Ga ada kok, ayolah" Arkana melajukan mobil miliknya, ia sengaja membawa mobil karena tadi pagi hujan melanda kota ini.
Tak butuh waktu sangat lama, mereka sampai dengan waktu yang tidak terlalu lama kurang lebih 25 menit.
Mentari turun dan meninggalkan tasnya di dalam mobil dan menggandeng posesif lengan Arkana.
"Kamu mau cari buku apa emang?"
"Cari Novel" Mentari menunjukkan deretan giginya.
"Aku kira mau cari buku buat belajar, dasar ya kamu" Arkana mengacak rambut milik Mentari. "Aku ke bagian ilmiah dulu ya?"
Mentari menggeleng gelengkan kepalanya,dan beracak pinggang "ck ck ck.." Mentari tak bisa dibuat berkata lagi oleh otak milik Arkana.
Arkana tersenyum dan berbalik meninggalkan Mentari yang sibuk menyelami dunianya.
Mentari mencari novel yang pas untuknya, dan dia mendapatkan 3 novel untuk menemani hari harinya jika di waktu luang agar tidak bermain ponsel saja.
Arkana tenggelam dalam dunianya, buku buku pengetahuan ilmiah, rumus rumus yang membuatnya bahagia, dan mencari hasil dari soal yang sulit.
"Ar aku udah" Mentari berlari kecil ke arah Arkana dan berdiri di hadapan Arkana.
"Sebentar lagi ya sayang" Arkana masih mencari buku yang ingin dia beli, dan 5 menit kemudian Arkana mengambil buku yang sedikit tebal dan tersenyum puas. "udah dapet nih" Arkana menunjukkan bukunya pada Mentari dan dibalas senyuman
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped
Fiksi Remaja"Jalan yang semesta berikan jangan disalahkan, itu sebuah pengalaman untuk melangkah terus kedepan"